"Taehyung, " suga mengatupkan rahangnya mengepalkan tinju sekuat mingkin "yang ngelakuin!? "
...
Yerin mengelap sisah air matanya, menatap suga lamat lamat.
"O-oppa"
Suga tertawa remeh, "orang itu, "
Bisa kalian rasakan jika ada di posisi Suga sekarang ini? Dan sekarang masih bisa memandang orang yang mencelakakan orang tersayang kalian itu temen kalian sendiri?
Jika kalian masih bisa, Suga tidak.
"Harus mati"
Sedetik berikutnya suga pergi, meninggalkan sinb dan yerin.
Sinb melihat kepergian suga dengan sisah air mata. Sinb belum pernah melihat suga seperti itu. Tapi sekarang yang lebih penting menghentikan suga melakukan hal yang bahaya.
Yerin melirik sinb, "sekarang gimana, mbi?"
"Telpon Jungkook! " Sinb menyeka air matanya, "suruh Jungkook cari Taehyung"
Yerin mengernyit bingung. Kenapa Jungkook? Terus untuk apa Jungkook harus menemukan Taehyung? Entahlah saat telponnya tersambung barulah Yerin mengerti.
...
Sedangkan di sisi lain.
Dirumah yang entah masih pantas atau tidak untuk disebut rumah -karena lebih terlihat seperti gudang, Seseorang tengah terduduk.
Mengacak rambutnya. otaknya seperti tidak berjalan. Kenapa ia melakukan itu? Kenapa bisa ia senekat itu? Kenapa dirinya menjadi seorang penjahat hanya demi mendapatkan cinta?
Tanpa sadar dia melupakan seorang prempuan yang masih mencintainya meskipun sudah ia sakiti berkali kali, tanpa sadar dia lupa bahwa ada teman temannya yang masih menganggap dan menyayanginya seperti keluarga sendiri. Hanya demi mendapatkan cinta dari seorang prempuan yang menjabat sebagai teman juga pacar dari temannya.
Dengan mudah dia lupa hanya karena, cinta.
Tapi yang seperti itu masih pantas disebut cinta atau lebih baik kita sebut obsesi?
Dari luar terdengar ketukan kencang sekali, sambil meneriakkan nama pemilih rumah itu,
"Taehyung buka pintunya!"
Taehyung tahu betul siapa itu, dia tersenyum sinis.
Dia bangkit merengsek mendekati pintu. tidak niat memikirkan kemungkinan terburuk apa yang sedang menanti di depan. Jika pintunya terbuka.
Pintu terbuka.
Dua pasang mata saling bertatapan.
Lengang beberapa menit sebelum orang yang datang lebih dulu bicara, "Gue kecewa sama lu "
Taehyung tertawa meremehkan,"sayangnya gue nggak perduli."
"Eunha di Rumah Sakit karena lu? "
"Kalo gue bilang 'bukan gue', apa lu percaya?"
Jelas tidak, elakan bodoh apa ini?
Bukannya menjawab orang itu menghela nafas panjang, berat sekali menerima situasi ini.
"Ikut sama gue, Suga marah banget sama lu, " Jimin menghembuskan nafas panjang, lagi!, "gue kesini gantiin jungkook."
Iya, Jimin.
Saat sinb dan Yerin berhasil menghubungi Jungkook ternyata dia sedang bersama Jimin. Sinb tidak melihat kondisi Jungkook karena hanya di telpon dan jungkook juga tidak bilang apa pun mengenai kondisinya. Jimin yang tau keadaan Jungkook menawarkan agar ia yang berangkat mencari Taehyung.
Dan dengan sedikit paksaan Jungkook akhirnya meng'iya'kan.
"Heh lu pikir gue takut? Udahalah mending lu pergi sana" ucap malas taehyung
"Bukan masalah lu takut atau nggak nya Taehyung!" Ujar Jimin
"Kalo Suga kesini dan dia malah bikin lu Kenapa-kenapa malah makin ribet! Lu ngertiin situasi dikit bisa nggak si, tae?"
Taehyung hanya menggidikkan bahunya, tidak perduli dengan apa yang jimin khawatirkan.
Kehabisan cara untuk bujuk taehyung, jika saja kalau ia tinggalkan situasinya tidak akan buruk sudah dari tadi jimin akan pergi.
"Tae gue tahu kalo lu suka sama sinb. tapi dengan lu kaya gini, apa lu yakin sinb mau sama lu? Sinb sukanya sama Jungkook, tae. Biarin mereka berdua " Jimin tidak perduli bagaimana hati Taehyung sekarang ini.
Lebih baik mengatakan yang sebenarnya.
Rahang Taehyung mengeras tangannya terkepal kuat seakan kapan pun dia mau bisa saja Bogeman mentah itu mendarat di pipi halus jimin, tapi Jimin tidak melihat perubahan itu. Dan tidak perduli.
"Tae, ayo " kali ini suaranya memelan.
"Gue udah bilang tadi, kuping lu tuli?"
Lagi lagi Jimin menghembuskan nafasnya, lelah dengan sikap Taehyung yang keras kepala.
Diam diam dan tanpa sepengetahuan Taehyung, Jimin menyambar sesuatu dari saku celana belakangnya.
"Maaf Taehyung, "
Belum sempat Taehyung mengerti ucapan Jimin, Dia lebih dulu menyemprotkan sesuatu ke depan muka Taehyung. Sedetik kemudian kepala Taehyung seperti berat, pandangan nya memudar benar-benar memudar dan, gelap.
Taehyung pingsan.
"Gue nggak punya cara lain, dari pada situasi makin ribet"
Jimin dengan sigap menggotong tubuh Taehyung yang sudah pingsan.
Jimin membaringkan tubuh Taehyung di kursi belakang mobilnya. Jimin naik dan langsung menyalakan mesin mobil.
Belum lama Jimin meninggalkan pelataran rumah Taehyung, dari kaca spion mobil Jimin melihat mobil milik Suga.
Mungkin fokus suga sekarang adalah taehyung sehingga dia tidak sadar jika baru saja ada mobil yang bergerak perlahan di dekat rumah taehyung.
Jimin mengeluarkan suara puuh pelan, "selamaaat~"
Dia langsung menjalankannya mobil ke arah rumahnya. iya Jungkook juga ada di sana.
Balik ke Suga. Dia masuk begitu saja kedalam rumah Taehyung. Kosong. Tentu saja, dia kalah cepat oleh jimin.
Tidak ada siapa siapa disana.
Dia sudah memanggil berkali kali tapi tetap tidak ada yang keluar, rumahnya kosong.
"Keluar lu bajingan!"
Tertawa. Mengerikan sekali melihat Suga yang biasanya tenang menjadi seperti ini.
Dia mengecek kamar taehyung, tetap kosong.
Sekali lagi ia memeriksa seluruh sudut rumah, tetap kosong.
Suga mendengus sebal yang ke sekian kalinya. Dia berjalan keluar rumah, capek tidak menemukan orang yang dia cari.
©kzblok

KAMU SEDANG MEMBACA
For you
Fiksyen Remaja"gue mohon sinb, gua mohon jauhin dia buat gue" pinta cewe berambut coklat pendek seleher "iya eunha, gua janji sama lo. yang penting sekarang lo harus semangat" balas sinb di sertai dengan senyum manisnya cewek berambut coklat pendek seleher yang...