14. JAM KOSONG

150 96 156
                                    


Kebersamaan itu penting.
Apalagi saat sibuk-sibuknya kelas akhir.
Jam kosong seperti sebuah anugrah dari tuhan.

-Gilang Alexander-


--------------------------------β-----------------------------------------

Suasana XII IPS 1 sangat ramai. Bagaimana tidak, guru hanya memberi tugas pada sekretaris karena sibuk untuk mempersiapkan tour.

Posisi kelas XII IPS 1 berada di pojok lantai 3. Jauh dari ruang guru. Dekat dengan ruang band. Sepertinya mereka lebih baik latihan band.

Rico selaku ketua THE POTS, mengusulkan untuk memberi tahu seluruh siswa kumpul di ruang band. Daripada keluyuran tak jelas, lebih baik melihat mereka performace kan?

David meminta izin pada kepala sekolah bahwa band mereka akan mengadakan performance kecil-kecilan. Alih-alih mengisi kekosongan para murid yang tidak ada tugas. Izin didapatkan. Mereka diperbolehkan untuk tampil.
Sedangkan Dion pergi ke ruang pemberitahuan. Memberi tahu bagi para siswa harap kumpul di ruang band.

Para siswa dan siswi SHB sangat antusias mendengarnya. Mereka langsung meninggalkan kelas dan menuju ke ruang band.

------------------------------------β-------------------------------------


Keadaan kelas XI IPA 1 pun ikut ricuh. Menyebabkan Alin yang sedang tidur merasa terganggu.

" BERISIKKK WOY," geramnya.

" Lo tidur mulu Lin, ayo ikut ke sana," ajak Ditha.

" Kemana?"

" Liat abang gue tampil. Lumayan cuci mata," sahut Kania.

"Ah males gue,"

" Lo sendirian disini. Ayo, kita bertiga mau kesana. Masa lo ga ikut," ucap Oliv.

" Astagaaa, gue masih ngantuk,"

" Perlu gue cipratin air ga lin? " tanya Ditha dengan cengengesan. Yang ditanya hanya bisa berdecak kesal. Tapi tetap berdiri mengikuti teman-temannya pergi.

Mereka berempat tak lupa membeli cemilan terlebih dahulu. Karena disana pasti tidak menyediakan makanan dan minuman, acara dadakan.

Tiba di kantin, Oliv dan Ditha langsung membeli makanan ringan dan sebotol teh manis instan. Ditha menawarkan mie instan, namun ditolak mentah oleh Kania.
Jadilah ia hanya membeli lima bungkus ciki ukuran sedang.

" Lip, lo beli apa? " tanya Ditha.

" Nih roti coklat empat sama ciki dua,"

" Ngapain beli roti Lip, terlalu berat makanannya," sela Kania.

" Udah gapapa, buat ganjel perut. Gue yakin mereka tampil sampai jam pulang," jawab Kania.

" Yaudah ayo langsung cusss." ajak Ditha.
Kania menarik lengan Alin untuk berdiri dan pergi meninggalkan kantin.

Ternyata sudah ramai, susah untuk akses masuk. Tapi tetap bisa menampung siswa siswi SHB, karena faktor fasilitas ruangan yang sangat besar. Mereka tidak ingin masuk secara desak-desakan. Jadi, mereka menunggu sampai antrian masuk cukup reda.

-----------------------------------β------------------------------------

Rico mengecek semua peralatan musik dan speaker yang akan ia gunakan. Semua oke, tak ada kendala. Dion menyiapkan suara indah yang akan ia keluarkan nanti.
Gilang sudah mengambil posisi duduk dengan tangan memangku gitar.

RECOLLIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang