Part 20

531 104 1
                                    

Mereka bersiap untuk pulang dan kini berkumpul di halaman depan kantor kepolisian.

"Kau tidak akan hadir di-"
"Tidak. Kabari saja kami ketika dia resmi dinyatakan meninggal dunia."

Wendy tersenyum yakin pada Yunho yang menganggukan kepalanya tanda mengerti. Tanpa diduga Yunho memeluknya di hadapan semua orang. Wendy langsung bertatapan dengan Jaehyun yang menatapnya sendu dari kejauhan.

"Aku tidak akan munafik paman..." Bisik Wendy lirih. "Aku mengharapan akhir yang berbeda dari nasib keluargaku... aku tetap sedih mengingat ayah biologisku harus mati secara tidak terhormat akibat perbuatannya sendiri..."

Yunho mengeratkan pelukannya pada Wendy. Disisi lain ada Rose yang menengadahkan wajahnya ke langit mencoba untuk tidak menangis. Bagaimanapun mereka masih punya rasa kemanusiaan, mereka akan menjadi anak yatim setelah ini dan status itu tidak bisa mereka hindari.

"Aku tau... aku tau itu... maafkan aku..." Jawab Yunho penuh penyesalan. Wendy memejamkan kedua matanya sembari mengusap lembut punggung sang paman. "Tidak, berhenti meminta maaf. Kau datang menyelamatkan kami, terima kasih."

Yunho melepaskan pelukannya pada Wendy kemudian beralih memeluk Rose yang langsung membalas pelukannya tak kalah erat.

Tanpa Wendy sadari Jaehyun sudah berdiri di hadapannya. Teman-temannya yang lain tersenyum melihat keberanian Jaehyun untuk menunjukan apa yang ia rasakan di tempat umum.

Wendy menaikkan pandangannya ketika menyadari ada sepasang sepatu yang berdiri dekat dengannya. Jaehyun membentangkan kedua tangannya, memberi isyarat bahwa Wendy boleh memeluknya.

Wendy berjalan pelan kemudian benar-benar membiarkan Jaehyun memeluknya di depan umum. Jaehyun sempat tertegun karena ia sudah bersiap untuk menanggung rasa malu jika ternyata Wendy menolak tawaran pelukannya.

Jaehyun memeluk erat tubuh rapuh Wendy. "Kau boleh menangis dan kau tau itu kan?" Bisik Jaehyun. Tak lama kemudian bahu Wendy bergetar, pertanda ia menangis. Jaehyun menekan kepala Wendy lebih dalam ke pelukannya.

Yunho menatap interaksi tersebut dengan hangat. Rose disisi lain masih berusaha untuk tidak ikut menangis selagi Johnny menggenggam tangan kanannya dengan erat sembari menatapnya cemas.

Tak pernah terpikirkan barang selintas di benak Yunho bahwa kehadirannya ternyata membawa hal lain selain kehangatan keluarga. Ia juga secara tak sengaja mempertemukan empat insan yang ternyata menemukan satu sama lain di situasi kacau ini.

...

"Kalian boleh pergi bersama mereka jika kalian mau. Lagipula tugas mereka di kepolisian sudah selesai." Tawar Yunho pada Wendy dan Rose bermaksud membiarkan kedua pasangan itu berkencan.

"Kami akan pergi mengunjungi makam Chanyeol... jika boleh." Tanya Rose. Yunho menganggukan kepalanya. "Tentu saja. Aku percaya pada Jaehyun dan Johnny. Kembali dengan selamat dan hati-hati."

...

Johnny menyetir sementara Jaehyun yang duduk di sebelahnya terus bercerita sembari menatap jalanan. Wendy dan Rose disisi lain saling terdiam .

"Kalian sudah makan?" Tanya Johnny. Jaehyun setengah menoleh ke belakang sedangkan Wendy secara reflek menjawab, "Belum..."

"Mau makan dulu?" Kini Jaehyun yang bertanya. Wendy menatap Rose yang kebetulan juga menatapnya. "Terserah. Jika kalian lapar, kami akan ikut saja." Jawab Rose.

"Tidak, tidak. Aku akan mengikuti kesayanganku, jadi keputusannya ada padamu." Jawab Johnny manja. "Iyuwh..." Wendy reflek menjawab.

"Wendy, kau tidak perlu terlalu jujur begitu. Aku sedih." Protesnya setelah mendengar respon Wendy yang diluar dugaan. Jaehyun tertawa. "M-Maaf aku tidak kuasa memberi respon begitu ㅋㅋㅋ"

CORDOLIUM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang