Selama musim semi, Rio ke kampus dengan mobil nya, dan membawa heat pack berbagai ukuran, untuk berjaga-jaga, jika hujan dan petir tiba-tiba turun.
Rose dan Jennie di jemput oleh Rio, Jisoo menjemput Jenno.
"Astaga, apa ini Rio?" Kaget Jennie begitu memasuki mobil Rio dan menemukan banyak heat pack di jok belakang.
"Heat pack Jenn" jawab Rio santai.
"Iya aku tahu, tapi untuk apa?" Malas Jennie.
"Untuk menghangatkan tubuh ku saat turun hujan nanti" jawab Rio lagi, dan sebelum turun dari mobil, Rio mengantongi dua heat pack di saku jaket nya.
"Hari ini kita berkumpul di rumah ku, jadi kan?" Tanya Rose pada sahabat-sahabatnya, karena ia dirumah sendiri sekarang.
"Ok, jadi" jawab Rio, yang lain pun setuju.
Kriingg. . .
Ponsel Rose berdering
Fanny Mommy is Calling
Rose tak langsung mengangkat nya, tapi ia berbagi tatapan curiga dan ragu dengan Jennie.
"Siapa?" Tanya Jennie sedikit berbisik, Rose menunjuk dengan dagu nya ke arah Rio yang sedang asyik makan bersama Jisoo dan Jenno.
"Angkat, kalau ternyata penting bagaimana?" Ujar Jennie, dan Rose pun langsung menggeser layat hijau nya.
"Hallo"
"Rosie, Rio bilang kalian akan menginap di rumah mu?"
"N-ne momm"
"Satu pesan mommy, jika hujan turun, pakaikan pillow heat pack yang ada di mobil Rio untuk membungkus dada nya"
"Kenapa momm?"
"Tulang dada Rio tak sepenuh nya sempurna, ada beberapa kerusakan karena kecelakaan waktu itu, telah di ganti dengan logam yang akan menjadi sensitiv jika cuaca dingin atau petir" jelas Tiffany.
"N-ne momm"
"Selamat bersenang-senang"
Rose menutup sambungan telpon nya dengan Tiffany, sambil menatap gusar ke arah Rio yang nampak santai dan tertawa lebar dengan sahabatnya.
"Ada apa Rose?" Tanya Jennie curiga.
"Aku tak tahu jika kecelakaan Rio dulu separah itu unnie" ujar Rose tanpa mengalihkan tatapan nya dari Rio.
"Maksud mu Rose?" Jennie tak mengerti.
"Heat pack di mobil Rio, ternyata itu sangat penting, untuk menghangatkan tubuh Rio jika hujan turun nanti" jawab Rose, kini Jennie ikut menatap Rio, yang sedang menggigit pizza nya.
Sepulang mereka dari kampus, kelima mahasiswa itu pun pergi ke mall terlebih dahulu, untuk berbelanja camilan dan juga membeli beberapa kaset film, dan selesai dengan tujuan nya, mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah Rose, gadis itu mendongak menatap langit yang kian menggelap, tentu Rose merasa khawatir dan was-was dengan apa yang akan terjadi pada Rio nanti.
Hari ini kebetulan Jaehyun lembur, jadi Krystal untuk pertama kali nya harus pulang sendirian, ia takut, karena sebelum nya ia selalu bersama Jaehyun, dan Victoria serta Luna, mereka mendapat tugas long shift jadi tak bisa menemani Krystal.
Dug
"Akh"
Dug
"Ish"
Krystal tak bisa melewati sebuah besi penahan air yang sebetulnya tak lebih dari 1 cm tinggi nya, ia hendak menuruni lobby lewat jalan khusus penyandang disabilitas, mendengar suara aduhan putus asa, Rio pun menoleh arah sumber suara.
"Gadis itu" batin Rio merasa pernah melihat Krystal, tanpa pikir panjang, ia pun menghampiri nya.
"Maaf nona, biar aku bantu" Rio seolah mengerti dengan kesulitan yang Krystal alami.
"Ah, ne kamsahamnida" ucap Krystal melirik Rio dengan sedikit senyum terlukis di wajahnya.
"Anda mau kemana?" Tanya Rio, mendorong kursi roda Krystal.
"Ke halte depan, tapi sampai disini saja juga sudah cukup, saya bisa menyeberang sendiri" jawab Krystal, Jennie, Jisoo, Jenno dan Rose menatap Rio tak percaya, ia yang biasanya acuh dengan lingkungan sekitar, kini tampak membantu seorang gadis yang belum dikenal nya, itu aneh menurut mereka.
"Tidak tidak, aku akan mengantar nona sampai di tujuan" tutur Rio membawa Krystal menyeberangi jalan raya di depan mall tempat gadis itu bekerja.
"Terima kasih" ucap nya malu-malu setelah sampai di halte.
"Sama-sama, aku Rio" pemuda itu dengan percaya dirinya mengulurkan tangan kanan nya pada Krystal.
"Krystal" balas nya tanpa berani menatap Rio.
"Aku pergi dulu, hati-hati dijalan" pamit Rio.
Sahabatnya terheran melihat Rio kembali sambil tersenyum tak jelas, Krystal sendiri menggigit bibir bawahnya, salah tingkah dan melirik punggung Rio yang kian menjauh.
"Lucu" gumam Rio di dalam mobil, dan mulai meninggalkan mall menuju ke rumah Rose.
"Siapa yang lucu?" Selidik Rose, Rio terbahak salah tingkah.
Sesampai di rumah Rose, mereka pun mulai menurunkan barang dari mobil Jisoo dan Rio.
Clap. . .
"Ah" erang Rio memegangi dada nya, saat ada kilat.
"Are you okey boy?" Tanya Jisoo menghampiri sahabatnya yang sedang memasuki rumah Rose
"Im ok hyung" jawab Rio yang terlihat baik-baik saja sekarang.
Duar
Bug
Rio jatuh berlutut, saat petir dan hujan turun bersamaan, nafas nya terasa berat, dengan wajah memucat, yang lain sedang sibuk di dapur, Jisoo dan Jenno masih mengambil belanjaan di mobil.
"Unnie, aku mencemaskan Rio" seolah mendapat firasat, Rose pun berjalan menuju ruang tv rumah nya.
"Rio!" Teriaknya panik melihat Rio menangis sambil memegangi dada nya.
"JENNOO. . . JISOO OPPA. . .!!!" teriak Rose ketakutan, yang dipanggil pun saling bertatapan terkejut, tapi setelah itu mereka berlari ke sumber suara.
"Rio" kaget Jenno dan Jisoo serempak.
"Oppa, Jenno, pindahkan Rio ke sofa, aku ambil pillow heat pack nya dulu" interuksi Rose dengan perasaan cemas, Jennie pun ikut bergabung, mendekat dengan wajah khawatir.
"Ini, kita pasangkan di dadanya" ujar Rose, dibantu Jenno dan Jisoo, melingkarkan pillow heat pack nya di dada Rio, Rose lalu ke kamar nya untuk mengambilkan selimut tebal bagi Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident
Fanfictionseorang mahasiswa berandalan bernama Limario Kim, yang menyukai gadis sederhana, bagaimana sang playboy akhirnya bisa terjatuh pada gadis biasa bernama Krystal Jung, yang lumpuh.