✨Indah pada waktunya✨"Lagi dad, lagi" ucap Elangit kegirangan sambil bertepuk tangan saat melihat Jefran di lempar ke atas oleh daddy mereka. Kini mereka sedang berada di taman belakang karena mereka bertiga habis senam pagi, entah benar senam pagi atau hanya alibi saja agar tidak membantu Dara di dapur.
"YA AMPUN RIMBA! ANAKNYA KENAPA DI LEMPAR-LEMPAR GITU?" pekik Dara saat melihat Rimba yang melemparkan Jefran ke atas.
Jantungnya nyaris merosot ke lambung saat Rimba hampir tidak bisa menangkap Jefran karena terkejut dengan pekikan nya.
Dara berjalan cepat mendekati tiga orang itu, ia berkacak pinggang sambil mendelik menatap Rimba.
"Kalian ngapain tadi hah? Gimana kalau jatuh?" Kesal Dara membuat Jefran dan Elangit menunduk.
"Maaf mama" cicit Jefran dan Elangit bersamaan.
Dara menghela nafasnya, lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan kedua anaknya.
"Jangan gitu lagi, mama khawatir. Gimana kalau kalian jatuh? Nanti mama nangis" ucap Dara. Jefran dengan cepat menggeleng, lalu menepuk pipi Dara pelan.
"Mama nya Jef gak boleh nangis, maafin Jef ya ma" ucap Jefran lagi-lagi menepuk pelan pipi Dara.
Elangit mengangguk, lalu menjewer kedua telinganya.
"Maafin El ya ma, janji enggak gitu lagi. Kalau mama mau marah, marahin aja daddy" ucap El sambil menunjuk Rimba.
"Anak laknat!" Umpat Rimba dalam hati.
"Dia anak gua bukan sih? Kok kayak ada dendam sama gua" gerutu Rimba.
"Kalian masuk gih, mandi terus ganti baju. Bisa kan?" Tanya Dara.
"Bisa ma, Jef sama El kan udah gede" ucap Jefran lalu menarik tangan Elangit agar mengikutinya.
Dara menatap kedua bocah yang kini sudah berusia 4 tahun itu, anaknya sudah tumbuh besar.
"Anak gua udah gede aja" ucap Rimba membuat Dara menoleh.
"Iya anaknya udah gede, tapi bapaknya kayak anak kecil!" Ejek Dara.
"Dih, apanya gue gede ya!" Balas Rimba tak terima.
"Kalau iya, kenapa Rimba malah lempar-lempar anak nya kayak gitu? Itu gak boleh, kalau jatuh gimana? Bahaya tau" omel Dara.
"Nyenyenye"
PLAK!!
Dara memukul keras dada Rimba, membuat laki-laki itu tersedak.
"KDRT, ANJIR!"
"Gua laporin lu ke kak Seto" ucap Rimba sambil berlari ke dalam rumah.
Dara mendengus kesal melihat tingkah Rimba yang makin hari makin tidak jelas. Dara takut jika kedua anaknya akan tertular seperti bapaknya, bisa pecah kepalanya jika menghadapi tiga orang dengan sifat yang sama. Jangan sampai!
Dan lagi-lagi rumah itu di penuhi dengan teriakan-teriakan dari Elangit dan Rimba.
Ya Tuhan, Dara harus banyak-banyak bersabar.
"EL JANGAN LARI-LARI, PAKAI BAJUNYA! NANTI BURUNGNYA LEPAS!" Teriak Rimba dari dalam rumah.
"Ya ampun El ayo pakai bajunya! Nanti burung El lepas! Malu di liat tetangga!" Ucap Rimba sambil berlari untuk mengejar Elangit.
"GAK MAU DAD!"
Jefran hanya duduk manis melihat daddy nya dan juga Elangit yang kejar-kejaran. Ia dengan santainya menarik selimut lalu memilih untuk memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, DADDY [END]
RomanceBaca aja lah, bingung ngasih deskripsi apa. [Belum di revisi] Sequel of Berandalan