III. There's Something

5K 701 41
                                    

"Apa?!"

"Kau tidak salah dengar, Tae." Jawab Bogum. "Jimin benar-benar membuang kita hari ini."

"Untuk seorang gadis?"

"Ya. Dia mengatakan dia sedang mendekati gadis itu."

"Tidak bisa dipercaya." Taehyung menggeleng-gelengkan kepala. "Jadi kita akan pulang naik bis?"

"Mau bagaimana lagi 'kan?"

Taehyung, Bogum, dan Wooshik harus pulang dengan bis umum sore itu. Alasannya karena Park Jimin—si pemilik mobil satu-satunya—sedang mendekati seorang gadis bernama Seulgi. Hari ini si surai pirang itu mengantarkan Seulgi pulang. Langkah awal dalam pendekatan, katanya. Ia langsung melupakan nasib teman-temannya begitu saja.

Hal yang tidak mengenakan saat menaiki bis di jam pulang seperti ini adalah tidak adanya kursi. Seandainya ada pun, mereka akan mengalah pada perempuan atau para lansia. Mereka harus menikmati berpegangan pada besi pegangan dengan tubuh yang saling berdesakan. Tidak ada yang tahu bokong siapa bersentuhan dengan siapa.

"Jika Jimin berhasil menjadikan gadis itu kekasihnya, sepertinya aku akan mulai membawa motor ke kampus." Ucap Wooshik.

"Dan aku wajib menebeng!" Sahut Bogum yang diakhiri cengiran.

Taehyung menunjuk dirinya sendiri. Ia menatap kedua temannya dengan mata yang besar. "Lalu bagaimana denganku?"

"Motorku jelas bukan jawabannya."

"Uhm... Mungkin kau bisa tetap ikut mobil Jimin?"

"Dan menjadi obat nyamuk disana?"

Kurang ajar. Bogum dan Wooshik hanya membalasnya dengan tawa mereka. Bahkan Bogum sampai menepuk-nepuk pundaknya dengan wajah sedih. Keduanya tahu bahwa Taehyung tidak memiliki kendaraan pribadi dan transportasi umum akan menjadi pilihan satu-satunya.

Taehyung menghela nafas panjang. Hal itu akan ia pikirkan lain kali jika Jimin benar-benar tidak menjemput dan mengantar mereka seperti biasanya. Pria itu memilih untuk mengubah topik pembicaraan. Mulai dari pelajaran di kelas dan presentasi yang harus mereka lakukan minggu depan.

Semuanya baik-baik saja sampai bis berhenti di depan halte sebuah SMA. Banyak murid-murid yang naik sehingga keadaan bis semakin penuh sesak. Taehyung sialnya terjepit diantara badan jendela dengan tubuh orang lain. Pria itu sampai meletakkan kedua tangannya di jendela, karena ia tidak mendapat pegangan besi.

"Kau baik-baik saja, Tae?"

"Ya. Aku harus mulai terbiasa begini nanti."

"Jahat tidak sih kalau kita berdoa Jimin tidak—"

Taehyung tidak dapat mendengar kelanjutan ucapan Wooshik. Bukan karena pria itu berhenti bicara atau karena dirinya yang tidak ingin mendengar. Ia kehilangan fokus ketika merasakan hal tidak menyenangkan terjadi padanya.

Taehyung terdiam dan berpikir mungkin ia hanya berprasangka buruk, tapi kenyataannya ia benar-benar merasakan seseorang meletakkan jemari mereka di pinggangnya.

"Hei!" Bisik Taehyung pada seseorang yang berdiri persis di belakangnya.

Sulit untuk melihat apapun. Selain karena sulit untuk membalik tubuh, juga karena seseorang di belakangnya menunduk dengan tudung jaket hitam yang menutupi wajahnya. Jemari seseorang itu sedikit meremas pinggangnya dan Taehyung langsung menepisnya kasar-kasar.

"Apa yang kau—"

TET TET

Seseorang berjaket hitam itu menekan tombol bel. Ia bergerak selincah mungkin diantara para penumpang lainnya untuk segera sampai ke pintu. Taehyung kehilangan kata-katanya. Ia baru saja diperlakukan dengan tidak baik dan si pelaku berhasil kabur tepat di depan matanya. Pintarnya lagi, pria itu langsung bersembunyi ke balik halte tempatnya turun sehingga Taehyung tidak bisa melihat siluet wajahnya sedikit pun.

Be My Forever || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang