Mona memarkirkan motor sembarangan, dan menaruh helm kasar kemudian berlari terburu-buru menuju ruang C7-312. Dia lupa hari ini ada kelas pagi. Kemarin saking hebohnya bermain dengan pak Devan -papah nya Arkan- ia kecapean dan tertidur di sofa ruang tengah rumahnya pak Arkan.
Jangan harap dia di beri perlakuan manis dengan di antar oleh pak Arkan itu, yang ada dia cuma di tatap datar lalu di tinggalkan begitu saja. Kejam sekali memang, tapi kenyataannya begitu. Melihat jam yang ada di dinding, Mona terkejut hebat, tanpa ba-bi-bu Mona berlari keluar mencari ojek asal lalu pulang ke kost. Awalnya dia berniat bolos namun di urungkan melihat mata kuliah metodologi penelitian yang begitu penting ini
"Ck, lantai tiga pula" erang Mona frustasi
Tanpa menunggu lift yang turun, dia segera menaiki tangga dengan cepat tak menghiraukan kakinya yang akan pegal-pegal nantinya. Orang yang perpapasan dengannya dia tabrak begitu saja. Sungguh Mona tidak peduli. Sesampainya di atas dia menunduk dengan tangan memegang lulut sambil menormalkan nafas
Hosh hosh hosh, cape banget
Mona melangkah cepat menuju ruang kelas nya
Brakkkk
"Assalamualaikum pak, Maaf saya telat"
Semua orang di dalam kelas terkejut menatap Mona yang masih berada di ambang pintu. Mona meringis malu, kemudian menatap dosen killer takut-takut yang tengah menatapnya datar
"Dimana sopan santun kamu?" Tanya dosen Andi sinis
Mona menuduk merasa bersalah dengan nafas yang masih memburu
"Maaf pak" jawab Mona pelan
"Silahkan tutup pintu dari luar" ujar dosen Andi tanpa menatap Mona
Mona mendongak hendak protes
"Kamu terlambat 30 menit lalu masuk dengan tidak sopan berharap dapat ikut pelajaran saya? Keluar!" Bentak dosen Andi telak yang membuat semua mahasiswa yang ada di kelas terperanjat
Mona yang sudah dongkol luar biasa langsung keluar begitu saja tanpa pamit, persetan dengan sopan santun
Tau gini gue ga lari lari kesetanan tadi, bikin cape aja
Batin Mona yang masih dongkol. Dia melangkah tenang menuju kantin. Baru kali ini dia tidak mengikuti kelas di perkuliahan. Mona tergolong anak rajin padahal. Jika orang tuanya tau keadaan Mona sekarang pasti Mona kena hukum tamabahan
Mona duduk dengan kasar di kursi kantin, lalu memesan makan. Tak lama es teh manis tersaji di hadapannya yang dengan cepat dia sedot tak sabaran
"Pelan-pelan minumnya, ga bakal gue ambil" ujar cowo dari seberang sambil terkekeh pelan
Mona menoleh, dengan ekspresi terkejud bahagia dia buru-buru menghampiri orang tersebut
"Woho ada yang kangen gue ternyata, gimana kabar lo adek manis?" Tanya Arsyad, tetangga sekaligus abangnya di kampung
Mona memeluk abangnya erat, menghiraukan seluruh mata manusia yang ada di kantin menatapnya heran
"Abang pergi lama banget, gue kangen tau" rengek Mona manja tak seperti biasanya
Arsyad terkekeh, dan melepaskan pelukan Mona. Mona duduk di samping Arsyad, dengan posisi memeluk sebelah tangan Arsyad dari samping
"Gue kan baru balik dari Jepang, hari ini gue baru masuk, lo ga ada kuliah?" Tanya Arsyad heran
Asryad ini mahasiswa cerdas yang mengikuti program pertukaran pelajar luar negeri
Mona cemberut
"Gue di keluarin sama dosen. Telat" jawab Mona pendek, lalu mengambil pesanan yang baru saja di antarkan oleh penjualnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [completed]
RomanceMonalisa, mahasiswi rantau yang menetap di Kota Jakarta, seketika hidupnya berubah drastis ketika bermasalah dengan laki-laki yang disebutnya "om judes" Arkana, Presiden Direktur perusahaan teknologi Smartphone yang tiba-tiba menjabat sebagai Dekan...