"Kau ingin pulang naik mobil bersama kami tidak?" Tanya Bogum pada Taehyung setelah jam mata kuliah berakhir.
"Mobil? Sejak kapan kalian naik mobil?"
"Hanya hari ini." Wooshik yang menjawab. "Aku dipinjamkan mobil seseorang. Sebagai gantinya, aku meminjamkannya motorku."
"Perjanjian macam apa itu?"
"Hehe." Wooshik menyengir. "Hanya perjanjian kecil antar sesama pria besar."
Taehyung memutar mata mendengarnya. Ia lalu melambaikan tangan dan berlalu dari halaman gedung fakultas. Taehyung percaya dia tidak menyesal karena telah menolak ajakkan temannya untuk naik mobil misterius yang dibicarakan Wooshik. Ia merasa bahwa lebih baik ia memanfaatkan waktu untuk terus mendekati Nayeon. Jam pulang kuliah adalah salah satunya, sebab Nayeon tidak selalu datang ke kantin Fakultas Teknik.
"Tidak biasanya." Gadis itu membuka topik pembicaraan. "Bisnya datang terlambat, ya."
"Sepertinya begitu."
"Omong-omong." Mulai Nayeon. "Bagaimana kabarmu dengan Jeon Jeongguk?"
"Kabar yang bagaimana?"
"Maksudku, kalian 'kan berkelahi tempo lalu. Apa sudah berbaikan?"
"Sepertinya kami belum berbaikan."
Hening yang panjang. Nayeon yang duduk di sebelah Taehyung mengayunkan kakinya ke depan dan belakang. Sementara Taehyung menyandarkan punggung lebih dalam ke kursi halte sembari berpikir.
"Gadis itu yang sudah menyebarkan rumor bahwa kita pura-pura pacaran." Ucap Jeongguk. "Dia juga yang memberitahu gadis-gadis lain soal aku yang menyukai susu pisang."
Jujur saja, Taehyung tidak ingin mencurigai Nayeon sama sekali. Namun, entah mengapa kalimat dari Jeon Jeongguk selalu terngiang di telinganya akhir-akhir ini. Mungkin tidak ada salahnya jika ia menanyakan kebenarannya langsung pada gadis itu. Toh Taehyung yakin bahwa Nayeon tidak mungkin menjadi pelaku utama penyebaran rumor seperti yang dikatakan Jeongguk.
"Oh ya, Nayeon. Apa aku boleh bertanya sesuatu?"
"Tanya saja, Tae."
"Uhm..." Taehyung memainkan jemarinya sejenak. "Beberapa hari lalu aku memberitahumu soal susu pisang 'kan?"
Nayeon mengangguk.
"Itu... Soal itu... Apakah itu kau yang—"
TIN TIN!
Demi nama Van Gogh! Jantung Taehyung rasanya hampir meledak akibat suara klakson motor yang mengejutkan itu. Ketika menoleh, alisnya langsung terkait antara satu sama lain. Entah bagaimana bisa ia menemukan Jeon Jeongguk sedang menunggangi motor milik temannya, Wooshik. Pria itu mengklakson sekali lagi sebelum memutar kunci untuk mematikan mesin motor.
"Mengapa kau mengendari motor temanku?!" Taehyung bertanya dengan emosi. "Lalu apa yang kau lakukan disini, hah?!"
Jeongguk harus menaikkan kaca helm milik Wooshik dahulu sebelum menjawab, "Aku meminjamnya hari ini dan aku disini untuk parkir."
"HAH?! Kau gila ya parkir di depan halte bis begini?!"
"Sarkas, Kim Taehyung-ssi!" Jawab Jeongguk. "Tentu saja aku kesini untuk mengantarmu pulang."
"Aku tidak ingat kau punya tugas mengantarku pulang."
"Pokoknya hari ini aku mau mengantarmu pulang. Mau tidak?!"
"Aku tidak mau diantar pulang! Kau buta, ya? Aku jelas-jelas akan pulang bersama Nayeon nih!"
Taehyung menunjuk-nunjuk Nayeon yang duduk di sebelahnya dengan agresif. Gadis itu langsung tersenyum canggung, karena ia sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Begitu juga dengan para penghuni kursi halte yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever || KookV [ √ ]
FanfictionBagaimana jika Taehyung mengalami kehidupan yang mirip dengan Tine Teepakorn? "Jadilah kekasih pura-puraku!" Taehyung rasa ia menyesal setelah mengucapkannya. Sebab, kehidupannya tidak sama lagi. Ia tidak dapat lepas dari pria bernama Jeon Jeongguk...