Yooo!Jangan lupa meninggalkan jejaknya, apapun itu aku sangat menghargainya.
Sorry for typo.
Enjoy!
✨✨✨
"Bercanda" ucap Dara tertawa saat melihat wajah bingung Rimba.
Dara bangun dari tempatnya, lalu kembali membereskan semua barang-barangnya.
"Apaan sih, gak jelas banget lu" ucap Rimba mendengus kesal.
Dering hp dari kantong celana Rimba mengalihkan fokus Dara. Wanita itu mengernyit saat Rimba mengangkatnya dengan tergesa-gesa.
"Kenapa?"
Dara menguping pembicaraan Rimba membuat laki-laki itu mendorong pelan jidat Dara.
"Lu udah minum obat?" Tanya Rimba membuat Dara makin bingung.
"Gua ke sana sekarang" Rimba menutup panggilan teleponnya, sedangkan Dara mengernyit menunggu penjelasan dari laki-laki itu.
"Sia-"
"Rexha" jawab Rimba cepat.
"Mau kemana? Rimba kan baru pulang" ucap Dara saat Rimba hendak pergi lagi.
Ayolah, laki-laki itu baru pulang. Masa sekarang Rimba pergi lagi? Laki-laki itu tidak jadi membantunya kah?
"Mau ke apartemen Rexha, dia sakit" balas Rimba.
"Tapi kan-"
"Bye" ucap Rimba segera berlalu dari hadapan Dara.
Dara melihat punggung Rimba yang kian menghilang. Wanita itu lagi!
Dara mencengkram gemas samping bajunya, menggertakan giginya menahan sesuatu yang bisa saja meledak-ledak. Ia menarik nafasnya, lalu mengukir senyum terbaiknya.
Tidak, seorang Dara bukanlah orang yang pemarah. Dara adalah wanita penyabar dengan hati yang lemah lembut, lugu dan polos.
Senyum, Dara tak pernah lepas dari kata itu. Senyum sudah identik dengan nama Dara.
Dara menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, memasang senyum manis hingga matanya menyipit.
"Gak apa, Rexha harus menikmati kebahagian ilusi ini. Sebelum semua Dara hancurkan sampai wanita itu gak sanggup menampakan wajahnya lagi. Seperti Maya, contohnya"
Farrel menyayanginya kan? Semua ucapannya pasti akan di turuti. Nampaknya Rexha ingin menjadi Maya yang kedua.
"Jagain Rexha ya Rimba"
Dara menggelengkan kepalanya pelan, lalu kembali merapikan pakaiannya. Ketukan pintu mengalihkan perhatiannya, lalu dengan langkah pelannya Dara menuju pintu untuk membuka siapa yang sedang mengetuk pintu rumahnya dari luar.
"Sore kak" ucap Raka dengan boneka panda yang ukurannya lumayan besar.
"Raka!" Pekik Dara girang apalagi dengan Raka yang membawa boneka besar di tangannya.
"Buat kakak?" Tanya Dara.
"Iya, nih" ucap Raka sambil menyerahkan boneka yang ia pegang untuk Dara.
"Ya ampun, makasih ya Raka. Masuk dulu yuk" ajak Dara sambil menarik tangan kanan Raka.
"Bang Farrel kemana? Belum pulang dia?" Tanya Raka sambil melihat sekeliling rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, DADDY [END]
RomanceBaca aja lah, bingung ngasih deskripsi apa. [Belum di revisi] Sequel of Berandalan