Dua bulan sudah Rio koma, tapi tak ada perubahan yang berarti, ia tetap masih belum sadarkan diri.
Dan atas ide Taeyeon, setelah membicarakan masalah Rio dengan sang istri dan keluarga nya yang lain, diputuskanlah untuk membawa Rio ke Singapura, dimana rumah sakit rujukan terbaik Asia berada, yaitu Mount Elizabeth Medical Center.
Dengan menyewa air ambulance, atau ambulan pesawat jarak jauh yang mewah, Rio di terbangkan ke Singapura langsung.
Lia, bersama sang mommy akan menyusul keesokan harinya dengan pesawat komersil bersama baby sitternya, jadi Rio hanya ditemani oleh sang ayah Taeyeon, Sungjae asisten nya, serta Jisoo dan Jenno sahabat Rio, Jennie dan Rose hanya ikut mengantar sampai di bandara.
"Semoga keputusan Tae daddy tidak salah ya unnie, aku merindukan Rio, rasanya dunia hampa tanpa nya" gumam Rose melepas kepergian pesawat yang membawa Rio.
"Semoga Rose, aku lebih suka dia berbuat onar disekitar kita dari pada melihat dia yang seperti ini" balas Jennie.
Jenno adalah sahabat Rio yang paling sederhana, ayah nya hanyalah pegawai kantor biasa, dan sang ibu tidak bekerja, tapi ia beruntung dikelilingi sahabat seperti Rio, Jisoo, Jennie dan Rose yang tak pernah merendahkan nya, bahkan ia juga ikut dilibatkan jika ada masalah seperti sekarang, tentu atas tanggungan Kim Taeyeon.
Sebulan setelah kepindahan Rio
Miss Seo berdiri di kantin, menatap Jisoo seolah memberi kode, jika ia ingin berbicara dengan sahabat Rio itu, yang dikode pun mengerti, ia segera berdiri untuk mengikuti langkah sang dosen dari belakang, menuju ke sebuah lorong yang sepi, Jennie, Rose dan Jenno pun memperhatikan keduanya.
"Jisoo-yaa" awal sang dosen.
"Ne miss" jawab Jisoo.
"Aku ingin mengunjungi Rio lagi, apa di ijinkan?" Tanya yang sudah memendam rindu pada pria yang telah merenggut mahkotanya itu.
"Maaf miss, tidak bisa" balas Jisoo.
"Kenapa?"
"Karena Rio sudah dipindahkan ke Singapura semenjak sebulan yang lalu, semua keluarga ikut pindah dan tinggal disana sekarang"
Jreng
Miss Seo membeku, ia terdiam dengan wajah tak percaya nya.
"Separah itukah Jisoo-yaa?"
"Rio tak kunjung menunjukan perkembangan apa-apa miss, itulah kenapa ia dibawa ke singapura" ujar Jisoo, mendengar penjelasan Jisoo, air mata miss Seo pun menetes, ia menunduk lalu mengusapnya dengan tangan kirinya.
Jisoo kembali duduk bersama sahabat-sahabat nya, wajah nya menampakan kegelisahan.
"Ada apa antara kamu dan miss Seo?" Selidik Rose.
"Dia menanyakan Rio" jawab Jisoo.
"Kenapa? Bukan kah dia sudah bertunangan, kenapa menanyakan Rio?" Selidik Rose.
"Aku curiga Rio sudah menidurinya, itu alasan yang logis kenapa ia mencari Rio" tebak Jenno asal.
Glek
Jisoo menelan ludah dengan tebakan Jenno.
"Kadang Rio memang menyebalkan, tapi ketika ia tak ada seperti ini, rasanya aku seperti hidup di dunia yang abu-abu" sarkas Jennie.
"Dibilang gelap nyatanya terang, tapi tak bersinar" imbuh Rose, dengan tatapan kosong nya.
"Doaku, semoga kita bisa segera dipertemukan dengan Rio dalam keadaan seperti dulu" doa Jenno lirih, dia pun juga merasa kesepian tanpa Rio, kampus sepi tak ada lagi suara gadis-gadis berteriak atau membuat keributan demi menarik perhatian seorang Rio.
Dan di Singapura.
Taeyeon dan Tiffany menemui dokter Michael Cong, yang menangani Rio, sementara Lia di hotel tempat mereka menginap selama pengobatan Rio, bersama baby sitter nya.
"Kami akan mengoperasi nya, karena ternyata ada gumpalan darah baru di bagian kepala nya, ini mungkin luput dari pemeriksaan dokter di Korea kemarin" jelas dokter Michael.
"Apa setelah operasi, Rio akan tersadar dok?" Tanya Taeyeon.
"Tuan, kami memang tak bisa memberi jaminan jika setelah menjalani operasi putra anda akan terbangun, karena semua juga Tuhan yang menentukan, kita hanya berusaha" jawab dokter Michael.
"Baiklah dok, lakukan yang terbaik untuk putra kami" ujar Taeyeon memberi keputusan, padahal tubuh Rio sudah berkali-kali di bedah karena patah tulang nya di berbagai tempat, dan kepala nya sudah di operasi dua kali.
"Aku tak sanggup Tae, aku tak sanggup" tangis Tiffany sambil terus menggeleng, tak tega sang putra akan kembali di bedah.
"Fanny-aah, tapi ini demi kesembuhan Rio, yeobo, kita tak boleh menyerah selama ada jalan untuk kebaikan nya" Taeyeon memeluk Tiffany mencoba memberi pengertian agar sang istri tak putus asa.
"Jika semua harta yang ku punya bisa mengembalikan putra kita seperti dulu, aku rela mengorbankan semua nya" gumam Taeyeon diatas kepala sang istri.
Tiga bulan tak sadarkan diri, luka-luka bekas operasi Rio sudah sembuh, tapi tidak dikepalanya, karena setelah jahitan nya mengering, ia harus kembali menjalani operasi untuk penggumpalan darah nya.
Taeyeon menghubungi Jisoo, memberitahu jika Rio harus kembali ke meja operasi dan meminta untuk di doakan.
Jisoo menunduk, begitu selesai membacakan pesan yang ia terima dari ayah nya Rio itu, Jennie dan Rose saling menggenggam tangan mendengar kabar yang tak mengenakan ini.
"Biasanya kita akan menemani nya setiap dia dioperasi, tapi kali ini kita dan Rio berjauhan" sesal Rose.
"Yang penting kita doakan Rose, agar Rio segera sadarkan diri" ucap Jenno.
"Benar Rose, ayo kita gereja di depan" ajak Jennie.
Mereka pun berjalan menuju gereja yang berada di dekat kampus.
Sambil berlutut, mereka memejamkan mata untuk meminta kesembuhan bagi Rio dan keberhasilan operasi yang dijalani oleh sahabat mereka, Jennie dan Rose bahkan sampai menitikan air mata dalam doanya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident
Fanfictionseorang mahasiswa berandalan bernama Limario Kim, yang menyukai gadis sederhana, bagaimana sang playboy akhirnya bisa terjatuh pada gadis biasa bernama Krystal Jung, yang lumpuh.