Sesampainya mereka di basecamp, Alina segera menunjukan identitas anggotanya pada penjaga. Penjaga mempersilahkan masuk. Ternyata disana sudah banyak anggota berkumpul. Tidak diherankan juga sih, malam Minggu.
Alina masuk dengan santainya, para anggota lain tetap sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sedang bercanda-ria, ada yang sedang memainkan game online bersama, ada yang sedang makan di dapur sana, segala aktifitas pun ada.
Alina tetap berjalan masuk hingga menemui seseorang, ya--- Mba Erica. Pelukan dan tepukan di punggung didapatkan oleh Alina. Erica senang jika adik kecilnya ternyata sudah sebesar ini.
"Gue kangen banget sama lo lin gila," ucap haru Erica.
"Sorry, udah lama gue ga kesini ya? " tanya Alin.
"Make nanya lagi lo, iyalah lama banget! " kesalnya.
"Besok-besok mah gue kesini terus mba, tenang aja,"
" Kok gitu? capelah, bolak-balik Jakarta Bandung, "
"Gue sekarang tinggal di Bandung mba, bokap pindah tugas," Alina memperjelas.
"Oh bilang kek dari tadi, btw itu siapa? temen-temen lo? " tanya Erica.
" Iyaa. " jawab Alina
Alina memberi isyarat pada teman-teman nya untuk memperkenalkan diri sendiri, tetapi mereka seolah-olah tidak mengerti harus bagaimana. Alina menghela nafas panjang. Tapi sahabat nya malah cengar-cengir tak berdosa.
" Kenalin diri lo semua," titahnya.
" Hallo mba, gue Ditha,"
" Kania,"
" Oliv,"
"Oh iya haoo, gue Erica. Panggil seenaknya aja, ga usah canggung sama gue ya, ujarnya.
"Siap Mba," -Kania.
"Okee Mba Er," -Oliv.
" Okidoki Mba," -Ditha.
" Btw, Aji mana? perasaan tadi dia yang ngajak gue mampir kesini," tanya Alina
" Gue suruh beli martabak lin, tuh anak dateng-dateng ngabisin martabak gue, kesel lah gue. Gue suruh aja beli lagi, " curhat Erica.
" Yah, yaudah. Gue balik sekarang ya, salam buat Aji. Soalnya izin ke bunda cuma sampai jam 10 aja, " pamit Alina.
" Lah cepet amat mampirnya, yaudah hati-hati lo berempat," ucap Erica.
Hanya dibalas anggukan oleh Alin.Setelah pamit, mereka berempat keluar dari basecamp. Kania meminta kunci mobil pada Alina agar ia yang mengemudi.
Jalanan yang sangat gelap membuat Kania lebih berhati-hati mengendarai kendaraan roda empat tersebut. Tetapi, batin Kania heran, kenapa jalannya lambat sekali? Kania semakin parno, ia bertanya pada Ditha.
" Tha, perasaan gue nih mobil lambat amat jalannya," heran Kania.
" Ah masa sih? Engga ah, gue sama Alin tadi biasa aja," ujar Ditha.
"Kempes mungkin, atau bisa jadi bocor tha," ucap Oliv.
" Lo tadi nginjek apaan emang? " tanya Ditha.
" Gue ga nginjek apa-apa beneran," jawabnya.
" Cek sana, ga berani gue," titah Ditha.
" Lo aja ga berani, apalagi gue tha." Kania sudah panik, keringat sudah bercucuran.
" Gue aja yang cek," ucap Alin.
" Gue temenin." tambah Oliv.
Alina dan Oliv pun keluar dari kendaraan, mereka mengelilingi mobil dengan senter di tangannya, ternyata ban belakang bocor. Tamatlah nasib mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECOLLIN
Teen FictionDua insan yang tak saling kenal di pertemukan tuhan di bumi ini dengan cinta kasih yang erat, berawal dengan pertengkaran berakhir dengan penyatuan. Namun,perjalanan kisah mereka tidak selalu baik, hal buruk dari masa lalu satu persatu datang mengha...