" Lang, Alin cantik juga ya."
- Rico Almarid Bert -
----------------------------------β----------------------------------
Di tempat ini Rico dan Alin menunggu teman-temannya. Jam sudah menujukkan angka 15:25 , matahari mulai turun sedikit demi sedikit.
Suara deruman motor terdengar dari arah Utara sana. Tapi tak lama pula terdengar dari arah Barat. Dion dan David sampai secara bersamaan.
Rico yang tadinya duduk di depan cafe, berjalan menghampiri temannya. Tentu diikuti Alin. Mereka sempat turun dari motor, namun tak lama. Hanya memesan dua buah cup coffe.
" Ayo langsung aja," usul Rico.
" Doa dulu, nyet," sahut David.
" Pimpin Yon," katanya sekali lagi.
" Gue kira lo yang mau mimpin." Balas Dion.
" Semoga selamat sampai tujuan dan tidak ada halangan di dalam perjalanan. Berdoa sesuai kepercayaan masing-masing, mulai."
" Okee semua, ikutin dari belakang ya. Kalo mau isi bensin atau istirahat kabarin dulu. Misal kayak Kania telfon Alin gitu. Oke? " tanya Rico.
" Oke pak bos." jawab David.
Mereka langsung melenggang pergi dari cafe ride. Sepertinya akan macet, duga Rico. Menancap gas dengan normal. Semoga saja tidak terjadi apa-apa di jalan.
Rute yang diambil Rico pun sebenarnya jalan yang biasa dipakai para pengendara.
Salah satu alasan mereka naik motor, agar lebih cepat sampai. Terkadang naik mobil selalu terjebak macet yang sangat panjang.Selang 45 menit selama perjalanan, mereka sudah sampai di Jakarta. Sempat berhenti di pom besin karena bahan bakar mereka sudah habis.
Istirahat sejenak didalam supermarket yang ada disana. Makan roti, snack dan buah-buahan. David mengambil ponsel untuk mengabari Gilang lewat grup.
' Just eight '
David : gue udah di Jakarta. masih istirahat sih di pom bensin. lo sharelock aja Lang.
Gilang : -gilang berbagi lokasi-
David : deket kok, paling 10 menit dari sini. lo tunggu lobby aja Lang.
Gilang : oke.
David memberitahu pada yang lain bahwa lokasi penginapan Ditha sudah dekat dari tempat mereka istirahat. Kania hanya mengangguk-anggukan kepala.
Dion mengusulkan langsung menuju sana saja. Kasihan para tiga gadis ini, pasti lelah. Betul juga, pikir Rico.
Mereka langsung meninggalkan area pom bensin. Sebelum itu, Rico memberi Ice coffe untuk Alin. Agar tidak ngantuk di jalan ceunnah. Hahaha.
Rico sebagai pemandu rute jalan, menarik gasnya lebih dalam. Rasanya ingin sekali cepat sampai. Membayangkan tempat tidur disana saja sudah membuatnya ngantuk.
-----------------------------------β-----------------------------------
Dilain sisi, Gilang yang mendapat kabar bahwa teman-temannya akan tiba, turun untuk menunggu mereka di lobby.
Memainkan ponsel adalah salah satu keharusan saat menunggu teman. Ia membuka salah satu aplikasi sosial media, instagram. Sepertinya ia akan meng-unggah foto Ditha. Ah tidak jadi, pasti teman-temannya yang akan memenuhi kolom komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOLLIN
Teen FictionDua insan yang tak saling kenal di pertemukan tuhan di bumi ini dengan cinta kasih yang erat, berawal dengan pertengkaran berakhir dengan penyatuan. Namun,perjalanan kisah mereka tidak selalu baik, hal buruk dari masa lalu satu persatu datang mengha...