Sepanjang perjalanan, didalam mobil aku dan Ryu duduk berdampingan sementara supir mengemudi dengan kecepatan sedang, aku lebih banyak diam, merasa tak tenang, dengan ungkapan perasaan Ryu yang terlalu terus terang. Ia terus saja bercerita tentang pekerjaan, tentang artis- artis yang membuat kepalanya pusing dan beberapa skandal yang melibatkan artis dan aktor Daito yang menguras perhatian dan energi. Aku turut bersimpati, selama ini aku tak pernah tahu, karena Direktur Daito yang lama pandai menyembunyikan semua, menutup rapat apapun, bahkan isi hatinya.
"Hei,.... Maya!! Kau melamun lagi, aku seperti bicara sendiri sekarang." Ucapnya sembari melambaikan tangan di depan wajahku.
Aku tergagap malu, ketahuan melamun dan pikiranku kemana- mana.
Kutatap jengah pria yang mengenakan stelan jas biru gelap dengan dasi bergaris tipis senada.
"Maaf, aku mendengarmu Ryu."
"Oh ya? tapi kau diam terus, apa yang kau pikirkan?"
"Ternyata menjadi Direktur Daito begitu berat." simpulku cepat,
Ryu tersenyum lalu tertawa kecil. " Terimakasih atas simpatimu, setahun lebih aku menggantikan Tuan Masumi, aku semakin kagum padanya, padahal saat ia memegang tampuk pimpinan, tak sedikit bahaya dan ancaman yang datang, bahkan saat ia memutuskan membatalkan pernikahan dengan Nona Shiori, aku tahu Daito mengalami guncangan hebat, para direksi menyerangnya, tapi ia tetap terlihat tenang, ia terlihat sangat santai dan bisa mengendalikan serangan yang bertubi- tubi. Aku sampai tak habis pikir hingga sekarang, jika Tuan Masumi hanyalah anak sambung Tuan Besar, tapi keduanya sangat mirip, melihat Tuan Masumi yang pekerja keras, orang bilang seperti halnya melihat Tuan Besar saat seusianya, amat disayangkan, hanya karena menolak meneruskan perjodohan, Tuan Masumi melepas semuanya dan memilih pergi, berbulan- bulan Nona Shiori selalu datang ke kantor menanyakan kabar tentang Tuan Masumi, Mizuki pun kewalahan menjawabnya, Tuan Masumi menghilang tanpa jejak sama sekali." Ryu menghela napas, membuatku semakin jauh berfikir.
Benarkah? Hanya karena perjodohan ia memilih pergi? Ia ingin mempertahankanku? Ia memilihku? Tapi mengapa ia tak membawaku serta? Apa baginya karirku saat ini sangat penting? Hingga ia juga korbankan perasaan dan hatiku.
Hatiku mulai gerimis memikirkannya, mendung menggelayut di dadaku hingga untuk bernapas pun tak bisa.
"Apa kau pikir Tuan Masumi pergi dan menolak perjodohan itu karena mencintai wanita lain?" Wajah Ryu menatapku.
Deegg!!! Jantungku berhenti berdetak.
Wajahku panas seketika, " Eh, Oh... itu aku tak tahu." Ucapku lalu cepat membuang pandangan ke jendela.
" Sulit untuk mengorek informasi dari Mizuki tentangnya, tapi Mizuki pernah bilang, Tuan Masumi punya seseorang yang ia kagumi, seorang artis, tapi tak berani mengungkapkan perasaannya, ia memilih memendam sendiri. Aku penasaran, seperti apa artis yang sangat ia kagumi, kau tahu lah, level Tuan Masumi begitu tinggi, tak pernah obral janji dan asal mengagumi orang, aku yakin artis itu sangat istimewa hingga Tuan Masumi yang begitu dingin dan kaku sampai memujanya."
Apa Ryu akan tetap mengagumi Pak Masumi, jika saja ia tahu artis yang dimaksud itu aku?
Entah apa tepatnya kini kurasakan, semua rasa menyeruak timbul tenggelam di dasar dada, aku merasa tersanjung sekaligus terdampar, mendengar pria pujaan hati juga menyanjungku sedemikian rupa meski dalam hati, mengapa aku tiba- tiba sangat percaya diri? Jika yang dikagumi Tuan Masumi bukanlah aku, apa hatiku yang telah hancur tak berubah menjadi abu?
Seketika rasa ragu kembali datang menghampiri, merayap hingga kedasar hati, teringat kata- kata Nona Shiori, jika ia telah memilih wanita lain dan menikah dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shape Of My Heart
RomanceBanyak yang penasaran ga setelah baca Vol 49, dari Topeng Kaca, apa kira- kira isi Hati Masumi Sama? Yang introvert, yang kelihatan sangat cemburuan, yang kelihatan posesif, tapi sekaligus rapuh dan kesepian? Yang suka ngomong ga sesuai dengan kenya...