XXVIII. Then I Realized

3.4K 486 108
                                    

Jeongguk berhenti melumat bibir Taehyung saat setetes air mata kembali mengalir. Pria itu kembali memberi jarak di antara mereka dan mengusap wajah basah Taehyung dengan ibu jarinya.

"Tae." Panggilnya.

"Gguk."

"Uhm... kau tahu bahwa kamar kosku sangat luas, bukan?"

Taehyung mengangguk.

"Bahkan kasurku berukuran king size."

Ia mengangguk lagi.

"Dapurku juga—"

Taehyung meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Jeongguk. "Langsung saja pada poinnya." Ucapnya dengan wajah memberengut.

Jeongguk tidak bisa langsung melanjutkan ucapannya. Ucapan atau lebih tepatnya pertanyaan yang akan diajukannya jelas akan membuat dunia mereka berubah. Bayangan akan tertidur di samping Taehyung, lalu terbangun dengan wajah Taehyung sebagai pemandangan setiap pagi. Bayangan menyikat gigi di depan cermin wastafel dengan pakaian piyama mereka, bayangan memasak bersama, lalu bayangan membereskan rumah bersama. Semua bayangan di benaknya itu membuat Jeongguk gatal untuk tidak segera bertanya.

Melihat Jeongguk yang mematung, Taehyung pun melambaikan tangan di depan wajahnya. "Jeon Jeong—"

"Aku pernah mengatakan ingin melakukan hal kotor di meja wastafelku. Jadi, Kim Taehyung-ssi, m-maukah kau melakukan hal kotor itu dengan tinggal bersamaku?"

EH????????????????? TINGGAL BERSAMA?!

BLUSH!

Taehyung tidak tahu mengapa wajahnya terasa panas. Mungkin karena ajakkan Jeongguk untuk melakukan hal kotor bersama. Atau justru mungkin karena ide untuk tinggal bersama Jeongguk yang membuatnya merona seperti kepiting rebus sekarang?

"Hal kotor—" Mula Taehyung dengan wajah menahan senyum.

"M-maksudku hal kotor seperti mencuci pakaian di wastafel atau membuang ingus di was—"

Gelagat gugup Jeongguk yang menggaruk tengkuknya panik itu membuat Taehyung terkekeh. "Aku tahu bukan itu maksudmu melakukan hal kotor, Jeongguk."

Jeongguk hanya meringis. Tentu saja hal kotor yang dia maksud itu seperti berciuman panas di meja wastafel. Hanya saja mana mungkin ia mengatakan hal itu secara terang-terangan di depan Taehyung, 'kan?

"Pilih satu atau dua?"

Alis Jeongguk berkerut. "Pilihan untuk apa?"

"Cepat jawab saja. Satu atau dua, Jeongguk-ssi?"

"Satu?"

"Sayang sekali." Taehyung menggelengkan kepala dengan wajah berpura-pura kasihan. "Padahal dua itu artinya 'baiklah, aku mau tinggal bersamamu.'"

Wajah Jeongguk melongo. Apa dia baru saja melewati kesempatan untuk mengajak Taehyung tinggal bersamanya? Lagipula apa-apaan pertanyaan satu atau dua seperti itu! Jeongguk 'kan tidak punya clue sama sekali.

Melihat wajah Jeongguk yang kebingungan itu membuat Taehyung terkikik dalam hati. Ia sedang balas dendam. Waktu itu, Jeongguk pernah menanyakan hal yang sama padanya. Satu, "artinya aku akan tetap mengejarmu sampai kau menjadi kekasihku". Dua itu, "artinya aku akan terus berusaha untuk membuatmu jatuh cinta padaku, Kim Taehyung-ssi."

Dengan senyuman miring, Taehyung pun bertanya. "Mau dengar arti satu, tidak?"

"M-mau!"

"Lihatlah." Taehyung menunjuk wajah Jeongguk yang penuh harap. "Wajahmu seperti anak anjing yang memelas sekarang."

Be My Forever || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang