Aku tak pernah bilang bahwa hubungan tak pernah ada debat.
Aku hanya ingin tiap kali kita berdebat, tak ada yang berubah.
E.H
*******
Jika tadinya Maya yang mencairkan suasana, meski ketidak tahuannya terhadap kedua orang tamu yang berada di ruang tamu, maka setelah Maya naik ke kamar untuk berpamitan menyiapkan diri,--- yang tersisa hanya rasa tegang dan canggung merayapi hati.
"Sampai kapan Tuan, anda akan mengenalkan diri anda yang sebenarnya pada istriku ?" Tanpa basa basi aku langsung pada inti, tak tahan melihat sandiwara yang berkepanjangan, terlebih melihat keluguan Maya yang dengan tangan terbuka menyambut dua orang pria yang pernah berbuat konspirasi ingin merampas kebebasannya.
"Bukankah seharusnya kau yang mengenalkanku pada istrimu ? Atau kau anggap hanya Fujimura yang pantas kau ceritakan sebagai ayahmu ??! Fujimura yang kau lekatkan pada nama belakang istrimu ??!! " Suara tua itu mendadak meninggi, Matanya yang tajam berkilat menyambar dan membuatku semakin tegang--- Apa pula itu ? Mengapa suaranya kedengaran seperti Pria cemburu ?
Udara berderak,---- panas.
"Jauh sebelum aku seharusnya mengenalkan anda, anda sudah buat sandiwara seorang 'kakek' baik hati pada Maya, katakan Tuan, sebagai apa seharusnya aku mengenalkan anda ? Eisuke Hayami atau Tuan Besar, pemimpin tertinggi Daito yang berkuasa dan bertanggung jawab terhadap kontraknya yang direkayasa ?" Suaraku terlalu dingin, lebih dingin dari seharusnya, setiap kata- kataku terasa bagaikan kepingan sakit hati, paduan dendam, kombinasi kecewa dan rasa marah, luapan atas penghinaan yang pernah dilempar dan dimuntahkan kewajahku.
"Atau sebagai ayahku yang melalui pengacaranya menggunakan kontrak usang untuk menolak mengakui pernikahannya denganku----entah itu karena pernikahan kami tak cukup pantas atau tidak untuk standarmu, atau karena anda ingin merantai kebebasannya agar tetap berada di lingkup kekusaannya? " Tumpah sudah semuanya,--- aku tak ingat untuk menuntut sikapnya yang tak pernah adil padaku, sikapnya yang terlalu kejam padaku, ataupun pemaksaan kehendaknya hingga aku memilih untuk melepaskan apa yang kumiliki. Tidak ! Saat ini aku berdiri dihadapannya sebagai seorang suami yang membela hak-hak istriku,--- dan jika ia datang untuk merebut paksa istriku, maka aku akan berjuang untuk kebebasannya !
Diam.
Angin musim gugur yang bertiup seakan enggan mengisi ruang- ruang di sini, udara mendadak gerah dan sangat panas, meski tak kukenakan dasi, meski kerah kemejaku satu kancing teratas terbuka, entah mengapa rasanya Jas yang kukenakan lebih berat dan terlalu hangat.
Aku masih berdiri, dan dia menatapku tak terlalu jauh,----
Hingga akhirnya dia yang mengalihkan pandangannya keluar melewati jendela- jendela kaca yang luas, yang hanya ditutupi tirai putih yang tipis,
Rumahku bisa dikatakan hampir menyerupai rumah kaca, karena lebih banyak kaca tebal yang mendominasi dari pada bangunan tembok- temboknya yang di cat berwarna putih, seharusnya ruangan itu melapangkan hati siapa saja yang berada dalam ruangannya,
Kali ini, rasanya dadaku dihimpit oleh batu raksasa, hingga sulit sekali kucari udara untuk bernapas.
"Tuan Muda, sebaiknya,--- bicara disana saja, agar tak terdengar Nyonya Maya."
Paman Asa tiba- tiba mendorong kursi roda ayahku melintasi ruang tamu dan membuka pintu geser menuju balkon yang menghadap ke bibir pantai.
Masih dalam diam Paman Asa memberikan tanda agar aku mengikuti ayahku, aku tahu,--- pembicaraan ini harus terjadi. Dan ironisnya, mereka tetap ingin mempertahankan sandiwara, agar Maya tak tahu sama sekali--- lalu apa yang harus kukatakan, ' Maya, sayang, pria ini Eisuke Hayami, dia ayahku tapi dia tak jahat padamu, begitu ?' Menggelikan, bahkan mendengar nama Eisuke Hayami saja sudah membuat istriku gemetaran !!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shape Of My Heart
רומנטיקהBanyak yang penasaran ga setelah baca Vol 49, dari Topeng Kaca, apa kira- kira isi Hati Masumi Sama? Yang introvert, yang kelihatan sangat cemburuan, yang kelihatan posesif, tapi sekaligus rapuh dan kesepian? Yang suka ngomong ga sesuai dengan kenya...