* G

706 99 2
                                    

Hari berganti bulan tanpa terasa sudah dua bulan lamanya Doyoung menyandang status jomblo awalnya dia masih suka nangis kalau inget Haruto tapi sekarang udah enggak perlahan dia mulai ikhlas kalau Haruto di rebut oleh sahabatnya sendiri.

"Doy, jangan jauhin gue" Jeongwoo tiba tiba menghadang Doyoung.

"Jeongwoo maaf aku gak maksud jauhin kamu hanya aku merasa canggung sekarang" jawab Doyoung meraih kedua tangan Jeongwoo.

"Aku harap Haruto gak nyakitin kamu cukup aku aja yang di sakiti sama dia" Doyoung tersenyum lalu meninggalkan Jeongwoo.

Jeongwoo merasa bersalah tapi dia gak mau melepas Haruto gitu aja dia udah susah payah merebutnya dari Doyoung. Terdengar jahat memang tapi mau gimana lagi cibta Jeongwoo yang menuntunnya untuk melakukan hal itu tanpa dia sadari sudah melukai hati sahabatnya hmmm cinta emang sebuta itu ya.

"Kamu kenapa sih ngelamun?" Haruto membuyarkan lamunan Jeongwoo.

"Aku jadi merasa bersalah sama Doyoung. Aku gak seharusnya kaya gini" Jeongwoo berkaca kaca.

"Aku yang salah, harusnya aku bilang yang sebenernya ke Doyoung tentang kamu" Haruto mengelus kepala Jeongwoo.

Jeongwoo mengernyitkan dahinya menatap Haruto seolah tatapannya mengatakan 'emang kamu bilang apa sama Doyoung?'

Flash back on

"Kamu mau jelasin apa lagi?" - Doyoung

"Maaf Doy aku gak maksud selingkuh tapi....

"Tapi apa?" - Doyoung

"Kalian berdua berarti buat aku" - Haruto

"Kamu gak bisa kaya gini Haru, aku sakit hati lihat kamu sama Jeongwoo begitupula Jeongwoo aku yakin dia juga pasti sakit kalau lihat aku sama kamu" - Haruto

"Terus aku harus apa?" - Haruto

"Kamu pilih antara aku atau Jeongwoo" - Doyoung

Haruto diam sejenak dia berfikir dan semoga saja keputusannya tepat.

"Maaf Doy aku milih Jeongwoo"- Haruto

"Oke" - Doyoung

Flash back off

"Kenapa kamu gak jujur kalau aku sakit?" Kata Jeongwoo.

"Kamu yang bilang kan kalau aku jangan cerita sama siapapun tentang penyakit kamu" Haruto mendekap Jeongwoo.

Jeongwoo terdiam tanpa sadar Doyoung lihat mereka namun gak sempet denger pembicaraan mereka sayang sekali.

Doyoung kembali menjatuhkan air matanya.

"Udah Doy gak guna air mata lo nangisin mereka" Yedam tiba tiba datang menepuk nepuk pundak Doyoung memberi semangat.

Doyoung mengangguk lalu pergi.












"Kakak sekarang gimana? Udah baikan?" Doyoung lagi ada di kamar Junkyu.

Junkyu ngangguk.

"Kakak kok kurusan sekarang. Kakak makan yang banyak dong" Doyoung natap sedih pada Junkyu yang semakin hari semakin kurus.

"Kakak sebenernya sakit apa sih?" Tanya Doyoung.

"Kakak gak apa apa dek. Kamu jangan khawatir berlebihan kaya gitu" Junkyu mengelus puncak kepala Doyoung.

Doyoung cuma diem sebetulnya dia penasaran banget sama penyakit yang di derita Junkyu selama ini Junkyu gak pernah bilang yang sebenernya selalu setiap di tanya bilangnya 'kakak gak apa apa' Doyoung gak bisa di giniin.

"Lo kok udah balik? Tega gak nungguin gue!" Junghwan cemberut.

"Ngapain nungguin lo? Gak guna!" Doyoung menatap malas pada Junghwan.

Junghwan cuma manyun.

Junkyu ketawa lihat tingkah adik dan sepupunya itu.

Setelah itu Doyoung nyiapin makan malam untuk Junghwan dan Junkyu.

"Kalau ada kak Jaehyuk pasti dia bantuin aku" Doyoung ngomong sendiri.

Junghwan memperhatikan Doyoung lagi motong sayuran sejujurnya dia merasa bersalah udah gak kasih tahu kontak kak Jaehyuk tapi mau gimana lagi kak Jaehyuk yang minta.

Junghwan nyamperin Doyoung jalan mengendap ngendap niatnya mau ngagetin gitu kan.

"Heh!!" Doyoung berbalik ngacungin pisau.

"Aaaaaaa!!!" Junghwan teriak kaget lihat Doyoung nodongin pisau ke dia.

"A-ampun kak!" Junghwan gelagapan soalnya muka Doyoung nyeremin gitu.

Doyoung ketawa ngakak menurutnya ekspresi Junghwan lucu banget.

"Muka lo anjir ngakak!" Doyoung ketawa megangin perutnya.

"Ngeselin lo! Awas lo nanti gue bales Junghwan manyun lalu mengambil goreng bakwan buatan Doyoung.

Sementara di tempat lain Junkyu lagi galau makin hari kondisinya makin buruk entah sampai kapan dia terus merahasiakan penyakitnya dari Doyoung.

Junkyu mengambil secarik kertas dan pulpen lalu dia menulis sesuatu pada kertas tersebut.

"Maafin kakak Doy!" Junkyu menangis dia gak bisa bayangin kalau suatu hari penyakitnya membuat dia pergi untuk selamanya. Junkyu cuma khawatir pada adiknya dengan siapa nanti dia tinggal? Junghwan hanya sementara disini karena orang tuanya sedang perjalanan bisnis ke luar negeri kalau orang tua Junghwan udah balik, tentunya Junghwan akan tinggal bersama orang tuanya lagi.

"Yoon Jaehyuk cuma lo yang gue percaya tapi lo juga malah pergi" Junkyu menatap kosong ke arah jendela dimana dia bisa melihat rumah Jaehyuk yang sepi karen semua penghuninya sedang pergi.

"Udah satu tahun lebih lo gak ngabarin kita Jae" Junkyu kembali menyeka air matanya.

Doyoung membuka pintu kamar dia melihat Junkyu lagi nangis.

"Kakak kenapa?" Doyoung mengusap pundak Junkyu untung aja Junkyu udah nyimpen kertasnya ke laci jadi Doyoung gak bakal nanya apa apa.

"Tiba tiba kakak kangen sama keluarga Jaehyuk" jawab Junkyu.

Doyoung meluk Junkyu "aku juga kangen kak, kak Jae tega banget gak ngabarin kita" kata Doyoung.

"Mungkin dia sibuk" kata Junkyu dan Doyoyng ngangguk faham.






















Author juga kangen Jaehyuk Doy huwwaaa

Sabar dulu Jaehyuk ngumpet sebentar nanti balik lagi hehe

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang