Jayendra, yang lebih akrab dipanggil Jey, adalah laki-laki muda yang tidak pernah jatuh cinta. Karena banyak masalah dalam hidupnya yang lebih penting daripada jatuh hati. Pertemuannya dengan gadis yang juga tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, akan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam sepi berkelana sendirian, ditengah riuh angin malam. Dirinya bertekad terus pergi entah kemana, dirumah dia merasa tidak pernah ada artinya.
Selalu salah, harus terus sabar. Tapi dia tidak pernah dikasih kesempatan berbicara, kalau boleh jujur. Capek, nurutin dan bahagian banyak orang. Kadang pengin rasanya dingertiin, ditanya apa yang diinginkan. Tidak melulu soal menuruti semua hal yang tidak sesuai, semua kadang egois dimata orang lain.
Padahal mereka semua cuman mau hidup baik, buat dirinya sama orang lain.
Pacuan motor itu melesat, begitu tangisan air matanya jatuh tidak terbendung. Suara ambulance terdengar, dirinya hanya menatap lemah orang yang menghampirinya jatuh dijalanan.
"Ternyata dunia masih menginginkan gua hidup" decihnya sebelum semuanya gelap, seakan kejadian ini hanya mimpi.
Putra kedua dari Damian Yusawirya, mengegerkan rumah sakit tempat dirinya bekerja. Seorang dokter dan penerus rumah sakit ini, buru-buru pergi ke tempat putranya Jayendra Arsa Yusawirya.
Rianty Liony Yusawirya, terus menangis. Semua kesalahannya, tidak bisa menghentikan pertikaian antara Ayah dan anaknya.
Jayendra yang biasa dipanggil Jey, anak yang mencintai kebebasan. Selama ini dia tidak sekalipun menyusahkan Rianty, tapi maniak suaminya yang mau ketiga putranya menjadi Dokter.
Membuat pecahan dikeluarga Yusawirya, Arjuno Rakyan Yusawirya. Anak bungsu dari Rianty dan Damian, yang selalu ada dipihak Jey. Karena menurutnya, kakak yang paling keren dan hebat dimatanya hanya Jey seorang.
Walaupun kakaknya Tarendra Suma Yusawirya, selalu dianggep lebih hebat sama Ayahnya dan orang-orang sekitar.
Juno yang mau ikut ke rumah sakit ditahan Taren, dia tau kondisi rumahnya setelah perseteruan panjang ini bakal terus panas. Kalau ada Juno, yang bakal belain Jey. "Lepas! Abang tau apa soal perasaan! Yang abang tau cuman pengakuan orang-orang kalau lu hebat!" Tangan Taren dilepas.
Juno pergi dengan motornya, Taren buang nafas pelan. Semua bakal berantakan, dia tidak seperti yang adek-adeknya kira. Dirinya suka dunia kedokteran, itu bukan paksaan dari Ayahnya. Makanya sejauh ini dirinya menjalani kuliah kedokterannya disalah satu Universitas ternama Indonesia dengan bahagia.
Taren tau, kalau Ayahnya salah mengajak kedua putra lainnya. Dengan mengatakan kalau mereka berdua harus jadi layaknya Taren, dia benci harus diasingkan diantara adek-adeknya.
