Selamat membaca, ya.
Jangan lupa vote:)
Jangan lupa senyum
Jangan lupa makan
Jangan lupa mandi
Jangan lupa ngerjain tugas😭
Dah lah, lanjut....
****
"Ciluk BAAAA!"Yuci Adeliaz, adalah adik Uzi yang kini sudah berusia dua bulan. Uci panggilannya, bayi itu sedang bermain bersama Uzi didalam kamarnya. Uzi bahkan jarang keluar, latihan silat saja ia sudah jarang hadir sampai nanti adiknya berusia tiga bulanan.
Jangan bilang saat melahirkan Uci kondisi Sopi baik-baik saja. Wanita itu terkulai lemas karena kehabisan bantal darah. Begitu juga dengan Uci yang harus dimasukkan kedalam inkubator karena belum cukup umur untuk dilahirkan. Beruntung nya, setelah seminggu dirawat Sopi dan Uci sudah diperbolehkan pulang.
Uzi tersenyum. Ia mencium gemas perut Uci. Dipegangnya tangan kecil Uci untuk diciumnya. "Mau apa?" tanya Uzi pada Uci yang menggeliat tak nyaman.
"Mau mimik? Mama belum pulang dari pasar," kata Uzi menjelaskan.
Uci menatap Uzi tanpa kedip. Tangannya satu lagi terulur untuk mengusap pipi Uzi. Uzi makin gemas, ah, sungguh ia sangat menyayangi adiknya ini lebih dari apapun. Uzi mendongak, matanya menatap seorang pria yang berada diujung pintu. Liko, di sana pria itu tengah menatap Uzi dengan sorot mata yang sulit diartikan.
Marah, benci, sedih, dan kecewa bercampur jadi satu. Banyak cara telah Uzi lakukan agar Liko bisa menemui Sopi dan Uci. Nyatanya, pria itu tetap memilih istri keduanya dan anaknya.
Uzi berdecih saat Liko hendak mendekati Uci. "Mau apa?!" tanya Uzi tanpa menolah pada Liko.
"Jenguk kalian."
"Pulang sana."
"Ini rumah saya," ingat Liko meninggikan suaranya membuat Uci menangis.
Segera Uzi menggendong Uci. Ia juga belum cukup pandai menggendong Uci, tapi ia berusaha supaya bisa walaupun masih kaku. Uzi membawa Uci keluar kamar. Ia tak ingin berhadapan dengan Liko lagi.
Ayah macam apa dia? Bahkan, saat Sopi menunggu Liko untuk memberi nama, Liko malah tak hadir sama sekali. Uzi yang geram pun lantas memutuskan untuk langsung memberi nama Uci tanpa kejadian Liko tentunya.
"Sini, saya mau gendong."
"Nggak punya malu?!" tanya Uzi.
"Lebih baik kamu ke sekolah sekarang," kata Liko.
"Uzi, Mama udah pulang. Mas, kamu disini?" Sopi datang dengan plastik belanjaan nya.
"Sana kamu ke sekolah. Sini Uci."
Uzi memberikan Uci pada Sopi. Selanjutnya, ia menyalami Sopi lalu mengambil tasnya dan pergi ke sekolah. Uzi tak menyalami Liko, untuk apa menyalaminya, toh dia sja tak peduli.
***
Saat mendekati jam istirahat, Uzi mendengar suara ribut didepan kelasnya. Dengar-dengar suara ini seperti suara.... tapi entahlah, Uzi juga kurang tahu mengenai suara orang. Kurang kerjaan sekali dia menghapal suara orang.
Dan benar saja, saat keluar Uzi dapat melihat Uri dan Drax-anggota Arktik tengah berada didepan kelasnya. Uzi menaikkan sebelah alisnya, ternyata incaran Uri seperti Drax. It's oke, kalau nanti Uzi ingin pacaran, ia juga tak ingin punya pacar yang sikapnya seperti Uri.
KAMU SEDANG MEMBACA
UriUzi [ END ]
Novela JuvenilSpin off Garuda *** Auristela Keisya, cewek tomboi yang nggak suka basa-basi. Iya, ya, iya. Nggak, ya, nggak. Uri panggilannya, semua olahraga ia lakukan, bahkan mengunjungi semua tempat latihan khusus olahraga yang tempatnya terkadang hanya diisi...