25. CHAMELEON

23 12 6
                                    

Keesokan harinya. Alina datang menghampiri Rico yang baru saja tiba diparkiran bersama Sisy. Ia menatap kedua lawan jenis ini dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Saat Alina hendak berbicara, Sisy terlebih dulu menyela pembicaraanya.

"Aku kekelas duluan ya Co. Bye my fiance and Alina," ujarnya dengan langkah kaki yang melaju meninggalkan tempat tersebut.

"Aku mau ngomong sesuatu, just five minutes," ucap Alina.

"Ayo." Rico menarik tangan Alina dengan lumayan kasar. Alina sampai dibuat heran olehnya.

"Aku bisa jalan sendiri, lepas." ujar Alina.
Dan langsung dilepas olehnya.

Setibanya di atas rooftop, tidak ada yang berniat membuka pembicaraan. Rico yang sibuk dengan handphonenya dan Alina yang malu memulai lebih dulu.

Namun pada akhirnya, Alina yang membuka suara.

"Kemarin malam, kamu sama siapa?" tanya Alina.

"Penting buat lo?"

"Gue cuma nanya, lo kemana dan sama siapa, Rico?"

"Lo tau sendiri gue dateng ke party Ditha bareng yang lain."

"Sebelum itu?"

"Gue dirumah."

"Lo bohong,"

"Gue udah jawab, lo malah nuduh gue bohong."

"Sama siapa?"

"Sama siapa apanya?"

"Sama siapa lo dirumah?"

"Keluarga gue lah,"

"Dan?"

"Keluarga gue doang,"

"Are you sure? How about Sisy?" tanya Alina.

"Sisy? Dia sering main kerumah, udah dianggep keluarga juga sama orang rumah, ga usah terlalu banyak mikir, ga lama juga semua ini akan berakhir," jawabnya.

"Apa yang berakhir? Lo kenapa sih jadi berubah gini?" tanya Alina.

"Gue? Gue kenapa?" tanya Rico dengan menunjuk dirinya sendiri.

Rico melangkah pasti mendekati Alina, mengunci pergerakan Alina dan menatap mata sang empu.

"HAHAHAHAHA, GUE KENAPA?" teriak pria itu didepan Alina.

"Lo bego ya ternyata," lanjutnya.

"Gue? Bego? What the ffc--" Alina masih bingung dan mencerna kata-kata yang diutarakan Rico.

"Gue sama Sisy udah tunangan, lo ga usah berharap lagi sama gue, semua ini cuma sandiwara Alina," ujar Rico.

"Tunangan? Sandiwara? LO KENAPA SIH HAH?!! JUJUR SAMA GUE, LO KENAPA?" teriak Alina.

"Lo yang terlalu naif, lo gampang masuk perangkap gue sejak pertama kali kita ketemu, lo yang bego ga pernah tau identitas cowo yang lagi incer lo dari lama, lo yang gatau kalo cowo ini tau apapun tentang masa lalu lo. Lo terlalu naif, Alina." ujarnya.

RECOLLIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang