Arkan dan Mona kini tengah berkemas bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta. Hari senin ini Mona sudah diizinkan untuk tidak masuk kelas karena staf dosen sudah mengetahui posisi Mona yang merupakan asisten dari Dekannya.
"Mas ini ko-- hatcimm!!" Mona tertunduk dan mengambil tissu karena dirinya tiba-tiba terserang flu
Arkan menoleh cepat dan mendekat ke arah Mona yang tengah membereskan koper
"Kenapa sayang?" Tanya nya dengan khawatir
Mona menggeleng
"Mona gapa-- hatcimm!! Mas jauh-jauh ih- hatcim!" pinta Mona mengibaskan tanganArkan menghela nafas, pasti kekasihnya ini terkena flu sebab kemarin terlalu lama berenang
"Tunggu disini, mas cari obat"
Arkan keluar dari kamar dan menyuruh asistennya yang lain untuk membeli obat flu di apotek terdekat
Arkan kembali lagi ke kamar untuk memeriksa keadaan Mona.
"Apa yang kamu rasakan sayang?"
Mona mendongak, tatapannya sayu dan pucat
"Hidung Mona gatal dan mampet, ingusnya keluar terus, badan Mona juga panas" keluh Mona lalu terduduk karena kepalanya tiba-tiba berdenyut
"Pusing juga?" Tanya Arkan yang di angguki Mona
Arkan segera mengetikan pesan pada asisten nya untuk sekaligus memberikan obat sesuai dengan gejala yang di alami kekasihnya
Tubuh Mona kembali di baringkan oleh Arkan, dan Arkan memeluknya lembut.
"Pulangnya nanti kalau kamu sembuh aja ya?" Tawar Arkan, namun di balas gelengan oleh Mona
"Mona gapapa mas, nanti Mona bisa istirahat di pesawat" jawab Mona meyakinkan
Arkan menghela nafas lagi, dan tetap menyetujui keinginan Mona karena memang pekerjaan nya sudah banyak menanti
Di perjalanan pulang Arkan terus mendekap Mona dalam pelukannya. Mona tadi sempat muntah-muntah dan tubuhnya terkulai lemas, dengan sabar tanpa rasa jijik Arkan membantu Mona bahkan memberikan sedikit pijatan di tengkuknya. Kini Mona sedang terlelap karena efek obat yang bereaksi. Arkan sesekali mengusap keringat yang keluar dari pelipis Mona dan mengecupnya sayang
"Get well soon, sweety"
_____________
Devan berlari tergopoh-gopoh keluar mansion ketika mendengar kabar bahwa Mona sakit dan sekarang di bawa ke rumahnya Arkan agar Mona mendapatkan perawatan lebih baik
Mobil yang di tumpangi Arkan berhenti di depan pintu. Arkan keluar dengan memapah Mona untuk berjalan masuk
"Mona sayang, kamu sakit kah?" Tanya Devan khawatir
Mona menggeleng dan berusaha tersenyum walaupun wajahnya pucat. Sedangkan Arkan menyerit tak suka ketika ayahnya memanggil Mona sayang
"Mona tidak apa-apa pak Devan" ujar Mona sopan
Devan berdecak
"Panggil saya ayah!" Pintanya kesal"Iya pa--ayah" jawab Mona terbata
Devan mengambil alih Mona dan menggiringnya untuk masuk ke kamar khusus tamu
Arkan berdecak kecal
"Ayah, kenapa ke kamar tamu sih! Ke kamar Arkan aja" ketusnya merenggut tak sukaDevan menoleh
"Terus kamu sekamar gitu sama calon menantu ayah? Ga ya, ayah ga izinin!" ketus Devan balikArkan mengacak rambutnya kasar
"Kemarin di Bali juga sekamar ko" tukasnya kesalLangkah Devan berhenti, lalu memandang Arkan tajam
"Berani sekali kamu satu kamar dengan anak gadis" sinisnya pada Arkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [completed]
RomanceMonalisa, mahasiswi rantau yang menetap di Kota Jakarta, seketika hidupnya berubah drastis ketika bermasalah dengan laki-laki yang disebutnya "om judes" Arkana, Presiden Direktur perusahaan teknologi Smartphone yang tiba-tiba menjabat sebagai Dekan...