"Terima kasih atas tumpangannya." Rose merunduk sopan yang lalu diikuti Wendy yang kini mengenakan eye-patch di mata kirinya akibat kecelakaan dilempar piring oleh sang ibu tempo hari masih belum sembuh.
Johnny menuliskan sesuatu pada secarik kertas kemudian menyerahkannya pada Rose. "Itu nomor telepon kami. Kabari jika kalian sudah pulang dan sampai di halte bus nanti sore. Kami akan menjemput kalian lagi disini."
Rose menatap kertas tersebut dan menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Hati-hati di jalan." Johnny tersenyum kepadanya, wajah Rose bersemu malu. "Terima kasih... kami pamit pergi."
Johnny dan Jaehyun menatap punggung dua wanita cantik yang perlahan menjauh lalu naik bus dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Aku berani bersumpah padamu, aku akan menjaganya." Jaehyun menoleh sambil mengerutkan dahinya. "... -nya?"
"Oh- maksudku mereka. Maaf." Ralat Johnny. Jaehyun terkekeh pelan. "Tidak, jangan mereka. Akan kujaga Wendy dan kau jaga wanita yang tadi kau maksud di awal ㅋㅋㅋ" Goda Jaehyun, paham bahwa yang Johnny maksud dari '-nya' adalah Rose.
Johnny mendorong tubuh Jaehyun main-main lalu menyetir kembali ke rumah.
...
Jaehyun dan yang lain merasa cepat dekat dengan kelima anak laki-laki keluarga Bada. Mereka mengakui kalau Wendy, Rose dan Chanyeol membesarkan adik-adik mereka dengan sangat baik.
"Jisung! Berapa usiamu?" Tanya Jaehyun menggunakan bahasa isyarat. Jisung yang mengetahui ada orang lain selain keluarganya dapat berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, langsung bertepuk tangan bahagia.
"10 tahun! Hyung namanya siapa?" Tanya Jisung balik. "Namaku J-A-E-H-Y-U-N. Jaehyun." Eja Jaehyun secara perlahan supaya Jisung dapat mengerti. Jisung menganggukan kepalanya dengan senyum lucunya.
"Jaehyun. Kalau hyung yang lain?" Tanya Jisung penasaran setelah mengulang nama Jaehyun. Jaehyun mengenalkan satu persatu anggotanya Yunho dan bahkan menjadi jembatan bagi Yunho untuk dapat berbincang dengan Jisung ketika kakak-kakaknya sedang tidak berada di dekatnya.
...
"Anak-anak, aku perlu kalian untuk mendengarkanku dengan baik." Yunho mengajak Haechan, Renjun, Mark, Jaemin dan Jisung berkumpul bersama anggota kepolisian lain di taman belakang.
"Ibumu akan dijemput oleh petugas rumah sakit jiwa malam ini, paman akan mengawal bersama beberapa anggota paman dan memastikan ibu kalian sampai dengan selamat disana." Jelas Yunho serius. Ia menatap raut wajah kelima keponakannya setelah Renjun menyampaikan kembali informasi tersebut pada Jisung.
Betapa terkejutnya Yunho mendapati Jisung tersenyum begitu manis kepadanya kemudian mengisyaratakan 'terima kasih' dengan tangannya. Hati Yunho mencelos melihat respon tersebut.
"Terima kasih sudah menyelamatkan kami."
Renjun merunduk sendu ketika melihat apa yang Jisung katakan. "Dia bilang... terima kasih sudah menyelamatkan kami."
Kali ini tidak hanya Yunho yang merasa tersentuh, namun semua orang bahkan kakak-kakaknya merasa bersalah karena membiarkan Jisung berada di segala situasi yang tidak ideal ini. Mereka tau tidak ada yang dapat mereka lakukan, tapi tetap saja.
"Maafkan paman karena terlambat... maafkan paman." Ujar Yunho yang merasa dirinya terlambat. Ia sungguh ingin mengutuk seluruh keluarga besarnya yang bahkan tega tidak memedulikan kepergian Chanyeol. Sungguh keterlaluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CORDOLIUM ✔️
أدب الهواة[Wendy/Jaehyun] ;- Wendy, si kakak yang harus menelan seluruh traumanya demi melindungi kelima adiknya dari sang ayah yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ia harus tetap bersekolah untuk menggapai cita-citanya, bekerja sebagai guru TK juga sebaga...