* E

755 106 4
                                    

Jaehyuk sedang gusar dia ingin bicara pada Doyoung dan Junkyu tapi dia tak tahu harus mulai dari mana.

"Kak lo kenapa sih?" Junghwan tiba tiba dateng maen nyelonong masuk aja gak ketuk pintu.

"Lo ngapain kesini?" Jaehyuk malah balik nanya.

"Gue di suruh kak Junkyu kasih ini buat lo" Junghwan menyimpan rantang di meja.

Junghwan duduk dengan santuy di sofa milik Jaehyuk.

"Lo kalau ada masalah cerita aja sama gue" tawar Junghwan.

"Emang lo bisa di percaya? Doyoung aja gak percaya sama lo" Jaehyuk terkekeh duduk di samping Junghwan.

"Halah dia mah lebay" sahut Junghwan mendengus kesal.

Jaehyuk cuma tertawa ternyata Junghwan gampang akrab juga anaknya.

"Tumben gak Doyoung yang nganterin makanan kesini?" Tanya Jaehyuk.

"Kak Doy lagi pergi sama pacarnya si Haruto itu lho" Junghwan raut wajahnya nampak gak suka.

Kalau Jaehyuk tahu jawaban Junghwan bakalan nyebut nama Haruto gak akan dia nanyain Doyoung.

"Idih kenapa muka lo?" Jaehyuk menahan tawa.

"Gue gak restuin tuh kak Doy sama si Haruto!" Junghwan nampak kesal.

"Heh lo jangan ganggu kebahagiaan Doyoung" Jehyuk noyor kepala Junghwan.

"Halah lo juga sebenernya gak suka kan kak Doy pacaran sama si Haruto? Ngaku deh kak!" Jaehyuk cuma diem karena yang di bilang Junghwan emang bener.








Haruto dan Doyoung baru pulang dari dalam rumah Junkyu udah merhatiin mereka.

"Makasih ya Haru" Doyoung tersenyum.

"Sama sama" Haruto mengelus lembut kepala Doyoung.

Junkyu jadi teringat Jihoon tanpa terasa air matanya jatuh "aku kangen kamu Hoon" bathin Junkyu.

Haruto pamit dan Doyoung melangkahkan kakinya lalu membuka pintu.

"Kakak! Kakak kenapa?" Doyoung panik lihat Junkyu lagi nangis.

"Kakak inget mendiang orang tua kita" jawab Junkyu bohong.

Doyoung menghela nafas lega "kirain kakak kenapa aku panik tahu" Doyoung mempoutkan bibirnya.

Junkyu tersenyum mencubit gemas pipi gembul sang adik.

"Ya tuhan sampai kapan aku menyembunyikan penyakitku dari Doyoung? Aku benar benar gak sanggup kalau harus jujur sekarang" bathin Junkyu seiring dengan tangan yang perlahan merosot dari pipi Doyoung.

"Kak" Doyoung menatap lekat sang kakak.

"Kak Junkyu!" Doyoung menepuk pundak Junjkyu sehingga dia terlonjak kaget.

"Hah" Junkyu dengan raut wajah terkejutnya.

"Kakak ngelamun ya?" Tanya Doyoung.

Junkyu menggeleng cepat.

"Oh ya Junghwan lagi di rumah Jaehyuk" kata Junkyu tiba tiba.

"Ngapain tuh anak disana?" Tanya Doyoung.

"Kakak suruh dia nganterin makanan untuj Jaehyuk kasian kan orang tuanya masih di luar negeri dia gak ada yang masakin" Junkyu terkekeh pelan.

Doyoung tersenyum lalu membalikan badanya membuka kenop pintu.

"Mau kemana?" Junkyu sedikit teriak.

"Ke rumah kak Jaehyuk aku khawatir kak Jaehyuk pasti repot kedatangan makhluk kaya Junghwan!" Teriak Doyoung berlari kecil menuju rumah Jaehyuk yang jaraknya memang tak terlalu jauh dari rumahnya.








