Trouble

162 24 5
                                    

"Jadi apa kau masih marah padaku?"

Ya sekarang Jimin dan eunha tengah berada diapartemen pria itu, setelah beberapa peristiwa yang dialami digedung agensi tadi akhirnya jimin mengajak gadis itu untuk ke apartemennya. Seperti yang ia janjikan tempo hari lalu jika ia akan mejemput eunha dan mengajaknya ke apartemen.

"Tadi itu maksudnya apa?" ucap eunha pelan.

Jimin yang kini duduk disebelah eunha memiringkan tubuhnya menghadap eunha, tangan jimin terangkat untuk menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Apanya?" Tanya Jimin.

oh tuhan, yang benar saja. Apa harus eunha mengucapkannya dengan jelas. Pria park didepannya ini sungguh menyebalkan, masa iya eunha harus secara blak blakan bicara tentang hal yang terjadi di basement gedung bighit beberapa jam lalu.

Eunha memutar matanya malas dan tidak menjawab pertanyaan jimin tadi. Jimin terkekeh pelan.

"Ciuman tadi?" Jimin menundukkan kepalanya menatap kedua tangan eunha yang ada digenggamannya. "Menurutmu apalagi? Aku menciummu karena aku ada rasa padamu" lanjutnya.

Eunha menolehkan kepalanya begitu mendengar ucapan jimin barusan, apa pria itu bermain main dengannya? Oh sungguh park jimin. Jantung eunha berdetak lebih cepat sekarang.

"Kau bilang pada Jin sunbae jika kau sama sekali tidak ada perasaan padaku" Eunha menarik kedua tangannya yang digenggam oleh jimin. Jimin hanya menatap eunha dan terdiam menunggu ucapan gadis itu selesai. "Dan sekarang kau bilang padaku jika kau memiliki rasa untukku? Oppa geumanhae, jangan memberiku harapan lebih besar lagi jika memang kanu tidak ada rasa padaku. Aku rasa aku sudah salah paham selama bertahun tahun karena sikapmu yang begitu lembut padaku" lanjutnya.

"Apa kau mendengar dari awal sampai akhir percakapanku dengan Jin hyung?" Tanya Jimin.

Eunha melirik Jimin sekilas lalu kembali membuang pandangannya kearah lain. Eunha menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.

"Memangnya apa yang kau dengar?hanya itu bukan?" Tanya jimin lagi.

Eunha kembali menganggukkan kepalanya pelan.

"Lalu hanya karena satu kalimat itu bisa membuatmu berfikiran jika aku mempermainkanmu dengan memberimu sebuah harapan yang tidak pasti? Eunha-ssi kita sudah cukup lama dekat bukan? kau tau aku pria macam apa" ucap Jimin panjang lebar.

Eunha membenarkan ucapan jimin barusan, ia hanya mendengar sepenggal kalimat saat itu dan ia tidak mendengar keseluruhan dari pembicaraan mereka berdua. Jimin kembali menarik tangan eunha mengenggam dan mengelus lembut tangan gadis itu. Jimin menatap kedua mata bulat eunha dan tersenyum tipis.

"Aku hanya gengsi saja mengakui ke para member jika aku memiliki rasa padamu, aku tidak ingin diejek oleh mereka. Kau kan tau sendiri mereka seperti apa" Jimin tersenyum dan mengelus kepala eunha, Menariknya agar bersandar didadanya. "Apa kau percaya padaku sekarang?" Tanya jimin.

Eunha tersenyum dan memeluk tubuh jimin, eunha memejamkan kedua matanya dan mencium aroma tubuh jimin yang sangat memabukkan itu. Aroma pria itu benar benar berbeda dan sangat maskulin.

"Aku percaya oppa" Jawab eunha.

Jimin tersenyum, menghela nafas pelan. Jimin lega karena itu artinya eunha tidak mendengar ucapan jin jika ia menyukai eunbi sejak lama. Dan eunbi tidak akan terkena masalah apapun karena ini. Eunha terlalu polos bahkan gadis itu percaya dengan bualan yang dikeluarkan dari mulut jimin beberapa menit yang lalu. Sebenarnya jimin tidak tega melakukan ini padanya, tapi rasa cintanya pada eunbi membuatnya selalu ingin melindungi eunbi dari apapun.

Labyrinth Where stories live. Discover now