22. MASA LALU

34 15 12
                                    

"Long time no see, Alina." sapa perempuan itu.

"Ternyata, selama ini lo kabur ke Bandung? Kenapa? Takut sama gue? Padahal dulu gue sempet-sempetin ke Jakarta buat nemuin lo doang." tanyanya.

"Lo, ada keperluan apa sampai pindah ke sekolah ini?"

"Kenapa? Lo terkejut atas kehadiran gue 'kah? Atau panik takut sesuatu akan terjadi? Lagian gue lahir juga disini." jawab perempuan yang berada dihadapan Alina.

"Apa ga cukup dengan kejadian di Jakarta?"

"Itu semua gara-gara lo, ini salah lo. Kalo lo ga ikut campur, semua akan baik-baik aja sialan."

"Cuma pengecut yang ga bisa berdamai sama masa lalu. Gue saranin, kalo lo rela-relain pindah sekolah cuma buat bales dendam sama gue, lo habis kali ini," ucap Alina.

"Lo udah rebut satu-satunya orang yang berharga buat gue. And let's see, who's will gone," ucapnya.

"Asal lo tau, sekarang pasangan lo ada dibawah kendali gue." ucapnya lagi dan melangkah pergi meninggalkan Alina.

Hanya tinggal Alina sendiri disana. Ia bergumam kecil, "Apa ini alasan bang Jordan Jordie balik kesini? Apa bang Al juga udah tau tentang ini? Ya tuhan, kenapa menjadi serumit ini?"

---------------------------------β-----------------------------

Bel istirahat berbunyi, Alina dan sahabatnya pergi untuk membeli makanan. Namun, saat ingin melangkah, langkah mereka tertahan oleh seseorang.

"Gue boleh ikut? Gue anak baru disini, belum tau letak kantin dimana," pinta anak baru itu, Sisy.

"Kita ga mau ke kantin, kita mau ke Bi Inem, maap aja nih hehe." jawab Ditha.

"Bi inem? oh yaudah deh gapapa." ucapnya. Walaupun dalam benaknya ia sangat kesal, lagi-lagi ia dikucilkan disini.

Mereka melenggang pergi, menertawakan muka malu Sisy yang terpampang jelas dihadapan mereka.

"Ga salahkan kalo kita ke kantin padahal bilang mau ke Bi Inem?" tanya Kania.

"Engga Nia, santai aja kenapa sih, Bi Inem kan emang jualannya di kantin." jawab Ditha.

Melihat sekelompok David disana, mereka menghampiri meja tersebut. Kurang satu orang, Rico.

"Lin, Rico mana?" tanya Dion.

"Gatau, 'kan sekelas sama lo semua." jawabnya.

"Lah dia bilangnya mau ke kelas lo,"

"Gatau gue."

Kania mengumpulkan pesanan orang-orang yang berada didalam kumpulan meja tersebut. Ia pergi untuk memesannya. Tak lama kemudian, pesanan mereka pun datang.

"Lip, jangan pake sambel. Masih pagi, nanti melilit usus lo," ujar Dion.

"Iya."

"Tha, jangan main ponsel mulu kenapa sih, makan dulu nih," kata Gilang.

Ditha mematikan ponselnya dan mengambil makanan yang sudah dibawakan kania sembari mengucapkan, "Hehe, iya maaf ya Gilanggg."

Saat asyik-asyiknya makan, ada yang mengejutkan seisi meja itu.

"Anjir ko, lo sama siapa itu?" tanya David.

RECOLLIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang