Mona duduk terdiam kaku, sembari melirik takut-takut orang di hadapannya. Saat ini posisinya sedang berada di ruang tamu rumah mewah ini. Di hadapannya kini ada Arkana yang menatap tajam ke arah Mona seakan menuntut penjelasan
Dalam hati Mona merutuki kelakukannya tadi yang menyebut orang sembarangan. Ini akibatnya, orang dihadapannya sekarang sekaan mau menelannya hidup-hidup. Bayangan Mona itu membuat dirinya ngeri sendiri
Selepas kejadian tadi Mona sangat-sangat malu. Rasanya dia ingin tenggelam ke dalam tanah detik itu juga. Mona meringis lagi, Bapak tadi hanya tertawa melihat ekspresi menciutnya Mona selepas gadis tersebut tertawa terbahak-bahak sebelumnya.
Yang membuat Mona hampir menangis adalah ternyata bapak tersebut adalah ayah dari orang yang dia bilang judes tadi. Gila, rasanya Mona mau mati jantungan. Jadi orang yang dia kata-katain di hadapannya tadi ternyata anaknya sendiri.
Mona menyadari hal itu, setelah om judes tadi salaman dan menyebut 'papah'. Mona yang kikuk kemudian meringis lalu tersenyum canggung. Dia hanya di tatap datar oleh Arkana kemudian di tinggalkan begitu saja. Mona yang kaget lalu mengekor dari belakang tanpa tau benar atau tidak tindakannya itu. Dia hanya mengikuti feeling-nya saja walaupun secara ucapan dia tidak di ajak masuk. Tapi alhamdulilah Arkana tidak mempermasalahkan
Arkana yang melihat ekspresi Mona hanya menyerit heran, sedikit lucu namun dia tahan dengan ekspresi dingin dan datar
"Jadi?" Tanya Arkan datar
Mona bergerak gelisah, dia tak menjawab. Responnya hanya melirik dan menunduk lagi membuat Arkan mengehela nafas
"Kalau tidak ada kepentingan, silahkan keluar" lanjut Arkan kejam tetap dengan intonasi datar
Mona terkesiap lalu menoleh cepat
"Tunggu pak.." ujar Mona cepat
Arkan hanya memandang Mona tanpa menjawab
"Anu, saya kesini mau ganti rugi mobil tuan yang saya tabrak kemarin" jelas Mona
dalam hati dia bergetar karena takut, khawatir sekaligus baper karena betapa tampan lelaki yang ada di hadapannya ini
Arkan tidak menjawab, melainkan hanya menunggu kalimat Mona selanjutnya. Mona yang bingung matanya hanya melirik kanan kiri lalu kembali menatap Arkan yang menatapnya datar
"Kira-kira biaya ganti ruginya berapa ya pak?" Cicitnya kemudian dengan ragu-ragu
Mona gugup dan gelisah sebenernya, cuma dia berusaha sepandai mungkin untuk menutupinya
"10 juta" jawab Arkan enteng
"APA!!!" Pekik Mona heboh dan berdiri tegak, lalu merutuki tingkahnya dan duduk kembali dengan cengengesan
"Maaf pak" ujarnya pelan lalu menunduk merasa bersalah
Arkan hanya melotot lalu menggeleng kecil melihat tingkah gadis di depannya
"Sss... Itu.. anu.. saya tidak punya uang sebanyak itu pak" jawab Mona pelan, dia hampir menangis bahkan tidak terasa air matanya luruh perlahan, cepat-cepat Mona mengusapnya kasar
Entah harus bagaimana hidupnya. Dia benar-benar pusing memikirkan uang uang dan uang. uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Astaga
Arkana yang melihat itu merasa miris. Hatinya sedikit merasa kasihan. Ya cuma sedikit. ia yakin gadis di hadapannya bukan orang kaya. Melainkan hanya gadis biasa yang baru tinggal di kota. Terlihat dari tingkah dan outfit nya yang biasa aja
"Lalu?" Tanya Arkan kemudian, sekarang suaranya agak terdengar manusiawi
Mona menarik ingus, kemudian mendongak. Menoleh ke arah Arkan melas
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [completed]
RomanceMonalisa, mahasiswi rantau yang menetap di Kota Jakarta, seketika hidupnya berubah drastis ketika bermasalah dengan laki-laki yang disebutnya "om judes" Arkana, Presiden Direktur perusahaan teknologi Smartphone yang tiba-tiba menjabat sebagai Dekan...