27. TAK DISANGKA

37 12 9
                                    

Sesampainya Alina dirumah. Ia diarahkan oleh sang penjaga untuk pergi ke ruang basement, dimana itu adalah ruangan yang sangat tertutup.

"Oh, our queen lambat sekali untuk datang kemari," sindir Erica.

"Aku sekolah mba Er, dan untuk pertama kalinya'pun aku bolos seperti ini." elaknya.

"Alasan, lo liat tuh si Malik, dia on time kok dateng langsung kesini," ujar Aji.

Tak ingin memperpanjang masalah, ia mengalah, "Iya-iya gue yang salah. Apa hukumannya?" tanya Alina pada sang ketua.

"Untuk kali ini tak ada hukuman, karena pengumuman ini pun terjadi begitu saja. Saya juga meminta maaf," jawabnya.

"Ah, tidak apa-apa. Terimakasih pak ketua yang baik hati. Jadi, ada apa kau memanggilku kemari secara tiba-tiba?"

Sebelum memulai, Al menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, alih-alih menghitung para anggotanya sebelum memulai pembicaraan, "Dimana Eve?" tanya Al.

"Dia sedang berurusan di kantor polisi, mengurus pasar gelap yang ada disana." jawab Chris, sebagai rekan tim yang selalu diandalkan Eve.

"Pasar gelap? Mengenai?" tanyanya.

"Penyelundupan narkoba jenis sabu serta beberapa alkohol yang ilegal." jawabnya lagi.

"Kau memang dapat diandalkan Chris," puji Al.

"Memang seharusnya begitu, terima kasih atas pujiannya."

"Oke, mari kita mulai pembahasan kali ini. Alina, kau lihat perubahan dalam diri kekasihmu setelah kau pulang dari pesta kemarin?" tanya Al.

"Ya, dia cukup berubah. Ia bahkan mengancamku."

"Apa yang dia ucapkan?" tanya Al.

"25 hari lagi. 25 hari lagi, aku atau bahkan kita semua akan hancur dalam sekejap." jawab Alina.

"Dia pikir, dia yang paling hebat. Merasa paling jago-- " Bukannya waspada saat rapat, Malik malah bernyanyi seenaknya.

"Kau berisik sekali, Malik." kesal Aji.

"Kau tahu Alina? Kekasihmu itu seperti teka-teki. Seolah menjadi musuh namun memberi bocoran pada dirimu," ucap Al.

"Nah itu yang sedang ku pikirkan, apa yang sebenarnya terjadi saat ini?" tanyanya heran.

"Kau cukup berhati-hati saja Alina, aku dan yang lainnya akan tetap mengawasimu dari jauh. Namun, jika di fikirkan lagi, kekasihmu bisa saja benar-benar menjadi musuhmu. Sayangnya, untuk dianggap musuh, dia cukup bodoh."

"Tapi, bisa saja ia memang dijadikan perantara semacam boneka sejak awal oleh mereka bukan?" tanya Erica.

"Ya, itu mungkin terjadi. Secara ketua ejectshi, Rico, dan Sisy sudah terhubung sejak lama." jawab Al dengan tegas.

"Ku ulangi perkataanku, haruskah aku pindah kesana untuk berjaga-jaga?" tanya Malik.

"Tak perlu Malik, percaya padaku. Jika keadaanya berubah genting, akan kupikir ulang." jawab Al, lagi dan lagi.

"Jadi apa rencana yang akan kita lakukan?" tanya Chris.

Al menjawab dengan senyuman yang dapat diartikan oleh kelima pemuda yang ada di basement tersebut.

Dilain sisi, tepatnya di kelas XII IPS 1. Rico menjawab panggilan dari seseorang yang terus menerus menghubungi dirinya.

"Kenapa lagi, hah?" tanyanya.

"Gue bilang gue gatau apa-apa soal ini." ucapnya lagi pada seseorang dibalik genggaman ponsel itu.

"Terus gue harus gimana? Nguntit dia gitu?" tanyanya.

RECOLLIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang