Yoo!
Jangan lupa meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.
Stay safe!
Sorry for typo!
Enjoy
✨✨
"Rimba kok pagi-pagi gini udah mau kerja?" Tanya Dara saat dirinya turun dan melihat Rimba yang sudah rapi dengan pakaiannya.
Rimba menoleh menatap Dara, ia sedikit ngeri saat melihat wanita itu menuruni tangga dengan perut besarnya itu.
Bagaimana jika Dara jatuh lalu menggelinding layaknya bola?
"Ada urusan" jawab Rimba.
"Nanti kamar lu pindah aja di kamar gua, biar gak perlu naik tangga. Gua cabut dulu" ucap Rimba lalu berlalu dari hadapan Dara.
Dara mengernyit menatap jam yang ada di tangannya, padahal baru jam enam, mengapa Rimba sudah bekerja?
Dara mengendikkan bahunya acuh, terserah laki-laki itu saja. Kenapa Dara harus repot memikirkannya.
Dara segera memasak, nampaknya dirinya harus mengundang Nia atau Vina ke rumah hari ini agar tidak merasa kesepian.
Rimba mengemudikan mobilnya menuju kantornya. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Rimba memarkirkan mobilnya di parkiran. Ia menghela nafasnya saat ada beberapa karyawan yang baru saja masuk. Rajin sekali, pikirnya.
Melihat banyaknya karyawan yang bergantung hidup di kantornya ini, bagaimana bisa Rimba biarkan mereka kehilangan pekerjaan?
Ia langsung menuju ruangannya tanpa menjawab salam dari bawahannya. Ia langsung menuju ruangannya, menunggu teman-temannya untuk datang.
Entah sudah berapa lama Rimba mengotak-atik komputernya, akhirnya Dika dan Adit datang dan langsung masuk ke dalam ruangannya.
"Sumpah ya Rel, gua baru bangun lu minta buat dateng ke kantor pagi-pagi gini. Kesambet apaan lu" ucap Dika sambil duduk di sofa ruangan Rimba.
"Iya anjir, gua baru bangun udah langsung di suruh ke sini. Mandi aja kagak gua" sahut Adit.
"Reza sama Bendi mana?" Tanya Rimba.
"Di jalan palingan"
"Buset dah, gua masih ngantuk asli!" Ucap Dika sambil merebahkan dirinya di atas sofa milik yang ada di ruangan Rimba.
"Nah tuh dua orang baru dateng" ucap Dika sambil menunjuk Reza dan Bendi yang baru saja datang.
"Ada apaan woy? Gua baru habis nyusuin anak gua di suruh kesini" ucap Bendi.
"Iya anjir, ada apaan sih?" Kesal Reza.
"Banyak bacot, mau duit kaga?" Tanya Rimba.
"Ya jelas mau" jawab mereka serempak.
"Ya udh kerja"
"Hah?"
"Budek apa gimana? Kerja lah. Gih sana kerja" ucap Rimba sambil mengusir teman-temannya.
"Gini doang? Gua kira apaan anjir!"
"Gua ampe lupa pakai sempak, goblok!" Ucap Reza sambil keluar dari ruangan Rimba.
"Jam kerja sejam lagi Rel, gua harusnya dapet mimpi sekali lagi ini " ucap Dika sambil mendengus kesal.
"Bener-bener ya, tau gini gua nyusuin anak gua tadi. Mana gua tinggal gitu aja, si Vina belum bangun" umpat Bendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, DADDY [END]
RomanceBaca aja lah, bingung ngasih deskripsi apa. [Belum di revisi] Sequel of Berandalan