Mona dan Alya kini tengah mengungsi di kamar kostnya Arsyad. Alasannya karena jam kuliah mereka selanjutnya masih lama, dan terlalu malas untuk pulang ke kost masing-masing yang lebih jauh.
Mereka berbaring dan berguling-guling seenaknya, seakan kamar sendiri membuat Arsyad berdecak hebat
Setelah Mona menceritakan semua kejadian dari awal dia bersama Arkan membuat Arsyad hampir terkena serangan jantung. Pasalnya Mona terlalu polos jika di sandingkan dengan pria dewasa seperti Arkan.
Arsyad tidak habis fikir pada Mona yang begitu berani berdekatan dengan putra pak Devan yang terkenal datar dan dingin, jangan lupakan untaian kalimat yang keluar dari mulut nya membuat siapapun harus kuat-kuat menahan emosinya
Mona yang ngotot mengatakan kalau Devan dan Arkan orang baik membuat Arsyad mendengus jengah. Terserah Mona mau mengatakan apa, yang terpenting Mona nya baik-baik saja
"Kalian kapan balik sih?" Tanya Arsyad yang sudah kesal
Alya mendelik sinis
"Ngusir lo bang?" Jangan tanyakan mengapa Alya seberani itu, karena Alya memang sudah lama akrab dengan Arsyad sejak berteman dengan Mona"Bukan gitu, gue juga mau istirahat. Abis bimbingan skripsi nih gue, butuh rebahan, mendinginkan kepala dari komen dosbing yang selalu mengatakan revisi" keluh Arsyad
Mona duduk di kasur, memutar bola matanya jengah
"Tinggal rebahan aja repot"
Arsyad menoyor kepala Mona kesal
"Gimana gue mau rebahan, gue yang punya kamar malah lu lu pada yang nempatin seenak jidat"Alya ikut-ikutan duduk di samping Mona, dan melirik jam di dinding
"Udah mau jam 3, yuk Mon balik ke kampus" ujar Alya lalu berdiri merenggangkan tubuhnyaMona mengangguk membenarkan lalu mulai berbenah diri termasuk touch up penampilan
"Alya lo duluan masuk mobil ya, gue mau ngomong berdua sama Mona" tukas Arsyad to the point
Alya menoleh heran, lalu mengangguk paham
"Gue duluan ye bang, Mon gue tunggu di mobil" pamit Alya, lalu melenggang ke luar kamar"Mona" panggil Arsyad dengan nada serius
"Ya bang?"
"Serius lo baik-baik aja sama pak Arkan?" Tanya Arsyad kembali memastikan
Mona menangguk meyakinkan
"Seperti yang abang liat, gue baik-baik aja ko"Wajah Arsyad berubah cemas, hatinya bergemuruh khawatir. Mona nya kenapa harus berurusan dengan orang-orang besar seperti itu. Rasa takut terasa terus menjalar di tubuhnya
Arsyad memeluk Mona lembut, di balas pelukan erat oleh Mona. Dia mengusap rambut Mona penuh kasih sayang
"Gue cuma mau berpesan sama lu" ujar Arkan tanpa melepas pelukan mereka
"Jaga diri baik-baik. Jangan mau di sentuh pak Arkan, jangan terbuai sampai berbuat zina. Inget lo punya agama, lo punya orang tua yang udah jaga lo dari kecil sampe sekarang. Kalau lu ada di posisi hampir khilaf, tolong inget omongan gue ini. Gue mohon sama lo" Arkan berkata lirih
Mona mengangguk paham, dia mengurai pelukan Arsyad dan mengusap air matanya yang menggenang. Ini salahnya, maka ia harus menyelesaikan sendiri hingga tuntas
"Abang jangan khawatir, Mona udah gede, Mona bisa jaga diri baik-baik. Percaya sama Mona" ujar Mona berusaha menenangkan Arsyad yang sedang emosional
Arsyad menangguk dan berusaha menormalkan nafasnya
"Kalau suatu saat lu merasa sakit karena pak Arkan, inget ada gue disini yang selalu ada buat lo. Karena di mata gue lo tetap adik kecil bagi gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [completed]
RomanceMonalisa, mahasiswi rantau yang menetap di Kota Jakarta, seketika hidupnya berubah drastis ketika bermasalah dengan laki-laki yang disebutnya "om judes" Arkana, Presiden Direktur perusahaan teknologi Smartphone yang tiba-tiba menjabat sebagai Dekan...