Jaehyun terbangun tanpa Wendy disisinya. Ia turun ke lantai bawah dan mendengar banyak suara dari arah dapur.
"Akhirnya si bayi besar bangun!" Sapa Yuta dengan semangat ketika melihat Jaehyun muncul di mulut pintu dapur. Ia melihat ke kanan dan ke kiri mencari sosok lain yang tidak ada di dapur.
"Wendy sedang berbincang serius dengan Pak Yunho di taman belakang. Lebih baik kau tunggu disini sampai mereka selesai." Ucap Taeyong. Jaehyun terdiam kemudian duduk di salah satu kursi yang kosong.
...
"Kurasa rumah ini sebaiknya diratakan saja ketimbang dijual kembali ke keluarga lain..." Ucap Wendy lirih. Yunho menghela nafas kemudian menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Lagipula aku tidak mau menerima uangnya sekalipun terjual... rumah ini menyimpan kesengsaraan keluarga maupun orang lain. Rasanya tidak patut..."
Yunho masih diam dan membuat Wendy berpikir kembali dengan keputusan yang ia buat. Wendy menarik nafas panjang. "Atau... uangnya bisa paman pakai untuk keperluan lain."
Wendy mengingat kalau pamannya sudah mengeluarkan banyak uang untuknya juga keluarganya dari sejak pertama mereka bertemu.
"Apapun keputusanmu Wendy. Ibumu jelas tidak bisa diandalkan dalam memutuskan keputusan apapun. Hanya kau dan adik-adikmu yang bisa. Apa kau butuh waktu lebih? Jika iya kita bisa bicarakan ini nanti." Ujar Yunho sembari menepuk pundak Wendy lembut.
Wendy menganggukan kepalanya pelan. "Aku akan coba diskusikan dulu dengan yang lain jika diperbolehkan..."
"Tentu saja. Ambil waktu kalian sebanyak yang kalian perlukan." Yunho memberikan senyum meyakinkan. Wendy tersenyum sebentar sebelum menanyakan hal yang selama ini ingin ia tanyakan.
"Apakah... Lami... korban penculikan ayahku?"
"Wan, paman pikir belum wak-"
"Aku benarkan?"Wendy merengut ketika Yunho merunduk tak bisa memberikan jawaban. "Atas dasar apa? Kenapa dia menculiknya?"
Yunho tak sampai hati untuk memberikan jawaban jujur. "Nanti akan aku jelaska-"
"Apa untuk memenuhi nafsu seksnya?" Tanya Wendy lagi namun dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Yunho terdiam tak bisa berkata-kata. "Sudah kuduga."
Wendy mengusap kasar air matanya. "Apa dia juga seorang pedofil? Berikan aku jawaban yang pasti aku mohon paman." Paksa Wendy. Yunho bingung harus menjawab apa ketika di desak seperti ini. "Wendy-"
"Iya. Jawabannya iya. Karena apa? Karena dia berhenti melirik ibuku dan malah sering menatap tubuhku dan Rose dengan penuh nafsu."
...
Karena situasi di dapur hening, mereka dapat mendengar dengan jelas apa yang Wendy ucapkan.
"Hey, sebaiknya kita pergi ke teras depan atau ruang tamu... jangan disini. Ayo." Ajak Yuta merasa tidak nyaman karena walau tidak sengaja menguping, tapi dapat terdengar cukup jelas dengan sendirinya.
...
"Aku benci membicarakan hal ini karena itu membuatku merasa malu... ayahku sendiri menelanjangiku dengan tatapan nafsunya... aku merasa kotor..." Ujar Wendy lirih.
"Paman... apapun yang terjadi, aku berjanji akan membayar semua yang telah kau lakukan untukku dan adik-adikku... maafkan aku karena kau jadi terseret ke dalam neraka ini-"
KAMU SEDANG MEMBACA
CORDOLIUM ✔️
Fiksi Penggemar[Wendy/Jaehyun] ;- Wendy, si kakak yang harus menelan seluruh traumanya demi melindungi kelima adiknya dari sang ayah yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ia harus tetap bersekolah untuk menggapai cita-citanya, bekerja sebagai guru TK juga sebaga...