16. Karma

268 42 1
                                    




.




.





.


Jane natap dirinya dicermin, dia memuji dirinya yang lebih cantik dari biasanya. "Kalau takdir mau gua bersama, semua orang bakal tau. Obsesi gua jadi sebuah doa"

Pertemuan kali ini dia berharap banyak, "Ayo berangkat" mendengar perintah Ayahnya. Jane siap-siap masuk ke mobil, sangking semangatnya dia tersenyum natap jalanan yang gelap.

"Ayo silahkan duduk" Rianty menatap Jane dengan senyum tipis, dalam hatinya miris melihat penampilan Jane. "Apa kamu satu angkatan sama Jey?" Jane menggeleng sambil tersenyum ke arah Rianty.

"Satu kelas diatasnya" tetep aja pakaian anak baru legal tidak seharusnya seperti ini, apa yang dipikirkan suaminya?

Kakek Yusawirya dateng tanpa undangan, buat Damian kikuk. Ayah Jane tentu senang melihat kedatangan pemilik perusahaan, "Kenapa saya tidak diundang apa ada yang salah? Perkenalkan putra saya yang terakhir" Mata Jane menatap takjud laki-laki didepannya.

Rianty menahan emosinya untuk tetap tegar, beda dengan Damian yang ngepalin tangannya tidak setuju.

"Tidak pak, saya disini menjalanin bisnis besar"

"Ohh begitu, tapi tidak seharusnya bisnis besar bisa ditangani tanpa persetujuan pemilik" Ayah Jane natap Damian minta penjelasan, "Saya kira ini sudah dalam persetujuan bapak"

"Tidak masalah, apa kesepakatannya?"

"Putri saya"

Kakek Yusawirya smirk ditengah menyesap minuman, "Bagaimana bisa menjual putri demi harta? Apa kamu percaya diri kalau saya akan berikan putra saya. Kenapa tidak pada anak pertama? Kan seharusnya seperti itu" Jane ngerasin rahangnya denger ide dari kakek Jey.

"Tidak bisa, anak pertama saya sudah bahagia"

"Ohh ya? Kenapa tidak bisa? Lagian kamu hanya pegawai dirumah sakit. Jangan berlaga kamu punya semuanya Damian, kamu ga bisa hancurin anak pertama kamu tapi bisa patahin dia sebagai gantinya. Ayah macam apa kamu ini!!"

Seruan kakek Yusa mampu buat keluarga Jane mundur, dan pamit pergi. "Jangan pergi ku mohon" permintaan Damian tidak digubris.

Plakk

"Uang bisa dicari, Ayah tidak pernah memaksa kamu menikah dengan siapapun. Walaupun dulu perusahaan turun, karena Ayah mau anak-anak bahagia, sama pilihannya sendiri"

Rianty gemetar memegang wajah putranya, tapi belum sampai. Dia ditarik suaminya pergi, "Jeyyy!" Teriak Mamanya sambil menangis.

"Kuat, hadapin semua hal yang lebih dari ini"

"Kakek, Jey punya pacar. Anak baik, walaupun bukan dari keluarga yang Ayah harapin"

"Tidak masalah, cinta itu membangun seseorang jadi lebih baik. Jadi pertahanin kalau emang dia orang yang tepat"

"Nenek kamu dulu anak beasiswa, Kakek dulu tidak punya tujuan hidup sampe nenekmu dateng. Dia ceritain semua impiannya jadi dokter hebat, dan bisa bantu orang. Makanya kakek berusaha buat rumah sakit, beda dengan Ayahmu. Dokter hanya dijadikan patokan sukses seseorang, padahal bisa seperti nenekmu. Dia bisa mendirikan rumah singgah untuk anak-anak yang ga mampu, dan menurutnya itu arti sukses. Sukses buat orang lain ikut merasakan apa yang kita punya"

Dear Jey | Jaesoo ft Jungkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang