chapter 24

154 27 2
                                    

Seorang gadis berdiri tepat di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Manutup mata Manarik nafasnya dalam dalam lalu membuangnya, dan membuka mata. Kakinya mulai berjalan ke arah pintu utama. Lambat namun pasti kaki tetap melangkah ke arah daun pintu yang tertutup.

Setalah mendengar nasihat temannya maka ia putuskan untuk membicarakannya baik baik.

'tidak masalah, kalau pun hasilnya buruk toh semua harus tetap berjalan bukan?' hatinya terus membatin upaya agar dirinya tenang, walaupun sedikit

Saat sampai di depan daun pintu, tangannya terasa kaku untuk sekedar mengetuk. Ambil aba aba dan di ketuk lah pintu tersebut.

Tok tok tok

Seorang wanita terlihat keluar. Bukan, bukan si empunya rumah yang membuka melainkan seorang yang berkerja sebagai asisten rumah tangga.

Mata sayup yang menenangkan tertangkap jelas, terukir sebuah senyum. Senyum manis yang menghangat kan sebuah hati.

"Noon nayeon kemana aja!" Ucap wanita yang membuka pintu dengan nada khawatir, wanita itu langsung mendekap tubuh wanita yang di panggilnya noon, nayeon.

Nayeon wanita tersebut membalas pelukan sang pembantu, namun tidak menjawab pertanyaannya.

"Bi ada eomma sama appa?" Tanya nayeon

"Ada dalam, Asa masuk!" Bibi pun mempersilakan nayeon masuk dan menutup pintu rumah

Di ruang tengah, ada wanita dan pria paruh baya di sana. Saat melihat siapa yang datang mereka langsung berdiri, tidak lupa dengan senyum yang mengembang dan juga mata yang berkaca kaca

"Nak!!" Ucap si wanita paruh baya yang langsung berlari mendekati nayeon dengan mata berkaca kaca.

Bibi pergi ke dapur.

Wanita tadi sudah mendekap erat tubuh anaknya dan di balas dengan hangat oleh nayeon.

"mianhe," ucapnya lirih tetap memeluk tubuh sang anak "uri mianhae, mianhae nayeon-ah"

"Anio! Eomma tidak perlu meminta maaf," ucap nayeon membalas ucapan eommanya air mata sudah ingin keluar.

Ny.Im melepas pelukannya menatap anaknya Lamat Lamat, air mata sudah banjir di pipinya. Nayeon meneteskan air mata, cepat cepat Ny.Im  menghapus air mata yang berada di pipi nayeon dengan kedua Jempolnya.

Ny.Im menggeleng kuat. Memeluk anaknya sekali lagi. Dan ikut menangis dengannya. Tn.Im menghampiri mereka ikut berpelukan membawa kedua wanita yang paling berharga di dalam hidupnya dalam bekapannya.

❤❤❤

Keadaan sudah sedikit tenang. Keluarga yang satu ini sedang duduk di ruang tengah rumah mereka, sedikit Canggu suasananya.

Tidak ada obrolan yang menjadi topik suara jarum jam menembus telinga, terasa sangat menusuk. Dingin kian memburu suasana.

Bibi datang dan menghidangkan teh hangat. Menaruh teh tersebut di meja, nayeon menatap bibi dan di balas. Seakan di beri kode nayeon mengulas senyum.

Bibi pergi.

Nayeon berdehem cukup keras, membuat atensi menatapnya "eom-eomma... Nayeon minta maaf" ujarnya sambil menunduk

"Anio! Eomma yang harus minta maaf" sahut ny.im dengan menggelengkan kepalanya

"Eomma nayeon minta eomma jujur sama nayeon.."

For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang