15. Ada Apa Dengan Rio?

259 44 7
                                    

Krystal sedang menyiapkan sarapan untuk Jaehyun, dongsaeng nya itu pun juga sedang membersihkan diri untuk berangkat bekerja.

"Jaehyun-ahh, kertas ini berisi daftar belanjaan yang harus kamu beli, jangan lupa atau kita tidak akan makan besok" ancam Krystal menyerahkan selembar kertas putih berisi list barang-barang yang harus Jaehyun beli.

"Ne noona" jawab Jaehyun sambil duduk di hadapan Krystal yang mulai mengambilkan nya nasi dan lauk.

Nyam

Krystal melirik dongsaeng nya yang mulai menyantap masakan nya.

"Jaehyun-ahh" ucapnya dengan nada serius.

"Ne?" Jaehyun melirik sang noona.

"Apa kamu tahu siapa yang menabrak ku waktu itu?" Tanya Krystal, Jaehyun menggeleng.

"Noona, itu sudah lama berlalu, dan yang lebih penting noona sudah baik-baik saja sekarang" elak Jaehyun, karena memang dia tidak tahu sosok yang menabrak noona nya, yang ia tahu hanya lah ayah si penabrak yaitu Kim Taeyeon, lain nya Jaehyun tidak tahu, tapi ia tak mengatakan nya pada sabg noona.

"Aku hanya penasaran saja dengan keadaan nya" sahut Krystal, ia kemudian mulai mengaduk nasi dan lauk nya, karena pikiran Krystal sekarang terbang entah kemana.

"Terakhir ku dengar, dia sudah satu bulan tidak kunjung sadarkan diri dari koma nya, itu sekitar dua bulan yang lalu, akhirnya bagaimana sekarang, aku kurang tahu" jawab Jaehyun jujur.

Krystal menatap sendu dongsaeng nya, mendengar penjelasan Jaehyun, dalam hati sekarang ia merasa bersyukur tak mengalami koma waktu itu.

"Aku berangkat ya" pamit Jaehyun membuyarkan lamunan sang noona, Krystal melirik dengan wajah sedikit cemberut.

"Jangan lupa kotak makan siang mu" tegurnya, Jaehyun menepuk jidad nya sendiri lalu kembali berbalik untuk menyahut lunch box miliknya yang sudah siap diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan lupa kotak makan siang mu" tegurnya, Jaehyun menepuk jidad nya sendiri lalu kembali berbalik untuk menyahut lunch box miliknya yang sudah siap diatas meja.

Setelah Jaehyun pergi, Krystal pun mulai mencuci bekas makan mereka, meski masih sedikit kesusahan dan kikuk, tapi Krystal tak menyerah untuk belajar, mengingat Jaehyun yang sangat menyayangi dan membutuhkan nya.

Victoria dan Luna datang pagi itu, keduanya mendapat sift siang, jadi bisa mengunjungi sahabatnya terlebih dahulu, mereka membawa camilan dan minuman ringan sebagai teman mengobrol nanti.

Tink tonk

Krystal pun berjalan dengan kursi roda nya untuk membuka pintu.

Ceklek

"Unnie" sambut Krystal girang, Luna dan Victoria tersenyum lebar memeluk sahabat mereka.

"Ayo, masuklah unnie" ajak Krystal, mereka bertiga pun memulai obrolan di ruang tv.

"Jadi, bagaiamana kabar toko sekarang unnie?" Tanya Krystal sambil membawakan gelas kosong untuk mereka bertiga ke ruang tv.

"Lumayan ramai Krys, untuk pembeli nya, tapi kami kesepian tanpa mu" sendu Victoria, Luna pun ikut memasang raut sedih nya.

"Tuan Lee meminta mu untuk kembali bekerja Krys, mau ya?" Bujuk Luna, Krystal terkekeh.

"Aku tidak mau merepotkan orang-orang disekitarku unnie" jawab Krystal menolak bujukan Luna.

"Siapa yang kamu repotkan? Tidak ada" balas Luna.

"Jaehyun, dan mungkin unnie nanti" jawab Krystal.

"Aku di rumah saja, mengurus Jaehyun" Krystal tetap pada keputusan nya.

Dan dikampus

"Ini sudah hampir tiga bulan berlalu, dan Rio masih belum ada kemajuan, aku sangat merindukan nya sekarang" gumam Rose sedih.

"Tapi bukan berarti tak ada harapan Rose, selama Rio masih bernafas, aku percaya, suatu saat dia akan bangun" hibur Jisoo.

"Kita doakan yang terbaik untuk Rio ne, unnie juga sangat merindukan nya" ujar Jennie memeluk Rose yang memang lebih dekat dengan Rio itu.

Di Singapura

Lia sedang makan bersama baby sitter nya, sambil duduk di sofa di ruang tunggu khusus, untuk pasien Rio.

"Daddy, kapan oppa bangun? Kenapa lama sekali?" Tanya nya setelah menelan makanan nya, Taeyeon dan Tiffany saling bertatapan, bingung harus menjawab apa.

"Mungkin mimpi oppa terlalu indah, sampai oppa belum mau bangun" jawab Taeyeon.

"Andai pintu itu tidak di kunci, Lia pasti akan membangunkan oppa, akan Lia tarik telinga oppa, karena bangun lambat" polos nya, Tiffany dan Taeyeon pun tersenyum palsu.

Miss Seo tak lagi mencari keberadaan Rio, tapi bukan berarti dia lupa, dia akan selalu menangis jika mengingat pemuda itu, apalagi pertemuan terakhir mereka itu sudah tiga bulan yang lalu, ia melamun, membiarkan para mahasiswa nya mencatat materi yang ia berikan di white board.

Tok. . . Tok. . . Tok. . .

Ceklek

Seluruh mata para mahasiswa dikelas Rio langsung menoleh ke arah pintu, begitu juga dengan miss Seo, dimana seorang staff kampus berdiri diambang pintu.

"Maaf miss, ada panggilan untuk mahasiswa yang bernama Kim Jisoo, Kim Jennie, Lee Jenno dan Park Rosseane, ada tamu yang menunggu kalian" beri tahu sang staff, yang dipanggil pun saling berbagi tatapan penuh tanya, termasuk miss Seo.

"Kalian dipersilakan untuk keluar" tutur miss Seo pada keempat mahasiswa nya itu.

Dalam hati sang dosen pun gelisah, dan penuh tanya, siapa yang ingin menemui mereka berempat? Apa ada hubungan nya dengan Rio? Itu yang miss Seo cemaskan dan takutkan, ia takut terjadi apa-apa dengan Rio di Singapura, karena tak mungkin mereka berempat mendapatkan tamu yang bersamaan jika tak menyangkut tentang Rio.

Jenno, Jisoo, Jennie dan Rose pun memasuki ruang tamu di kantor rektor nya, mereka mengerutkan kening nya bingung, tak mengenal pria muda dengan baju formal yang mencari mereka.

"Perkenalkan, nama saya Bambam, saya utusan dari tuan Kim Taeyeon, beliau meminta saya untuk menjemput kalian, tuan muda membutuhkan sahabat-sahabat nya saat ini" tutur sang pria muda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Perkenalkan, nama saya Bambam, saya utusan dari tuan Kim Taeyeon, beliau meminta saya untuk menjemput kalian, tuan muda membutuhkan sahabat-sahabat nya saat ini" tutur sang pria muda itu

"Apa yang terjadi?" Tanya Jisoo cemas.

"Saya juga tidak tahu, kita berangkat dua jam lagi" jawab Bambam.

#TBC

Love By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang