Sebelum jam ketiga dimulai, ada kericuhan di luar kelas, tepatnya berada di lapangan. Ternyata, dua orang perempuan sedang beradu argumen dengan suara lantang yang berakhir dengan tangan yang menjambak satu sama lain.
"Gue udah izin sama kepala sekolah, cheerleader mau pake lapangan utama buat latihan terakhir, apa susahnya sih kita gantian?" tanya salah satu perempuan dengan rambut panjang sepinggang.
"Paskibra juga mau make lapangan utama buat lomba besok. Lagian juga biasanya lo di lapangan basket," jawabnya
"Hari ini aja sih, buat latihan koreo terakhir. Harus pake lapangan yang lebih besar. Ngalah dong, setiap hari kan lo disini," kata anak cheerleader lainnya.
"Udah tau tiap hari ini jadwal anak paskibra yang make lapangan." elak sang ketua paskibra.
Semakin lama, semakin banyak yang mengerumuni lapangan tersebut. Entah dari adik kelas, kakak kelas, pak satpam dan ibu kantin, semuanya ada disana.
Saat mereka sedang fokus pada pertikaian yang sedang terjadi di lapangan. Ada satu perempuan yang sedang sujud syukur di depan gerbang sana. Dia, Alina.
Malik yang notabenya dititah untuk mengantar Alina kembali ke sekolah melihatnya sedang sujud terheran.
"Woi, kunyuk. Ngapain lo sujud disitu? Kotor bodoh," ucapnya.
Alina tersadar, ia lantas mengucap,
"Alhamdulillah, emang anak baik selalu dapet situasi baik ya. Gila, beruntung banget nih gue. Terobos aja ah, mumpung pak satpam ga ada." ucapnya pada diri sendiri setelah bangun dari sujudnya.
"Lik, thank you. Sana balik. Gue masuk ya, bye." ucapnya sambil melambaikan tangan. Malikpun menganggukan kepala dan memakai helmnya untuk bergegas pergi.
Alina melangkah dengan tenang, tenang dan berlari memasuki kerumunan dilapangan. Melihat dua orang yang tidak dikenal sama sekali. Ia bukannya mundur, tetapi berteriak di depan wajah mereka.
"YAAAA! KALIAN SEMUA NGAPAIN MASIH KUMPUL DISINI? KAN SUDAH MASUK PELAJARAN? CEPAT BUBAR!" titahnya.
"Who are you?" tanya sang ketua paskibra.
"Is that important now? So, whats the problems in here?" tanya Alina.
"Anak ekskul cheerleader mau pake lapangan utama buat latihan, padahal harusnya hari ini jadwal kita." jawab sang ketua paskibra, lagi.
"Tapi gue udah izin sama kepapa sekolah sih buat make lapangan ini," elak perempuan cheerleader.
"Astaga, lapangan SHB kan banyak, kenapa harus ribut sih?" tanya Alina.
"Ga muat, tim gue banyak." jawab perempuan cheerleader.
"Lo mau latihan jam berapa hari ini?" tanya Alina.
"Pelajaran ketiga sampai jam pulang." jawabnya.
"Kalo lo?" tanya Alina pada ketua paskibraka.
"Pulang sekolah sih." jawabnya.
"YA TERUS APA MASALAHNYA BAMBANG," kesal Alina.
"BUBAR SEKARANG, BUBAR!" lanjutnya.
Tak disangka, semua siswa siswi maupun satpam dan bu kantin, mereka semua kembali pada tempatnya masing-masing.
"Dan lo berdua, hadap BK sekarang." titah Alina, yang herannya dituruti oleh mereka.
Alina dengan bangganya mengusap bahu kanan dan kirinya seolah dia adalah pentolan SHB. Selagi ia mengusap bahu, dengan percaya dirinya ia bergumam, "Jadi osis nih gue tahun ini, HAHA."
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOLLIN
Teen FictionDua insan yang tak saling kenal di pertemukan tuhan di bumi ini dengan cinta kasih yang erat, berawal dengan pertengkaran berakhir dengan penyatuan. Namun,perjalanan kisah mereka tidak selalu baik, hal buruk dari masa lalu satu persatu datang mengha...