Hidup Baru

446 33 166
                                    

WARNING!!!!

Mak, part ini mengandung kata- kata baper tingkat dewa, dan mature content,...

Agar merasa tak dinodai jika ga berkenan boleh ga usah baca ya, Otor ga maksa.

Otor terhura, part sebelumnya komennya tembus 100 lebih, ini hadiah bagi komentator sejati,...

makin banyak komen Mak segera apdet lagi, Uhuuuyyy!!!

**************

                                                        Cinta tidak akan tersesat!

                                             Sejatinya cinta selalu tahu jalan pulang

                                                    Sekuat apapun aku berlari

                                                  Sesering apapun aku mengelak,

                                    Pada akhirnya kau tempat terakhir yang aku tuju

*******

Kutatap gadis yang berdiri dihadapanku, kuraih jemarinya, ia yang terbelalak saat mendengar permintaanku, dan hanya sempat merapikan diri sebentar, tatanan rambutnya masih indah, gaunnya juga , jas yang kukenakan sudah kembali padaku, meski tanpa dasi, yang terlalu remuk untuk dikenakan kembali.

Pendeta yang tersenyum tanpa henti, ketika kuungkap keinginanku, menikah pada pukul 3 pagi, Ia pasti telah menebak siapa gadis yang bersamaku kini, dan dari wajahnya ia akhirnya paham, alasanku yang menolak menggunakan nama Hayami, dan kini ia pun mengerti siapa gadis yang kulindungi mati- matian hingga harus pergi meninggalkannya sendiri, tak main- main, aku menikahi seorang artis besar diam- diam, dikuil yang selalu kusingghai kala ingin menyepi, Pendeta adalah pria yang kuanggap teman berbagi selain Hijiri, padanya tak pernah kusembunyikan isi hati,  sementara kedua Maki yang berada dibelakang kami, terus senyum- senyum sendiri, membawa baki, dimana sebuah kotak berisi sepasang cincin berlian yang selalu kubawa setiap kali hendak menemuinya, selalu siap di kantong celana.

Aku tahu, keinginanku hanya satu saat  berjanji untuk menjemputnya dalam kondisi yang lebih baik, status sebagai pria bebas tanpa terikat, dan ketika memulai usaha, aku ingin menikahinya suatu hari nanti,  dan itu adalah janji!!

Pagi ini aku menepatinya, meski,... tanpa pesta mewah, tanpa keluarga, tanpa sahabat, tanpa relasi yang hadir,  namun  aku berhasil membuat matanya kembali berbinar indah, rona wajahnya kembali, ia berseri- seri, mengangguk pelan ketika kutanya kesediaannya, untuk diperistri, tanpa persiapan, kecuali kedua hati, yang sedari dulu telah siap untuk disatukan. Itu sudah cukup, aku tak perlu pesta dan tamu- tamu, kuyakin dia juga begitu. Hanya perlu sah di depan agama dan negara, ia terus akan kuboyong pulang, kedalam istana yang kubangun untuknya.

Kuucapkan janjiku, untuk setia mencintai dalam suka dan duka, untuk membahagiakannya, menyayanginya, melindunginya, dan memberinya banyak anak, dan ucapanku membuat wajahnya tersipu, kembali merona, Ah,... Cantiknya !!!!

Ia yang bersuara merdu, lembut dan syahdu, memberikan hati, jiwa dan raga hingga maut memisahkan, dan akan mencintaiku sepanjang kehidupan dan setelah kematian.

Aku bergetar mendengar janji setianya, meresap hingga ke palung jiwa, hatiku hangat, aku pria yang sangat bahagia, dan aku berharap Hijiri tak melewatkan momen ini dengan kameranya.

Kusematkan cincin di jari manisnya, kini kedua tangannya kuiikat dengan kedua cincinku, berharap ia tak akan melepasnya, sepanjang di dunia.

Dan ia juga balas mengikatku dengan cincin polos di jari manisku, aku bangga mengenakannya, dan dadaku membuncah senang, menyadari status dalam hidup baru, sebagai suaminya. Dan kusambut ia dalam suka cita, sebagai istriku, Ratuku.

The Shape Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang