6. Apartement

334 60 6
                                    

Mereka pun tiba di apartement miss Seo, menaiki lift dengan wajah tegang, karena baru kali ini dia membawa pria asing kedalam hunian nya, ia terlihat gelisah, dan Rio mendongak menatap angka diatas pintu lift, dan miss Seo melirik mahasiswa tampan nya itu.

Tink

Pintu lift terbuka, Rio mengikuti langkah sang dosen dari belakang, menuju ke unit nomor tujuh puluh tujuh.

Ceklek

"S-silakan masuk" gugup miss Seo setelah membuka kan pintu untuk tamu nya, Rio pun masuk, menatap kagum apartement mewah sang dosen.

"Duduklah, jangan sungkan" padahal Miss Seo sendiri yang merasa demikian, Rio cuek-cuek saja, pemuda itu meletak kan tas ransel nya dilantai dan duduk di sofa single menghadap ranjang sang dosen, apartemen itu memang kecil, jadi semua nya menjadi ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duduklah, jangan sungkan" padahal Miss Seo sendiri yang merasa demikian, Rio cuek-cuek saja, pemuda itu meletak kan tas ransel nya dilantai dan duduk di sofa single menghadap ranjang sang dosen, apartemen itu memang kecil, jadi semua nya menjadi satu dalam ruangan, kecuali kamar mandi yang berada dibalik tembok meja pantry.

"Minum lah" ujar miss Seo menghidangkan minuman untuk tamu nya

"Gumawo" Rio pun meneguk nya sampai menyisakan setengah dari isi gelas tadi.

"Apa kita bisa langsung memulai nya?" Tanya Rio.

"T-tentu" miss Seo kembali membongkar tas nya, dan kesempatan ini Rio gunakan untuk mengambil foto sang dosen diam-diam, dan mengirim nya ke group chat gank nya.

"T-tentu" miss Seo kembali membongkar tas nya, dan kesempatan ini Rio gunakan untuk mengambil foto sang dosen diam-diam, dan mengirim nya ke group chat gank nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana itu?" Tanya Jenno di group chat mereka.

"Menurutmu?" Balas Rio.

"Daebak! Rio sudah sampai di apartement miss Seo" timpal Jisoo.

"Aku masih belum percaya" elak Rose

"Aku juga" Jennie menimpali

"Terserah" Rio

Setelah itu Rio menatap intens sang dosen, sambil tersenyum tipis menopangkan dagu nya ditangan kanan nya yang bertengger diatas sandaran lengan sofa.

"Kamu mendengar ku tidak?" Tanya miss Seo, Rio mengangguk, ia lalu berpindah duduk di samping sang dosen yang masih menunduk sambil membacakan buku nya untuk Rio, dan sang wanita tak merasa terganggu sama sekali, mungkin karena belum menyadari.

Tangan kurang ajar Rio mulai berani menyentuh rambut sang dosen dan menyelipkan nya kebelakang telinga.

Deg

Ada desiran aneh yang mulai miss Seo rasakan, ia pun terdiam, nafasnya sedikit berat oleh ulah Rio, mulutnya terkunci menikmati sentuhan mahasiswanya itu.

"Jangan berhenti, lanjutkan membaca nya" pinta Rio dengan suara dalam nya yang menenangkan tapi juga mendebarkan, dengan suara terbata, miss Seo pun melanjutkan nya, meski dengan perasaan tak tenang.

"Kamu tahu? Suara mu bagaikan nyanyian bidadari surga, itulah kenapa aku memintamu untuk terus melanjutkan nya, karena aku menyukai nya" ujar Rio lagi sambil membelai pipi kanan mis Seo dengan jari telunjuk kiri nya.

"A-aku ke toilet sebentar" gugup miss Seo yang langsung berdiri salah tingkah, dan meninggalkan Rio di ruang tamu sendirian, pria itu terkekeh lucu, merasa sang dosen sudah tergoda oleh nya.

Dan di toilet, miss Seo membasuh wajah nya yang mulai memanas dan memerah karena ulah Rio, selain itu, ia ke toilet untuk menenangkan debaran jantung nya yang seperti orang habis berlari marathon.

Ia pun kembali ke ruang tamu, dan menemukan Rio sedang mengemasi buku-buku nya, miss Seo mengerutkan kening nya, merasa tak rela Rio pergi, padahal ia masih ingin melanjutkan yang tadi.

"Mau kemana?" Tanya miss Seo tanpa sadar, ada nada kekecewaan dari suara nya.

"Pulang miss, ini sudah hampir jam tujuh malam" jawab Rio menunjuk jam yang melingkar ditangan kiri nya.

"Astaga, kenapa aku baru menyadari nya, jika dia sudah hampir tiga jam disini" rutuk miss Seo pada diri nya sendiri.

"Mianhae, aku belum sempat menyajikan apa-apa untuk mu" sesal nya.

"Its okey miss, aku permisi dulu" pamit Rio, dan hey, sejak kapan mereka menggunakan bahasa aku dan kamu?

Rio mulai menggendong ransel nya, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu keluar, diikuti sang tuan rumah.

"Aku pulang miss" pamit nya diambang pintu.

"Ne, hati-hati dijalan" pesan nya, sang dosen tak langsung menutup pintu, ia masih mengintip disana sampai Rio masuk ke dalam lift yang jarak nya sekitar dua puluh lima meteran dari pintu unit miss Seo.

Ceklek

Miss Seo bersandar pada daun pintunya yang kini tertutup setelah Rio pergi, menghela nafas lega tapi kemudian dalam hati bertanya "kenapa waktu cepat sekali berlalu saat dengan nya?" Gumam miss Seo dalam hati, ia tak mau memikirkan itu, sang dosen melangkah untuk membereskan meja nya sambil menggeleng tersenyum sendiri untuk mengusir bayangan Rio dari dalam benak nya.

Keesokan hari nya.

Jenno dan Jisoo heboh dengan isi group chat kemarin dimana Rio mengirimkan foto sang dosen yang tengah berada di apartemen nya.

"Wah hebat, bagaiamana kamu bisa berada disana?" Tanya Jenno yang berjalan menuju kelas nya sambil merangkul dan menepuk-nepuk dada kiri Rio.

"Tapi Rose dan Jennie masih meragukan mu"  ujar Jisoo.

"Iya, bagaimana kamu akan membuktikan nya nanti?" Tanya Jenno lagi.

"Kita lihat saja nanti, apakah aku atau Rose yang menang?" Jawab Rio santai menatap Rose yang sudah dibangku nya bersama Jennie.

"Hey ladys" sapa Jenno tengil pada dua gadis mereka, Jennie tersenyum hangat, sementara Rose, ia melirik Rio dengan wajah  kikuk nya, mungkin karena ia merasa telah kalah dari sahabat nya itu, dan keraguan Rose sebenarnya adalah wujud dari penolak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey ladys" sapa Jenno tengil pada dua gadis mereka, Jennie tersenyum hangat, sementara Rose, ia melirik Rio dengan wajah  kikuk nya, mungkin karena ia merasa telah kalah dari sahabat nya itu, dan keraguan Rose sebenarnya adalah wujud dari penolakan nya atas kemenangan Rio, yaa bayangkan saja, sahabat yang sudah begitu dekat, harus di tiduri nya, bukan tak mungkin akan tumbuh rasa di hati kedua nya nanti, terutama Rose, karena biasanya wanita lebih mudah goyah jika menyangkut urusan hati.

#TBC

Love By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang