Rio akhirnya diperbolehkan pulang dua minggu setelah ia sadar, rombongan nya kembali dengan menggunakan pesawat pribadi sewaan, tak ada yang tahu jika keluarga Kim telah kembali dari Singapura, ditambah, mereka tiba tepat tengah malam waktu Seoul, Korea Selatan.
Di dalam mobil, Lia tertidur di dalam pangkuan Jenno, sepertinya dia sangat kelelahan, dan ia juga masih takut dengan Rio karena tak mengenali wajah oppanya itu yang sekarang, mungkin karena luka-luka nya yang belum sembuh total, jadi masih ada bengkak dan sedikit lebam serta memar di wajahnya, belum lagi kepala plontos dan perban putih yang melingkar.
Yang lain mulai melanjutkan kuliah nya, tapi tidak dengan Rio, ia masih harus istirahat di rumah, untuk pemulihan, dengan di bantu sang mommy Rio kembali harus belajar berdiri dan berjalan karena kaki nya yang lama tidak bergerak menjadikan otot-otot nya kaku.
"Ayo boy" ajak Tiffany melangkah mundur didepan sang putra yang mulai melangkah pelan, keempat sahabatnya masuk, tanpa suara karena tak ingin mengganggu konsentrasi Rio yang sedang berlatih.
Ia limbung, di langkah ke lima nya, tapi. . .
Hap
Sang mommy berhasil memeluk pinggang Rio agar tak tersungkur ke depan, Tiffany tersenyum.
"Its fine, mungkin Rio lelah, kita lanjut besok ne" ujar sang mommy, Jenno langsung menyambar kursi roda Rio dan dibantu Jisoo ia membamtu Rio duduk kembali.
"Hebat, kamu sudah menunjukan perkembangan yang memuaskan boy" ujar Rose menepuk-nepuk tangan kanan Rio, pemuda itu tersenyum senang.
"Besok minggu, kita latihan bersama oke?" Ajak Jennie, Rio mengangguk.
"Lia, ini, berikan pada oppa" Jenno menyerahkan botol air mineral pada Lia untuk diberikan pada Rio, gadis kecil itu menggeleng.
"Oppa haus sayang, Lia tolong oppa ne" rayu Jenno untuk mendekatkan kembali Rio pada dongsaeng nya, gadis itu melirik sang oppa yang tersenyum menatap nya, lalu mengulurkan tangan kanan nya meminta minuman ditangan Lia, gadis kecil itu pun berlari menuju ke arah Rio, menyerahkan botol air.
"Gumawo sayang" ucap Rio sambil menyalami tangan Lia lalu mencium nya.
Akhir nya, Rio telah kembali pulih sepenuh nya, kembali kuliah seperti biasanya.
"Aku besok mulai kuliah, ayo temani aku membeli perlengkapan nya" rengek Rio pada sahabat-sahabatnya.
"Ayo"
"Ayo
"Ayo"
"Ayo"
"Lia ikut, Lia ikut, unnie Lia ikut" seru Lia sambil melompat-lompat mencari perhatian.
"Iya Lia ikut" jawab Jennie
"Tunggu Lia ne" ujar sang bocah berlari ke kamar nya, mengambil tas slempang warna pink nya yang berisi botol susu nya.
Mereka berenam pun menuju ke sebuah mall dengan Jenno sebagai pengemudi nya, Rio duduk dibangku depan.
Sesampai di mall, Lia digandeng oleh Rose dan Jennie memasuki mall, menuju ke toko stasionary yang lumayan besar dan lengkap.
"Lia, sini ikut oppa sayang" ajak Jenno.
"Biar unnie menemani Rio oppa dulu ne" lanjut Jenno.
"Gendong oppa" manja Lia, Jenno pun mengangkat tubuh kecil Lia, gadis kecil itu mulai berkutat hendak mengambil botol susu nya, ia kesulitan, Jisoo terkekeh lucu melihat wajah serius Lia yang masih belum berhasil, tak tega, ia pun membantu nya.
"Gumawo oppa" ucap Lia polos, Jenno menatap kesal pada Jisoo yang sengaja tak langsung membantu Lia.
Rio pun mulai memilih buku tulis, serta perlengkapan lain nya dibantu oleh Jennie dan Rose.
"Rose, tak perlu sebanyak itu" tegur Jennie karena melihat sahabatnya itu mengambil segenggam ballpoint.
"Buat cadangan kita juga unnie" kekeh nya modus, Jennie memutar malas kedua matanya, tapi Rio acuh, sejam berlalu, Rio, Jennie dan Rose telah beres dengan belanjaan nya, mereka membawa nya ke meja kasir, dan disana, Rio menatap gadis yang duduk dibalik meja sambil memencet keyboard komputer, dibantu teman nya yang berdiri sambil memasukan belanjaan Rio ke dalam kantong plastik.
"Semuanya 100rb ₩on" ujar sang gadis ramah, Rio mengambil dompetnya dan mengulurkan blackcard nya untuk ia serahkan pada sang kasir, kedua nya saling bertatapan sejenak.
Rio tersenyum tipis, dan sang kasir yang tak lain adalah Krystal pun langsung mengalihkan tatapan nya, menunduk fokus dengan pekerjaan nya dengan hati berdebar, oleh senyum Rio
"Kamsahamnida" ucap Krystal menyerahkan kembali blackcard milik Rio.
"Oppa" seru Lia melepas dot susu dari mulut mungil nya.
"Lia beli mainan ne?" Ijin sang dongsaeng.
"Ne" jawab Rio, ia pun menenteng sendiri belanjaan nya, dibantu Jisoo menuju ke sebuah toko mainan, Krystal terus menatap Rio dari belakang.
"Tampan bukan?" Tanya Victoria yang tadi membantu Krystal.
"Uhum, dan keren" gumam Krystal tanpa sadar, pecah sudah tawa Victoria dan Luna.
Krystal mengerjap kaget, karena mulutnya begitu mudah mengeluarkan pujian untuk Rio.
"Daebak, pria itu berarti type ideal mu Krystal-yaa" goda Luna
"Sepuluh tahun lebih kita berteman Krystal-yaa, baru kali ini aku mendengarmu memuji seorang pria" ucap Victoria masih sambil terpingkal, wajah Krystal memerah seperti udang rebus, tapi kedua sahabatnya itu tetap tak berhenti tertawa dan menggoda.
"Unnie, diamlah, aku malu" rengek Krystal diatas kursi rodanya.
"Tidak, kami akan selalu mengingat kejadian ini untuk menggodamu" ejek Victoria yang kemudian berlari meninggalkan Krystal.
"Yak unnie, awas kau" yang diancam malah terbahak.
Krystal sendiri kini melamun, menatap Rio dan yang lain sedang memilih mainan untuk Lia, di toko seberang, tapi yang diperhatikan tidak menyadari itu.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident
Fanfictionseorang mahasiswa berandalan bernama Limario Kim, yang menyukai gadis sederhana, bagaimana sang playboy akhirnya bisa terjatuh pada gadis biasa bernama Krystal Jung, yang lumpuh.