19. tak sengaja

8.8K 500 29
                                    

"maksud bapak apaan!!" Mona memekik ketika Arkan meminta dirinya menjadi, pacar?

Ha ha yang benar saja, fikir Mona

Arkan sempat terkejut mendengar pekikan Mona, kenapa Mona malah bertanya bukannya menjawab permintaannya

"Kamu gamau jadi pacar saya?" Tanya Arkan sedikit emosi karena penolakan Mona.

Padahal semua ini sudah di persiapkan sejak kemarin walaupun terkendala insiden dramatis barusan.

"Bentar pak, bukannya gamau--

"Jadi kamu mau?" Seborot Arkan tak sabar

"Ck, jangan di potong dulu" kesal Mona dengan wajah yang merenggut

"Lantas?"

"Gini ya pak, bapak itu baru saja putus dari bu Angela--

"Ya terus apa hubungannya?" Potong Arkan lagi yang membuat Mona kembali merenggut sebal

"Hubungannya? Gini pak, saya sebagai cewek normal nih ga mungkin nolak bapak, secara bapak ganteng--

Arkan tersenyum, sambil menaikan dagu angkuh dibalas Mona yang menamplok wajah Arkan dengan telapak tangannya

"gausah kepedean!" Ketusnya

"Lah saya emang ganteng sejak zigot" celutuk Arkan pede

Mona menutup mulutnya menahan tawa

Bisa ngelawak juga nih om om

"oke oke terserah bapak sajalah" ujarnya cuek

"Jadi?" Tanya Arkan lagi

"Saya gamau dong pak di jadikan pelarian bapak doang kayak kemarin-kemarin" jujur Mona langsung

Ekspresi Arkan melunak, tidak seantusias tadi. dalam hati Arkan terkekeh miris. Mona bahkan memandang sebelah mata perasaannya, bahkan mengabaikan pemberian pertamanya

"Eh eh, ko bapak sedih?" Tanya Mona heran melihat Arkan yang tiba-tiba diam

Pandangan Arkan menjadi datar, kemudian menutup kembali kotak perhiasan dan menyimpannya lagi di saku. Ingatkan Arkan untuk membuang benda ini nanti

Arkan beranjak membuat Mona panik sendiri

"Eh bapak mau kemana?!, pak Arkan! Mona belum selesai ihh!!"

Arkan menoleh ekspresi nya masih sedatar tadi

"Apa yang perlu diselesaikan, sudah jelas kamu nolak saya" tukas Arkan dingin

Mona menunduk sedih, Arkan tidak mengerti akan posisinya. Ia mendongak dengan pandangan sayu

"Pak, kalau ada masalah jangan kabur, jangan mudah emosi, Mona takut" cicitnya lalu kembali menunduk pasrah

Arkan menghela nafas kasar, lalu duduk lagi di samping Mona

"Kamu maunya gimana?" Ujar Arkan

Mona mendongak tak percaya Arkan masih berada di sampingnya

"Maunya saya--itu-

"Hm?"

"Maunya saya barang yang sudah diberikan tidak boleh di tarik kembali"

Arkan menyerit heran

"Maksud kamu?"

Mona berdecak, kemana otak cerdas Arkan di saat seperti ini

"Itu bapak ngasih saya kalung, ko di ambil lagi" celutuk Mona kesal

Pandangan Arkan kembali mendatar, lalu merogoh sakunya kasar

Love my Assistant [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang