Maya (2)

236 31 80
                                    

Kuusap lenganku yang terbentur, dan kekasaran dua orang pengawal yang membuatku terkejut bukanlah apa- apa dibanding mengetahui siapa yang kini duduk disampingku, wajah cantik wanita itu seakan menghilang, tergantikan dengan raut mengeras tanpa senyuman, tatapannya menyala dalam keheningan, membuatku sedikit menciut dalam temaramnya suasana yang sedikit mencekam.

"Nona Shiori,....." Mataku melebar, melihat raut wajah yang semakin tajam menatapku dalam kemarahan.

Memangnya apa salahku?

"Dimana dia??!! Suaranya melengking tinggi.

Aku mengerutkan keningku, tentunya aku tahu apa maksud pertanyaan itu, aku segera memasang akting tak tercela diwajahku.

"Apa maksud anda Nona?" Aku balas bertanya, berusaha menguasai debar jantung yang bertalu- talu.

"Jangan pura- pura bodoh Maya!! Kau tahu aku bertanya tentang siapa!" Hardiknya tajam.

Aku terdiam. " Aku tak tahu maksud pertanyaan anda, jadi bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan anda." Sekarang kubuat wajahku tampak polos tanpa dosa, jujur, aku juga tak tahu harus menjawab apa, aku juga ingin tahu dia dimana. 4 bulan berlalu tanpa berita, hatiku yang merindu semakin rindu, tidurku semakin gelisah, kesedihan sering datang membawaku pada ragu, kini wanita ini yang pernah bersatus tunangan dan calon istrinya malah bertanya padaku, aku tak tahu harus menjawab apa, merasa sedih atau malah ingin tertawa.

"Masumi!! Dimana dia?"

"Mengapa anda berfikir aku mengetahui dimana Pak Masumi berada ? " Balasku bertanya.

Kini wanita itu menatap lurus wajahku, seakan tatapannya bisa merobek jantungku dan melihat kejujuran dari kata- kataku.

"Jangan bohongi aku, aku tahu diantara kalian ada sesuatu!" hardiknya kejam.

"Sesuatu? Boleh aku tahu sesuatu itu apa?" Kini aku bahkan heran dengan keberanian yang aku punya, aku tak lagi merasa terintimidasi seperti dulu, karena aku baru tahu wanita ini selalu memiliki muslihat dan propaganda yang sangat licik, membuatku berkali- kali menjadi pihak yang dituduh bahkan dengan perbuatan yang tak pernah aku lakukan.

"Jangan berlagak kau bisa berakting di depanku Maya!! Aku tahu sejak kalian bersama di Astoria, kalian sangat dekat dan,___" Ucapannya tak pernah selesai, kulihat ia seperti ikan tanpa air, wajahnya merah padam, dan napasnya mulai tersengal.

"Nona, aku tak tahu yang anda bicarakan, yang jelas aku sama tidak tahunya tentang keberadaan Pak Masumi, mungkin sebaiknya anda bertanya pada orang yang lebih tepat."

"Tepat? Tepat Katamu??!!! Aku melihatnya terakhir kali keluar dari lift basement apartementmu, sejak saat itu dia dikabarkan menghilang, kau ingin mengelak? Kau ingin membuatku seperti orang bodoh, kau masih ingin berpura- pura tidak terjadi apapun dengannya? Kau kira dia membatalkan pernikahan kami karena siapa??!!!" Kini wanita itu menjerit, bahkan tubuhnya sampai condong kearahku, kukunya yang dicat warna merah mencengkram tas tangannya dengan sangat kuat, aku yakin ia tengah membayangkan bisa menghajarku dengan caranya menatapku dengan gemas seperti itu.

Aku tak bergeming, selama 4 bulan ini aku belajar menata hatiku, belajar melindungi diriku sendiri, aku belajar untuk tak bergantung dan berharap pada perlindungan siapapun, sejak ia berpamitan padaku, aku tahu harus melindungi diriku sendiri.

"Benarkah? Apakah anda baru saja mengatakan jika kalian batal menikah karena aku? Dan mengapa aku?" Keningku berkerut semakin dalam. Aku tahu Pak Masumi tidak akan menyebutku sebagai alasan pernikahannya batal, wanita ini masih terus saja membual dan menyudutkanku!

"Sebaiknya kau berhenti berpura- pura padaku Maya!! Apa yang dilakukan Direktur Daito tengah malam hingga dini hari di apartementmu??!"

"Bukankah anda baru saja mengatakan bertemu dengannya? Mengapa saat itu anda tak tanyakan langsung padanya? Jujur saja, aku juga tak tahu mengapa Direktur Daito dini hari berada di lantai basement apartementku. " Aku tak membual, aku baru tahu kenyataannya sekarang, jika Pak Masumi meninggalkanku pada dini hari, disaat aku masih tertidur dan merasa dia masih mendekapku, ternyata,__ dia sudah pergi meninggalkanku, lagi. Dan hatiku begitu nyeri,__jika kutahu ia akan pergi secepat itu, aku tak akan tidur dan memilih memandangi wajahnya,......

The Shape Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang