Krystal melamun di meja kasir nya, mengingat kejadian kemarin, kadang ia tersenyum sendiri, tapi kadang wajah nya berubah sendu, Luna dan Victoria pun saling bertatapan curiga, dan Luna pun langsung berdiri di depan Krystal mendekatkan wajah nya pada sang sahabat, tapi justru Krystal malah tersenyum simpul, dan menatap kagum pada Luna, yang mengerutkan kening nya.
"Huft" dia meniup kedua mata Krystal, yang langsung terkejut.
"Unnie!" Seru nya kaget, wajah nya langsung memerah.
"Aku curiga dengan tingkah mu Krys" ujar Luna pura-pura sendu.
"Dia sedang jatuh cinta Luna-yaa" seloroh Voctoria, Krystal menatap tajam Vic unnie sambil mempeotkan bibir nya, sejujur nya, Krystal sudah jatuh pada pesona Rio, tapi ia tak berani mengakui nya pada Luna dan Victoria, karena tak punya cukup nyali, menyadari kondisi nya yang jauh dari kata sempurna.
Rio di kampus bersama yang lain, ia bermain basket di lapangan tengah bersama Jisoo dan Jenno, sedangkan Jennie dan Rose mengerjakan tugas sambil mengobrol ditepi lapangan, ditemani sekantong besar snack yang Rio belikan.
"Bagaimana kabar Krystal hari ini?" Tanya Jisoo sambil menembakan bola orange nya ke ring.
Slap
Masuk, 3 point
"Aku tidak tahu, aku belum bertemu dia lagi" jawab Rio santai, mendribel bola nya memutar melewati hadangan Jenno, yang berdecak kesal.
"Bukan kah kamu bilang tertarik?" Tanya Jenno yang sedang berebut bola dengan Jisoo.
"Aku tak ingin terlalu memperlihatkan rasa ketertarikan ku pada nya" balas Rio
"Fuck boy" decak Jisoo.
Slap
Three point, Rio melompat sambil melempar bola nya, membalas ucapan Jisoo, Jenno terbahak.
Suatu hari, Rose dan Jennie pergi ke toko stasionary tempat Krystal bekerja, tapi hanya bertiga dengan Lia, gadis kecil itu minta buku mewarnai dan pensil warna, sedangkan Rio sendiri menjemput sang mommy ke kantor agensi nya, bersama Jenno dan Jisoo.
"Unnie, kami mencari pensil warna dan buku mewarnai ada di sebelah mana ya?" Tanya Rose.
"Di rak paling kiri, nomor lima dari sini Rose" interuksi Krystal.
"Lia mau belajar mewarnai ne?" Sapa Krystal pada dongsaeng nya Rio itu.
"Ne unnie" jawab nya polos.
"Baiklah, semangat ne" ujar Krystal, Lia kemudian mengikuti Rose bersama Jennie yang menggandeng tangan nya, dan kini, Krystal tampak celingukan mencari seseorang diluar toko nya.
Tepat
Ia mencari Rio, yang mungkin mengantar tiga gadis tadi, tapi nihil, wajah nya berubah kecewa karena tak mendapati pemuda tampan itu di luar.
"Sudah unnie, kami membeli ini" Jennie meletakan belanjaan nya diatas meja kasir.
"Baiklah, dan ini, raut pensil warna untuk Lia, ini bonus dari unnie ne" ujar Krystal sambil memasukan raut pensil berbentuk babi lucu ke kantong belanjaan Lia.
"Woah, bilang apa sayang?" Ujar Rose pada Lia.
"Gumawo unnie" ucap bocah itu senang menerima hadiah sederhana dari Krystal.
"Sama-sama Lia" balas Krystal mengusap-usap tangan mungil Lia yang berpegangan pada tepian meja kasir untuk mengintip belanjaan nya.
"Bye unnie" pamit Lia sambil melambaikan tangan nya pada Krystal, setelah selesai berbelanja.
Sesampai di rumah, Lia ditemani Jennie dan Rose pun mulai mewarnai, Jisoo dan Jenno serta Rio baru datang menjemput Fanny mommy, mereka menghampiri para gadis dan ikut bergabung, Rio menggoda Lia, dengan menyenggol siku nya.
Sret
"Yak, oppa membuat pensil warna ku patah" kesal Lia, memarahi oppa nya yang jahil, yang di marahi malah terbahak gemas, ia langsung memeluk dongsaeng nya yang cemberut itu, lalu menciumi pipi nya.
"Mianhae mianhae, sini oppa bantu meraut nya" kekeh Rio mengambil alih pensil warna yang patah ujung nya dari tangan Lia.
"Mana rautan nya?" Tanya Rio.
"Ini" Rose melemparkan raut pensil yang langsung ditangkap Rio.
"Untung Krystal unnie memberiku hadiah raut pensil tadi" gumam Lia, Rio mengerutkan kening nya, ia lalu menatap seolah bertanya pada Jennie dan Rose bergantian.
"Kami ke toko Krystal unnie tadi, Lia minta buku mewarnai" jawab Jennie.
"Dan Krystal unnie yang memberi hadiah raut pensil tadi pada Lia" lanjut Rose.
Mendengar cerita dari Rose dan Jennie, membuat Rio merasa semakin ingin mengenal Krystal lebih dekat.
"Oppa, kata mommy besok Lia sudah sekolah, oppa yang antar ne" pinta sang dongsaeng sambil sibuk mewarnai.
"Lia sekolah?" Kaget Rose
"Iya unnie, jadi Lia akan punya teman banyak nanti" antusias nya.
"Tapi kalau Lia sekolah, Lia tidak boleh minum susu dari botol lagi" ujar Rio.
"Benarkah unnie?" Tanya Lia sendu, karena ia tak bisa pisah dari botol susu warna pink milik nya.
"Iya, jika Lia sekolah, artinya Lia sudah besar, jadi sudah tidak memerlukan botol lagi" tutur Jennie lembut memberi pengertian pada Lia agar ia bersedia melepaskan diri dari dot nya.
"Lia tidak jadi sekolah kalau begitu" sungut si kecil.
"Kata siapa? Lia tetap boleh meminum susu lewat botol kok, ini minum lah" jahil Jisoo sambil menyodorkan dot milik Lia yang baru ia terima dari sang baby sitter.
"Ish" geram Jennie dan Rose, menjambak rambut Jisoo, karena kesal.
"Ya. . . Ya. . . Ya. . . Sakit Rose, Jenn" teriak Jisoo berusaha melepaskan diri dari cengkeraman dua gadis cantik itu, yang malah di tertawai oleh Rio dan Jenno.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident
Fanfictionseorang mahasiswa berandalan bernama Limario Kim, yang menyukai gadis sederhana, bagaimana sang playboy akhirnya bisa terjatuh pada gadis biasa bernama Krystal Jung, yang lumpuh.