Alina memakirkan motornya di tempat matanya tertuju. Alina melepas helm kesayangannya dan membenarkan tali sepatu yang lepas. Saat ia berdiri, ada motor ukuran besar berwarna merah terang berhenti tepat didepannya. Jaket hitam dengan helm fullface. Alina hanya acuh saja. Toh, dia tak kenal siapa orang itu. Dia ingin melenggang pergi menuju kelas, namun tangan laki-laki itu mencekal tangan Alina, Alina yang kesal pun langsung melepas cekalan itu.
"Minggir," ucap lelaki itu.
"Yaudah awas," jawab alina.
"Motor lo," sahut lelaki itu.
"Kenapa motor gue?" tanya Alina.
"Minggirin motor lu, bodoh." kesal lelaki itu, sambil membuka helm fullfacenya. Kaum hawa yang ada disitu terlalu senang karena melihat sang prince ice dengan wibawa ketampanannya.
"Wih santai aja dong mas," sahut Alina.
"Cepetan," kata rico.
"Ga," jawab Alina.
"Cepetan atau...," ucapan Rico terpotong oleh Alina yang bicara...
"Atau apa hah? itu parkiran luas juga,caper banget sama gue," sombong alina.
"Bawel,cepet." marah Rico.
"Males! " jawab Alina langsung pergi meninggalkan tempat itu. Rico yang sudah kesal pun hanya memarkirkan motornya disamping motor Alina.
Alina dan Rico menuju kelas, Rico yang notabenya most wanted disekolah itu, pasti selalu dikerumuni wanita-wanita naif di sepanjang koridor. Begitupun dengan Alina, banyak laki laki mata keranjang yang menatapnya kagum. Alina dan Rico hanya memasang wajah flat yang mampu membuat mereka jengkel. Rico yang sedang asyik berjalan berpapasan dengan Gilang dan Dion. Ya, Gilang dan Dion memang sering bersama, karena Gilang yang selalu nebeng ke Dion, tapi Dion tidak mempersalahkannya, baginya itu sudah biasa.
"Gue denger denger lo tadi ribut ama Alina ya?" tanya Dion.
Rico langsung menengok ke arah Dion dan Gilang yang sedang menatapnya. Tapi dia hanya menautkan alisnya dan berjalan lebih cepat. Gilang yang kepo pun menyamai langkah kaki Rico."Emang iya ko?" tanya Gilang.
"Apa sih," sahut Rico.
"Hati-hati ko, jangan terlalu kesel, nanti jatuh cinta kan gawat," ledek gilang.
"Ga akan." jawab Rico.
"Kita liat aja nanti," balas Dion.
Mereka bertiga berjalan menuju kelas bersama. Jangan tanyakan dimana David,pasti ia sedang bersama kania, adik kesayangannya. Biasanya David tiba di sekolah paling lambat lebih 5 menit dari bel yang berbunyi, dan sudah tidak heran lagi bagi Rico, Gilang dan Dion. Saat sedang berbincang-bincang tentang motor,tiba-tiba ada yang menepuk punggung Gilang, itu David. David tos ala anak muda biasanya. David mengatakan...,
"Nanti ada turnament basket antar kelas,ikut ga nih kita?" tanya David.
"Ya kali ga ikut, kita kan juara bertahan hahaha." jawab Gilang.
"Tapi sekarang ada Alina," kata david.
"Kenapa emang Alina?" tanya Dion.
"Dia kan jago banget kalo soal olahraga bola," jawab David.
"Gue yakin kita tetep menang, secarakan prince ice kita jagonya bukan main, ya kan ko?" tanya Gilang.
"Liat aja ntar." jawab Rico malas.
-----------------------------------------------------------
Alina yang sudah kesal dengan insiden parkiran pun masuk kelas dengan wajah ditekuk. Sahabtanya yang sedang asyik gibah langsung menghampiri Alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOLLIN
Teen FictionDua insan yang tak saling kenal di pertemukan tuhan di bumi ini dengan cinta kasih yang erat, berawal dengan pertengkaran berakhir dengan penyatuan. Namun,perjalanan kisah mereka tidak selalu baik, hal buruk dari masa lalu satu persatu datang mengha...