Rencana

545 34 53
                                    

Hampir pukul sebelas siang ketika sekretrisku, Mizuki Saeko membawa kabar itu. Ayahku, Eisuke Hayami meminta bertemu di kediaman Keluarga Takamiya, untuk membicarakan rencana pernikahanku dengan Shiori ,____kembali.

Aku membuang napas kasar.

Kembali mengecek email, belum  juga ada jawaban dari dr. Kenneth Yeo tentang  permintaan janji temu denganku.

Mizuki masih menunggu di hadapanku,___ perintah apa yang ingin kusampaikan? Benakku masih belum bisa menyusun rencana, masih belum ada harapan, sementara pihak Takamiya terus mendesak agar melangsungkan pernikahan secara tertutup antar keluarga, mereka menyangka itu jalan satu- satunya untuk menyadarkan Shiori dari depresi dan patah hati.

Mereka tak tahu jika kulakukan itu, akan menghancurkan hati dan hidupku, juga hati gadis yang kucinta.

Aku tak bisa biarkan.

Ini tak boleh terjadi.

"Tuan, apa rencana anda?" Mizuki bicara dari balik punggungku.

Sementara aku masih menatap arak- arakan awan di langit Tokyo dari jendela ruangan kerjaku.

Rasanya aku sangat iri pada burung- burung yang terbang bebas kesana kemari, sementara aku masih dibelenggu dengan kenyataan yang sangat menyakitkan.

"Apa perlu kuhubungi kembali Wedding Organizer?"

"Tidak perlu!!" Sergahku cepat.

"Lalu,___?"

Aku menghembuskan nafas kembali.

"Jangan lakukan jika anda tidak yakin Tuan." Tambah  Mizuki

Aku bergeming mendengar ucapan Mizuki, meskipun selama ini kerap kusembunyikan isi hatiku yang sebenarnya, Mizuki tetaplah Mizuki, dia bisa merasakannya, aku tak pernah yakin untuk menikahi Shiori.

"Aku perlu waktu , agar Shiori mendapat penanganan terhadap depresinya." Jawabku pelan, lebih bergumam pada diriku sendiri.

"Apa karena kondisi Nona Shiori yang membuat anda ragu untuk menikahinya? Tapi kurasa bukan,___ anda tidak perlu menyangkal Tuan, jika anda tidak yakin karena isi hati anda berbeda, perjuangkan, tanpa perlu anda katakan, aku tahu telah terjadi sesuatu antara Maya dan anda."

Ku tolehkan sedikit kepalaku untuk melihat Mizuki lewat bahu.

Meski dia berkata sambil lalu sembari membereskan dokumen di meja kerjaku, aku tahu ucapannya mengandung makna tertentu.

"Apa maksudmu Mizuki?" 

"Anda mencintainya." balasnya cepat

"Tunanganku? Shiori?"

Mizuki tertawa sumbang. " Bukan, maaf bukan maksudku sok tahu."

"Kau selalu sok tahu." Jawabku cepat.  " Dan kau selalu ingin tahu." Tambahku

"Maaf, bukan bermaksud lancang Tuan, anda tiba- tiba membatalkan rencana pernikahan anda dengan Nona Shiori, lalu setelah Nona Shiori mencoba bunuh diri anda kembali di desak menikah dengannya, Cinta tak akan seperti itu, jika anda setujui, tak akan ada akhir bahagia diantara kalian bertiga."

"Bertiga?" Tanyaku tanpa melihat wajah Mizuki. Sejelas itukah kerumitan hidupku dimata Mizuki?

"Ya, anda mencintai Maya, Maya juga akhirnya mencintai anda, dan percayakah anda jika tanpa kehadiran Nona Shiori diantara kalian bertiga, anda dan Maya juga tidak mungkin menyadari perasaan satu sama lain?"

"Itu menurut pendapatmu. Tak perlu kujelaskan yang sebenarnya." Jawabku singkat, entah mengapa debaran halus terasa menjalar di dadaku, mendengar ucapan Mizuki tentang Maya mencintaiku, rasanya tiba- tiba  aku dirundung rindu.

The Shape Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang