Nungguin ga?
Canda nungguin😭Sebelum baca vote dulu, ye.
Kalau ada typo komen aja nanti aku perbaikiSelamat membaca;)
***
Hujan deras yang mengguyur bumi membuat Uri malas melakukan semua pekerjaan. Disaat orang lain hari ini latihan silat, justru Uri malas untuk pergi latihan. Bang Arif pun sudah menghubungi Uri untuk segera datang karena hari ini adalah hari kenaikan Uri naik sabuk.
Bukannya tak ingin naik sabuk, tapi keadaan hujan diluar yang sangat deras membuat Uri cukup takut untuk menyetir sendirian. Didalam kamarnya, Uri sudah mengacak seisi kamarnya. Bed cover yang sudah berjatuhan bercampur aduk dengan guling dan bantal.
"PR belum selesai. Udah satu minggu nih. Malas banget deh gue kalau udah numpuk begini." Uri bergumam seraya mengacak rambutnya malas melihat tumpukan buku yang sudah menunggu untuk di selesai.
Bunyi pintu terbuka berhasil mengalihkan perhatikan Uri. Rima tersenyum geli menatapnya. Wanita paruh baya itu segera berjalan mendekati Uri.
"Ada tamu," ujar Rima tersenyum geli.
"Siapa?"
"Ganteng."
Uri memicingkan matanya. Ganteng? Siapa ganteng? "Dimana?" tanya Uri.
"Diruang tamu, dia sama Ully. Mama rasa, dia orang yang sama pas jenguk Ully sakit," ujar Rima.
Segera, Uri berjalan keluar kamarnya untuk melihat siapa yang datang. Di pikiran nya, sudah ada nama cowok yang membuat Ully cepat akrab dengannya. Dan benar saja, sudah ada Uzi yang tengah duduk bersama Ully.
"Ngapain lo?" tanya Uri ketus.
"Disuruh Om Arif latihan."
"Malas."
"Naik sabuk."
Uri menghela nafas panjang. "Gue malas nyetir."
"Gue jemput lo."
"Terus pulang?"
"Gue antar bodoh," kata Uzi tanpa ekspresi.
Uri berdecak kesal. "Gue ganti baju dulu," ujar Uri lalu pergi berlalu meninggalkan Uzi dan Ully.
Cepat-cepat Uri mencari baju silatnya. Cukup lama ia mencari karena tak bertemu. Beginilah, kalau di cari pasti tak bertemu, coba saja kalau tak dicari pasti datang sendiri. Perasaan kemarin, setelah Uri mencucinya, ia menjemurnya diluar.
Tak peduli lagi dengan Uzi yang sudah menunggu. Kalau Uzi pergi ya lebih baik karena Uri tak ada niatan untuk naik sabuk. Uri pun hanya memakai tanktop karena baju kaus yang ia pakai sudah di lepas karena rencananya akan memakai baju silat.
Uri terduduk di atas kasur. Ia sudah menyerah mencari baju silat yang entah dimana letaknya.
Ceklek
"AAAA. ANJIR KELUAR LO!" Uri melemparkan bantal nya pada Uzi yang dengan berani nya membuka pintu kamarnya.
Uzi kaget. Ia pikir, Uri kemana, ternyata sedang duduk dengan memakai tanktop saja. Bukan ada niatan apa-apa, Uzi sudah jengah menunggu selama setengah jam dan Uri pun belum selesai-selesai.
"Eh, kamu Uzi. Ini, Tante mau serahin baju silat nya Uri, letaknya di dapur malah," gerutu Rima membuka kamar Uri.
Menggelengkan kepala sejenak, lalu Uzi kembali berjalan kebawah. Dadanya sudah berdetak kencang mengingat kejadian barusan. Ah, sialan sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
UriUzi [ END ]
Подростковая литератураSpin off Garuda *** Auristela Keisya, cewek tomboi yang nggak suka basa-basi. Iya, ya, iya. Nggak, ya, nggak. Uri panggilannya, semua olahraga ia lakukan, bahkan mengunjungi semua tempat latihan khusus olahraga yang tempatnya terkadang hanya diisi...