Kedua orang tua Jeongguk resmi bercerai hari ini. Tiga ketukan palu yang final barusan entah bagaimana membuat hati Jeongguk terasa terkikis. Ternyata, ada cinta yang tidak dapat bertahan selamanya. Ayahnya sebentar lagi akan resmi pergi dari kehidupannya untuk selamanya, karena hak asuh telah jatuh sepenuhnya ke tangan sang ibu.
"Aku benar-benar pergi kali ini." Ucap ayah Jeongguk.
"Silahkan." Jawab ibu Jeongguk. "Terima kasih telah berpisah denganku secara baik-baik."
Pria paruh baya itu membuang wajahnya sembari menjawab, "Y-ya. Selamat tinggal, Lee Jiah."
"Selamat tinggal, Jeon Sung Tae."
Percakapan yang terdengar menyedihkan di telinga Taehyung. Ya, pria itu datang karena diminta Jeongguk untuk menemaninya ke persidangan. Taehyung tidak tahu apa saja yang terjadi sehingga kedua orang tua Jeongguk berpisah. Namun, ia masih mengingat ucapan Jeongguk saat pertama kali tidur di kamar kosnya waktu itu dan bagaimana sang ayah memukulnya di halaman parkir. Kedua hal itu sudah membuat Taehyung menyimpulkan bahwa mungkin perceraian ini adalah jalan terbaik.
"Taehyung?" Jeongguk tiba-tiba menoleh dengan mata terbuka lebar. "Apa kedua orang tuamu sering bertengkar?"
"Uhm... Tidak terlalu."
"Apa pernikahan memang serumit itu?"
"..."
"Jika tahu kalian akan memiliki banyak pemikiran berbeda, kenapa memilih untuk bersama?"
Jeongguk, Jieun, dan ibunya berpelukan seusai keluar dari ruang persidangan. Taehyung yang mengikuti dari belakang hanya bisa tersenyum melihatnya. Kemudian, ketika pandangannya bertemu dengan Jeongguk, pria itu langsung tersenyum dan mengenalkan dirinya pada sang ibu.
"Eomma." Panggil Jeongguk. "Perkenalkan ini Kim Taehyung."
"Annyeonghaseyo." Salam Taehyung. "Saya Kim Taehyung, ke—teman satu kampusnya Jeongguk."
Jieun yang mendengarnya malah tertawa. "Bohong, Eomma. Dia itu kekasihnya Jeonggukie kita!"
Mata nyonya mantan penyandang marga Jeon itu membelalak untuk sejenak. Namun, begitu melihat semburat merah di kedua pipi pemuda disana, ia mengerti. Itu sama seperti ekspresinya ketika dulu jatuh cinta pada ayahnya Jeongguk dan Jieun. Meski begitu, ia tidak bisa menahan diri untuk menjahili Jeongguk. Anak bungsunya itu tidak pernah mempunyai kekasih sebelumnya, jadi bisa dipastikan Kim Taehyung ini merupakan seseorang yang spesial.
"Taehyung-ssi." Panggil ibu Jeongguk pada Taehyung. "Nanti beritahu tante dan Jieun bila Jeongguk melakukan hal yang tidak-tidak, ya!"
"EOMMA! Apa sih?!"
Ucapan meledek yang diakhiri kedipan mata itu membuat pipi Taehyung semakin memerah. Dalam hati ia mendecih sebenarnya. Sebab sejak mereka tinggal bersama minggu lalu, sama sekali tidak ada "hal yang tidak-tidak" yang terjadi. Jeongguk hanya sibuk memandangi wajahnya tanpa mau beranjak ke hal yang lebih jauh. Kemudian, Taehyung hanya akan melempar bantal ke wajah pria itu dan mematikan lampu sebelum hal yang lebih jauh terjadi.
"Sepertinya tidak akan terjadi di waktu dekat, Eomma." Ucap Jieun memanas-manasi. "Tahu sendiri 'kan Jeongguk itu cupu soal seperti itu."
"NOONA!"
"Apa, huh? Dasar anak bawang! Masa masalah di ranjang saja harus aku yang mengajari sih, Jeon Jeongguk?!"
"SUMPAH NOONA MENYEBALKAN!"
Kedua kakak beradik itu berlanjut adu mulut hingga sampai ke mobil Jeongguk. Ibu mereka yang duduk di jok belakang bersama Taehyung hanya bisa menggelengkan kepala. Sejujurnya Taehyung jadi menyadari bahwa sekali Bayi Iblis, Jeongguk akan selalu menjadi Bayi Iblis-nya yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever || KookV [ √ ]
FanfictionBagaimana jika Taehyung mengalami kehidupan yang mirip dengan Tine Teepakorn? "Jadilah kekasih pura-puraku!" Taehyung rasa ia menyesal setelah mengucapkannya. Sebab, kehidupannya tidak sama lagi. Ia tidak dapat lepas dari pria bernama Jeon Jeongguk...