"APA???! Lo mau ke Belanda!" Junghwan kaget mendengar pengakuan Jaehyuk bahwa dia akan pergi ke Belanda.

"Gue lagi galau tahu. Kalau gue pergi gimana kalau Doyoung butuh bantuan? Kalau bang Junkyu sakit lagi gimana? Gue khawatir sama mereka berdua" ucap Jaehyuk menyenderkan kepalanya pada punggung sofa sambil memejamkan matanya.

"Lo coba aja kak ngomong baik baik sama mereka siapa tahu mer.....

"Kak Jaehyuk" suara lirih seseorang membuat mata Jaehyuk terbuka dan Junghwan noleh ke arah suara tersebut.

"Doyoung"
"Kak Doy"

Jaehyuk dan Junghwan bersamaan.

"Kakak mau pergi" Doyoung udah nahan air matanya yang mau jatuh iya daritadi dia nguping pembicaraan Junghwan dan Jaehyuk.

"Sini Doy biar kakak jelasin" Jaehyuk berjalan cepat ke arah Doyoung menarik pergelangan tangan si makhluk manis itu.

Doyoung udah duduh di antara Junghwan dan Jaehyuk dia terisak bagaimana bisa dia jauh dari Jaehyuk secara kan mereka udah bersama sejak kecil.

Jaehyuk menghela nafas panjang sebelum menjelaskan perihal kepergiannya ke Belanda.

"Kakak dapet beasiswa ke universtas di Belanda, kakak sebenernya gak mau ninggalin kamu tapi orang tua kakak nyuruh kakak buat pergi" Jaehyuk menjelaskan dengan lembut.

Doyoung menatap Jaehyuk dengan buliran air mata yang mengakir makin deras.

"Kalau kamu ngelarang kakak buat pergi, kakak akan lakuin itu kok" Jaehyuk tersenyum menghapus air mata Doyoung.

"Kak, sejujurnya aku sedih kakak pergi tapi aku bangga sama prestasi kakak" Doyoung terisak.

"Aku gak mau jadi penghalang pendidikan kakak" Doyoung memeluk Jaehyuk tentu saja Jaehyuk kaget meski sebenarnya sering Doyoung memeluknya secara tiba tiba namun kali ini rasanya beda.

Jaehyuk mengelus kepala Doyoung mengecup puncak kepalanya.

"Pergilah kak! Kakak harus nurut sama orang tua kalau gak nurut kakak jadi anak durhaka lho" Doyoung menengadahkan kepalanya menatap Jaehyuk dalam posisi yang belum berubah.

Jaehyuk terkekeh kenapa makhluk dalam pelukannya itu begitu cantik meski sedang menangis.

"Kakak takut kamu kangen tahu" Jaehyuk menyentil hidung Doyoung.

"Setiap hari libur kakak harus telfon aku kalau enggak aku bakalan ngambek!" Doyoung menenggelamkan kembali kepalanya pada dada bidang Jaehyuk.

"Woy! Gue bukan patung! Kalian asik aja gak nganggap gue! Tega tega tega!" Junghwan menghentakan kakinya kaya bocah emang bocah haha.

Jaehyuk dan Doyoung mengakhiri pelukan mereka dan tertawa melihat tingkah bocah yang baru lulus SMP itu.

"Btw lo mau lanjut sekolah kemana?" Jaehyuk natap Junghwan yang masih cemberut.

"Gue mau masuk SMA YG! Mau jagain kak Doy dia kan melehoy" Junghwan tertawa.

Doyoung udah siap buka sepatunya buat getok kepala sepupunya itu.

"Jangan Doy, biarpun gaje begitu dia kan sepupu kamu" Jaehyuk mencekal tangan Doyoung yang hendak melemparkan sepatunya pada Junghwan.

























Jaehyuk mau pergi dulu sementara waktu ya gaes :(

Nanti dia balik lagi kok hehe

Typo bertebaran tolong di maafkan :(

Jangan lupa vote komennya ya :)

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang