10. Semangat pak Devan

9K 618 3
                                    

Hari senin, hari yang menyebalkan bagi Mona karena dia harus kembali beraktivitas seperti biasanya. Dengan malas Mona bangun dari tidurnya dan menggeliat perlahan, tangannya terulur untuk mematikan alarm yang sedari tadi menjerit hebat

"Ya Tuhan jam 7" Mona terjengkit hebat langsung turun dari kasur dan menuju kamar mandi terbirit-birit

Mona lupa kalau senin itu ada jadwal kuliah jam 8, karena ia kelelahan selepas pulang dari pulau pari dan tidur begitu saja saat sampai di kost.

Masih ada waktu satu jam lagi, tapi senin itu hari produktif, jalanan Jakarta pasti macet. Biasanya Mona berangkat jam 7 pas, atau sebelum jam 7, biarlah menunggu dosen dari pada terlambat masuk kelas

Mona menyelesaikan mandinya dengan cepat, make up dan hairdo seadanya dengan gerakan yang super cepat

"Setengah 8, ya Tuhan cepet banget" pekik Mona ketika melihat jam wekernya

Mona memasukan asal buku yang menjadi mata kuliah hari Senin, memakai sepatu dan langsung tancap gas dengan motor kesayangannya

Tin tin tinnnn

Tiinnnn

Tinnn

Mona berdecak, suara itu selalu membuat telinga nya berdengung di pagi hari. Inilah yang dia sesalkan mengambil studi di Jakarta, jalanan macet udara panas, tapi ya sudahlah

Setelah melajukan motornya perlahan akhirnya sampai juga di parkiran kampus. Jaraknya hanya beberapa km tapi waktu yang di tempuh cukup lama tadi

Mona segera berlari ke ruangan C6 112, namun ketika mendekati kelas dia mendengar suara berisik yang sangat kentara

Mona melenggang masuk begitu saja
"Loh dosennya kemana?" Tanya Mona random, seketika seisi kelas hening dan menatap ke arah Mona

"Dosennya ga masuk" jawab Aldo sang komting rombel 5A, kemudian kelas ramai kembali secara serempak

Mona ternganga, lalu melangkah gontai ke arah Alya yang sedari tadi cekikikan melihatnya

"Lo pasti ketar-ketir banget pas berangkat tadi" ejek Alya sambil terkekeh

Mona mendudukan bokongnya kasar, lalu menelungkupkan kepalanya lemas

"Bentar gue nafas dulu" Mona menjawab seadanya, Alya terbahak mendengar itu

"Oh iya" Alya mengalihkan perhatian Mona yang kini sudah duduk tegak

"Lo utang penjelasan ama gue" ujar Alya langsung dengan tatapan meminta penjelasan

Mona menyerit
"Penjelasan apa?"

"Itu yang kemarin lo ke ruang pak Dekan" Alya menambahkan dengan ekspresi greget tak sabar

Mona ber-oh ria
"Jadi gini---

"Selamat pagi semua" sapaan itu menginstruksi seisi kelas, membuat alya berdecak kesal

"Pagi pakk" jawab semua orang di dalam kelas serempak, termasuk Mona yang melemparkan tatapan mengejeknya ke arah Alya

"Kepo lo" Mona menggerakan bibir tanpa suara yang membuat Alya menggeram kesal

_____________

Saat ini Mona, Alya, Rayhan, dan Hasan tengah berada di Starbucks dekat kampus. Mereka tidak berkumpul di kantin sebab Hasan berkata bosan dengan menu yang itu-itu saja. Padahal bagi Mona Starbucks juga ada apa? Cuma kopi yang jadi mahal doang. Untung ini semua di traktir Hasan yang notabenya anak Sultan

"Jadi Mona sejak kapan lu dekat dengan pak Dekan itu" tanya Alya to the point karena rasa penasaran nya sudah di ujung tanduk

Mona mendengus mendengar itu, lagi-lagi pertanyaan yang sama. Lagi pula apa istimewanya nya dia dekat dengan Arkan, tapi kejadian kemarin membuat pipi Mona memanas seketika

Love my Assistant [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang