"Sayang bikinin mas kopi"
"Sayang ambilin ponsel mas"
"Sayang pakein dasi mas"
"Say----
"Tangan kamu patah apa?" Sinis Devan yang sedari tadi memperhatikan putranya menyuruh Mona ini itu
Arkan mendelik tak suka
"Suka-suka Arkan lah" ketusnyaDevan menghela nafas jengah
"Kamu fikir Mona pembantu?" Sinis nya lagi"Sini Mona sayang, kita ke luar aja yuk jalan-jalan atau apa gitu, dari pada disini di perlakukan kaya pembantu" ajak Devan manis, lalu mendelik sinis pada Arkan
Mona saat ini memang berada di kediaman Arkan bermaksud mengantarkan oleh-oleh pada Devan dan Arkan sendiri mumpung jadwal kuliahnya kosong.
Sambil berjalan menuruni tangga Mona tersenyum lebar ke arah Devan
"Ayah mau jalan-jalan? Ayo Mona temenin" ajaknya antusiasArkan mendelik tak suka
"Ga boleh!" Tukasnya langsungdahi Mona menyerit
"suka-suka Mona lah" ketus Mona baliksenyum kemenangannya terpatri di wajah Devan lalu mendekat ke arah Mona yang masih berdiri di samping tangga
"Pinter putri ayah" celutuknya sambil memeluk Mona dan di balas pelukan hangat dari Mona
Arkan mengerang kesal
"Sayang" rengek nya pada Mona"Apa?" Jawan Mona datar
dengan langkah lebar Arkan mendekat lalu memisahkan keduanya kasar, ia memeluk Mona posesif
"Mona milik Arkan, ayah jangan seenaknya peluk-peluk kaya gitu!" ketusnya mengarah tajam pada Devan
Devan mengendikkan bahunya acuh
"Mona nya juga biasa aja ko kamu ribet, ya kan sayang?"Mona mengangguk membenarkan, membuat Arkan merengek tak suka
"Pokoknya ga boleh!"
"Suka-suka ayah lah" ketus Devan
Arkan memutar bola matanya malas
"Sayang, ayo kita berangkat aja ya. Mas bisa gila kalo terus-terusan ternistakan kaya gini" keluh Arkan berlebihan"Mona gausah berangkat, disini aja sama ayah main toktok" ajak Devan antusias yang membuat Arkan mendesis kesal
Mona terkekeh geli sambil menatap Devan yang masih betah menjahili putranya sendiri
Mona melepaskan tangan Arkan yang melingkar di pinggangnya, lalu mengulurkan tangannya ke arah Devan
"Mona berangkat dulu ya ayah dari pada orang itu tu" liriknya pada Arkan "ngamuk ga jelas bikin Mona pusing"
Devan menerima uluran tangan Mona lalu mengecup kening Mona sayang
"Hati-hati" ujarnya lembut, lalu melirik Arkan yang masih berdiri
"Gamau salim kamu? Durhaka banget jadi anak" sinis Devan yang di balas delikan tak suka Arkan
"Gak" ketusnya
"Mas" tegur Mona, Devan menyeringai menang
"Fine!" Arkan mengulurkan tangannya ogah-ogahan
"Hati-hati, jangan bikin anak di kantor" ujar Devan iseng
Arkan mendengus lalu melenggang begitu saja sambil menyeret Mona keluar. Devan yang melihat itu hanya tersenyum lembut, dalam hati selalu berdoa semoga pasangan di hadapannya senantiasa di beri kebahagiaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [completed]
RomansaMonalisa, mahasiswi rantau yang menetap di Kota Jakarta, seketika hidupnya berubah drastis ketika bermasalah dengan laki-laki yang disebutnya "om judes" Arkana, Presiden Direktur perusahaan teknologi Smartphone yang tiba-tiba menjabat sebagai Dekan...