19. EMOSI SESAAT

54 41 40
                                    

Mau cemburu sebenarnya, tapi sadar belum jadi siapa-siapa.

-Rico Almarid Bert-

--------------------------------β------------------------------------

Dufan, Jakarta.

Sudah tiba, pagi menjelang siang. Cuacanya sudah lumayan terik. Rico pergi ke loket untuk membeli tiket fasttrack untuk dua orang, dirinya dan Alina. Agar tidak mengantri lama hehe.

Mereka masuk ke dalam sana dengan perasaan yang gembira. Rico berceloteh tidak jelas sepanjang jalan tentang dirinya sewaktu masa kecil. Sering berkunjung kesini ternyata. Wahana favoritnya adalah bianglala. Karena baginya, pemandangan di atas sana sangatlah indah.

Mereka menuju ke tempat dimana letak posisi wahana yang akan ia kunjungi pertama, kora-kora. Cukup panjang untuk antriannya. Untung saja mereka memiliki tiket fasttrack. Mereka sempat menunggu giliran di bawah karena belum putaran sebelumnya belum selesai.

" Naik di ujung yuk lin? "

" Yakin?" yang ditanya malah berbalik nanya.

" Yakin dong, mau ga?" tanyanya lagi.

" Oke."

Giliran naik mereka sudah tiba, mereka menunjukkan tiket masuknya pada petugas dan langsung menaiki sisi ujung atas kora-kora tersebut. Dengan Rico yang berada di tengah-tengah.

Putaran pertama masih terasa biasa saja. Semakin lama semakin kencang pula ketinggiannya. Alina masih dalam keadaan santai, sedangkan Rico sudah teriak mengeluarkan ketakutannya. Rico merapatkan tubuhnya pada lengan Alina. Terlalu gemetar sampai tidak bisa membuka matanya.

Selesai sudah penderitaan Rico. Kora-kora itu lambat laun menjadi pelan dan berhenti. Mereka turun dan istirahat terlebih dahulu disana.

Sekiranya Rico sudah membaik, Alina mengajaknya untuk mencari wahana ringan terlebih dahulu. Bianglala.
Diperjalanan menuju wahana tersebut, Rico memotret Alina yang sedang berjalan santai. Candid.

"Lin, hadap sini coba," Ujar Rico.
Alina yang mendengar namanya di panggil lantas menoleh.

" CHEESEEE."

" RICOOOO," kesal Alina.
Ia mengejar Rico yang berlari menjauh darinya. Terjadilah aksi kejar-kejaran.

" Wle, sini kejar aku," ujarnya.

" Awas ya lo! "

Mereka berlari ria ditempat itu. Sampai dimana Rico sudah lelah, ia menyerah.
Masih ingin melawan Alina? anggota Debazka masa dilawan? batin alina berkata.

" Udah-udah ampun, capek gue," ujarnya.

Alina hanya bisa menampilkan senyum indahnya, ia melanjutkan langkah kakinya menuju Bianglala, diikuti Rico dibelakangnya.

Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dengan teriakannya.

" ALINAAAAAAA,"

Lantas mereka berdua menoleh pada suara tersebut.

" Siapa lin? " tanya Rico.
Yang ditanya hanya mengedikan bahu seraya menarik ujung bibirnya yang ingin menampilkan senyum tertahan.

Semakin dekat pemilik suara tersebut, semakin penasaran pula seorang Rico.

RECOLLIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang