Wendy terbangun pukul 3 sore, ia tidur selama 7 jam dari pukul 8 pagi. Kepalanya tentu terasa pusing karena itu bukan jam baik untuk tidur, tubuhnya jelas terasa lemas tapi setidaknya otaknya dapat mendapat istirahat selama 7 jam itu.
Wendy menggendong Jisung di punggungnya lalu turun ke lantai bawah karena ia harus memasak. Ia merasa tidak enak sudah melewatkan waktu makan siang karena tidur terlalu lelap.
Ia terpana melihat ruang tamu sudah kembali rapi, jendela sudah kembali utuh, semuanya kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Ia mendudukan Jisung ke kursi roda, lalu mendorongnya ke arah dapur.
Semua hampir selesai, dan ia melihat Yunho di taman belakang berbincang bersama Jaemin dan Mark, juga beberapa bawahannya yang sampai ini belum berkenalan dengannya. Ia tidak tertarik untuk mengenal mereka juga, jika ia harus berkata jujur.
Jaemin menyadari keberadaan sang kakak kemudian melambaikan tangannya, membuat Wendy tersenyum canggung karena kini semua orang menatapnya dari balik jendela.
Renjun menghampiri Wendy untuk membantu sang kakak untuk mengenakan apron. "Noona, apa ibu sudah diberi makan?" Tanyanya. Wendy menggeleng. "Aku belum masak, kau mau mengantarnya ke atas? Atau kau takut?"
"Tidak. Aku tidak takut. Mata noona masih biru, aku akan menggantikanmu." Jawabnya tanpa ragu. Wendy tersenyum. "Baiklah. Terima kasih."
...
"Lalu bagaimana dengan kakakmu, Wendy?" Yunho bertanya khawatir mengenai Wendy kepada Mark dan Jaemin. Dari semua keponakannya, Wendy yang paling diam dan terlihat sangat menghindarinya.
Mark dan Jaemin melirik satu sama lain dengan tidak nyaman. "Dia menjadi tameng kedua setelah Chanyeol hyung ketika ayah kami 'menggila'. Dan ketika Chanyeol hyung ditembak oleh ayah-"
Yunho membelalakan matanya. "C-Chanyeol..." Mark tersenyum pahit sedetik sebelum menggeleng pelan.
Yunho mencoba untuk mengerti bahwa Mark dan Jaemin sendiri masih tak kuasa untuk menceritakan apa yang terjadi. Yunho dapat melihat raut tak nyaman ketika Mark tidak sengaja menceritakan terlalu banyak di hari pertama mereka bertemu.
Jaehyun merangkul pundak Jaemin. "Kami akan menjaga kalian disini. Kami tidak akan pergi kemana-mana." Jaemin tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Apa kalian bisa beritahu kami sejauh mana kepemilikan lahan kalian di tanah ini?" Tanya Johnny. "Aku yakin Renjun dan Haechan lebih paham soal itu. Biar aku panggil mereka supaya kalian dapat langsung berbicara dengan mereka." Jawab Jaemin.
...
Ketika mereka masuk ke ruang makan, mereka melihat Rose sibuk menyajikan banyak makanan yang jelas biasanya tidak sebanyak ini karena mereka tidak punya banyak uang, selagi Wendy menyuapi Jisung makan di pojok ruangan sembari bersenandung merdu.
Yunho tersenyum ke arah Rose yang secara reflek menatap ke arahnya ketika ia memasuki ruangan, begitupun Wendy yang menoleh kaget kemudian berhenti bersenandung. Jisung disisi lain tersenyum manis sembari melambaikan tangannya bahagia ke arah Yunho dan teman-teman.
"Jisung sangat bahagia kalian ada di rumah. Ia suka keramaian." Ujar Haechan sembari tertawa. Yunho ikut tersenyum senang mendengar hal tersebut. "Senang mengetahuinya."
...
Jaehyun tanpa sadar terus memperhatikan gerak-gerik Wendy. Ia menyadari wanita yang satu itu sangatlah cantik dan menawan, tapi ia juga menyadari terdapat awan gelap di mata indahnya ketika mereka sempat beberapa kali tak sengaja bertukar tatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
CORDOLIUM ✔️
Fanfiction[Wendy/Jaehyun] ;- Wendy, si kakak yang harus menelan seluruh traumanya demi melindungi kelima adiknya dari sang ayah yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ia harus tetap bersekolah untuk menggapai cita-citanya, bekerja sebagai guru TK juga sebaga...