* X

518 76 14
                                    

Asahi menatap lurus ke depan memori bersama Jaehyuk berputar di kepalanya.

"Sial! Masa gue harus kalah sama bocah! Gue harus bisa rebut Jaehyuk balik!" Bathinya penuh emosi.

"Hallo" - Asahi

"Ada apa bos?" - seseorang

"Gue butuh batuan. Intruksinya nanti gue kirim lewat chat" - Asahi

"Baik bos!" - seseorang.

Asahi tersenyum miring setelah memutuskan sambungan telfon.




"Kalau udah jam pulang, kamu nelfon dulu ya"

"Emangnya kenapa kak? Kok gak biasanya" Doyoung merasa curiga.

"Kakak ada pertemuan sama klien, kalau gak sempet nanti kakak kirim supir ke sekolah kamu" jawab Jaehyuk tak lupa di lengkapi dengan senyuman hangatnya.

Doyoung ngangguk faham.

Jaehyuk menatap sendu punggung Doyoung lalu pergi.

Sekitar setengah jam perjalanan, Jaehyuk sampai di suatu tempat.

"Apalagi Sahi?!" Jaehyuk nampak frustasi karena Asahi memaksanya untuk bertemu.

"Santai saja Jae" ucap Asahi setelah Jaehyuk sempurna duduk tepat di hadapannya.

Asahi tersenyum miring lalu memberikan ponselnya pada Jaehyuk.

Jaehyuk menatap Asahi seolah tatapannya bilang "apa ini?"

"Buka saja!" Perintah Asahi.

Jaehyuk menekan tombol untuk memutar video pada ponsel Asahi.

Jaehyuk membulatkan matanya menekan tombol of dengan emosi.

"Apa apan ini? Kamu sengaja merekam kegiatan kita waktu itu?" Jaehyuk frustasi.

Asahi mengambil ponselnya kembali.

"Aku punya firasat kalau kamu bakal ninggalin aku. Jadi aku rekam semua! Biar kamu tahu malam itu kamu gak cuma mencium aku" Asahi matanya berkaca kaca.

Jaehyuk memijat pelipisnya, menenggelamkan wajahnya pada meja.

"Aku sempat hamil tapi aku gugurin karena gak mungkin bisa ketemu kamu lagi"

Jaehyuk sukses menunjukan keterkejutannya "gak mungkin!" Elaknya.

"Udah aku duga kamu gak bakal percaya" Asahi meneteskan air matanya.

"Aku pulang dulu Jae! Semoga kamu gak nyakitin Doyoung seperti yang kamu lakukan ke aku" Asahi terisak lalu pergi.

Jaehyuk melamun setelah kepergian Asahi. Dirinya bener bener merasa jadi manusia paling kotor di muka bumi.

"Rasakan itu Yoon Jaehyuk!" Asahi smirk menatap Jaehyuk yang sedang melamun dari kejauhan.

"Bos udah selesai" kata seseorang menghampiri Asahi.

"Bagus! Ini bayaran kamu!" Asahi memberikan amplop coklat pada orang itu.

Asahi mengotak ngatik ponselnya tanpa ragu menekan kontak Doyoung.

Di tempat lain Doyoung yang ingin menghubungi Jaehyuk tertunda, ada kiriman dua video yang membuatnya merasa penasaran.

"Apa ini?" Gumamnya tanpa ragu menekan tombol play.

"Jaehyuk lepas aahh....

Doyoung langsung menutup mulutnya mendengar desahan Asahi dalam rekaman tersebut. Setelahnya air mata mengalir dari sudut matanya melihat aksi Jaehyuk yang brutal mencumbu Asahi dengan penuh nafsu.

Doyoung narik nafas lalu menekan video yang kedua.

"Apa apaan ini? Kamu sengaja merekam kegiatan kita waktu itu?" - Jaehyuk

"Aku punya firasat kalau kamu bakal ninggalin aku. Jadi aku rekam semua! Biar kamu tahu malam itu kamu gak cuma mencium aku" - Asahi

"Aku sempet hamil tapi aku gugurin karena gak mungkin bisa ketemu kamu lagi" - Asahi

"Gak mungkin!" - Jaehyuk

"Udah aku duga kamu gak bakalan percaya" - Asahi

Begitulah isi percakapan dalam video yang Doyoung tonton sekarang.

"Brengsek!!" Doyoung meremas ponselnya lalu pergi menaiki bis beruntung bis cepat datang.



'Brak' Doyoung membanting pintu dengan keras.

"Kamu kenapa dek?" Seru Junkyu yang tengah duduk santai bersama Jihoon.

Doyoung gak jawab malah nangis dan mengurung diri di kamar.

"Doyoung kenapa ya?" Monolog Junkyu.

"Udahlah sayang nanti kalau emosi Doyoung mereda kita tanya dia" Jihoon emang paling bisa nenangin Junkyu.

Junkyu ngangguk faham.

Bertepatan dengan itu Junghwan datang.

"Eh sini lo!"

"Paan?" Junghwan duduk di aofa sambil menyilangkan kakinya.

"Doyoung tadi balik sambil nangis, lo apain?" Jihoon natap curiga ke Junghwan.

"Gue ketemu aja kagak di sekolah kak! Harusnya lo nanya dia dong bukan nanya gue"

"Iya nanti kita tanya" Junkyu narik lengan Jihoon yang mau nampol Junghwan

Di tempat lain Jaehyuk berkali kali nelfon Doyoung tapi gak di angkat.

"Tumbenan gak angkat telfon gue?" Jaehyuk bertanya pada dirinya sendiri.

Tanpa fikir panjang Jaehyuk langsung cus ke rumah Doyoung setelah sebelumnya dia ke sekolah tapi Doyoung udah pulang.

Tak butuh waktu lama Jaehyuk tiba di rumah Doyoung. Tanpa ragu mengetuk pintu.

'Plak' satu tamparan tepat di pipi kiri Jaehyuk setelah pintu terbuka.

"Jangan pernah lo nunjukin muka lo disini!" Bentak Jihoon penuh amarah.

"Maksudnya apa? Salah gue apa kak?" Jaehyuk gak faham kenapa tiba tiba Jihoon nampar dia.

"Otak lo mikir!" Bentak Jihoon lagi lalu menutup pintu dengan kasar.

"Kak! Buka pintunya! Kak Jihoon!!" Teriak Jaehyuk tapi gak di denger Jihoon.

Flash back on

"Kak Doy buka pintunya kak!" Junghwan gedor gedor pintu kamar Doyoung tapi gak ada jawaban.

Junghwan noleh natap Jihoon dan Junkyu.

"Boleh gue dobrak gak sih?" Tanya Junghwan.

"Dobrak aja nanti pintunya ganti baru" kata Jihoon.

Junghwan nurut aja langsung dobrak tuh pintu.

"Kak Doy!!" Junghwan langsung panik kakak sepupunya tiduran di lantai badannya juga panas.

Junghwan langsung gendong Doyoung di baringin di kasur tak lupa pakein selimut.

Junkyu langsung manggil dokter buat ngecek keadaan adiknya tersebut.

Ponsel yang tergeletak di nakas menjadi perhatian Jihoon. Jihoon mengambil ponsel itu "kok gue curiga" bathin Jihoon sambil menyentuh benda pipih tersebut.

"Lo jagain dulu ya bentar lagi dokter dateng" Jihoon menepuk pundak Junghwan.

Junghwan ngangguk iyain.

Jihoon mencari tahu isi ponsel Doyoung and yes Jihoon menemukan video tak senonoh yang di perankan Jaehyuk di dalamnya.

"Membagongkan sekali si Jaehyuk! Awas aja gak gue kasih ampun!" Jihoon menyimpan ponsel Doyoung di saku celananya setelah terdengar bel rumah bunyi.

Flash back off.



































Sana Jae lawan lo Jihoon sekarang 😁

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang