Khusus di malam itu, klub terasa lebih ramai dari biasanya. Wendy melakukan banyak riasan pada para drag queen yang mengganti pakaian berulang kali. Biasanya Jumat malam memang ramai, tapi malam itu, khusus malam itu, terasa lebih ramai.
"Wendy! Bantu aku seletingkan dress ini!" Wendy berlari ke arah Bambi yang sudah harus naik ke panggung dalam hitungan detik. Bambi menyingkap tirai hitam yang membatasi antara ruang backstage dengan panggung, ketika itu-
Ketika itu juga, ia dapat melihat sosok yang sangat familiar.
Ia membatu untuk beberapa saat, sampai tiba-tiba Kuciia, salah satu drag queen lainnya menepuk pundaknya. "Kau baik-ba-"
Tubuh Wendy tiba-tiba bergetar hebat. "Unnie..."
"Wae? Wae? Ada apa? Kenapa kau bergetar!?" Kuciia jelas terlihat sangat panik karena ia tidak pernah melihat Wendy seperti ini sebelumnya. Wendy mulai terlihat kesulitan bernafas.
Kuciia menggiring Wendy untuk duduk di salah satu kursi rias. "Aku ambil minum dulu! Sebenta-"
"Unnie... a-aku mau pinjam baju stagemu..." Permintaan yang terdengar sangat aneh itu sempat mengejutkan Kuciia namun ia menganggukan kepalanya cepat ketika melihat raut wajah ketakutan Wendy. "A-Ambil saja! Ambil yang mana? Kau mau yang mana?"
Kuciia menunjukan beberapa pakaian. Wendy tidak dapat menjawab, akhirnya Kuciia memilih pakaian stage paling tertutup yang ia punya.
...
Wendy menatap dirinya sendiri dengan risih. Kuciia meringis melihat penampilan Wendy. "Maafkan aku... ini baju paling sopan yang aku punya..."
"T-Tidak apa-apa unnie..." Wendy berjalan ke arah meja rias lalu mulai merias dirinya sendiri dengan tangan bergetar. Kuciia duduk di sebelah Wendy memastikan sang adik tidak apa-apa walau ia tidak tau apa yang terjadi.
Wendy terlihat berbeda setelah riasannya selesai. Kuciia masih menatapnya khawatir. "Kau ini kenapa sayang? Kau tidak apa-apa?" Tanyanya lagi. Wendy menggenggam tangan Kuciia erat. "Unnie..." Nafasnya masih tersengal.
"Dengarkan aku baik-baik, ayahku disini..." Bisiknya sangat ketakutan. Kuciia membelalakan kedua matanya. "Dimana!? Dia diluar!?" Tanyanya sama-sama berbisik walau sebenarnya sebuah klub tidak mungkin tidak bising.
Wendy menganggukan kepalanya sambil menahan tangis sedari tadi. "A-Aku tidak yakin dia tau aku bekerja disini... t-tapi aku- aku takut dia mengenaliku maka dari itu aku pinjam bajumu."
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Kuciia. Semua drag queen yang bekerja disini tau perihal siapa ayah Wendy dan apa yang telah ia lakukan. Mereka dengan tekad besar benar-benar rela menjaga Wendy dan keluarga jika mereka mampu.
Wendy dengan susah payah menelan air liurnya. "A-Aku akan coba membuatnya tidak sadarkan diri dengan minuman keras..." Kuciia melotot mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CORDOLIUM ✔️
Fanfiction[Wendy/Jaehyun] ;- Wendy, si kakak yang harus menelan seluruh traumanya demi melindungi kelima adiknya dari sang ayah yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ia harus tetap bersekolah untuk menggapai cita-citanya, bekerja sebagai guru TK juga sebaga...