The beginning of the lie

135 21 3
                                    

"Jungkook-ah" panggil yoongi yang kini berdiri diambang pintu kamarnya. Jungkook tak bergeming atau pun bergerak, ia masih diam sembari memegangi kepalanya yang terasa pening. Semuanya sangat rumit dan memuakkan.

karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang maknae, yoongi memutuskan untuk memasuki kamar jungkook yoongi menutup pintu kemudian berjalan menghampiri jungkook. Mendudukan diri disamping jungkook kemudian terkekeh pelan. "Eunbi ya?" Ucap yoongi pelan namun jungkook masih bisa mendengarnya.

yoongi tersenyum tipis kemudian bangkit dari duduknya berjalan mendekati jendela membuka gorden dan jendela lalu menatap keluar melihat suasana malam, yoongi mengeluarkan benda persegi dari kantong belakang celananya kemudian mengeluarkan sebatang rokok dan menjepit sebatang rokok itu dibibirnya.

Jungkook sudah tidak terkejut lagi melihat itu, menurutnya itu adalah hal biasa. Yoongi mulai menyalakan putung rokoknya, menghisap dan mengeluarkan asap dari mulut dan hidungnya. "Apa perlu sampai baku tonjok seperti tadi?" Tanya yoongi dengan nada yang begitu tenang.

Yoongi adalah orang yang tepat untuk menasehati member bangtan, tak hanya sekali dua kali. Mereka bertujuh kerap kali mengalami perbedaan pendapat dan berakhir dengan mendiami satu sama lain, yoongi tipikal orang yang tenang dalam menghadapi suatu masalah. Segala ucapan yang dikeluarkan dari bibirnya tidak pernah mengecewakan.

Jungkook mengusap wajahnya gusar, berkali kali juga ia mengacak rambutnya asal. "Maafkan aku hyung, aku hilang kontrol" jawab Jungkook.

"Tidak apa, itu sebuah hal yang wajar. Kau masih sangat muda begitupun dengan Jimin. Terlibat perkelahian bukan sesuatu yang amat buruk" yoongi mengantungkan perkataannya "terlebih lagi ini soal wanita" lanjutnya sembari tertawa pelan.

Yoongi membalikkan tubuhnya, berjalan menghampiri jungkook lalu menepuk pelan pundak jungkook. "Eunbi masih terlalu dini untuk diterpa skandal, ku harap baik kau ataupun Jimin jangan terlalu sering bertemu dengan eunbi" yoongi tersenyum tipis "Gadis itu mempunyai mimpi, jadi ku harap kalian berdua tidak menghancurkan mimpi eunbi. Gadis itu sudah berjuang bertahun tahun disini, namun ia tidak mendapatkan yang ia inginkan sampai akhirnya memberanikan diri untuk keluar dan memperjuangkan debutnya. Kuharap kau memahami dengan baik ucapanku barusan" lanjutnya, setelah itu yoongi berjalan keluar. Baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, ia kembali membalikkan tubuhnya dan melemparkan permen kearah jungkook. Dengan sigap jungkook menangkap permen yang tadi dilempar yoongi, yoongi terkekeh dan memutuskan untuk keluar dari kamar jungkook.

Jungkook menatap permen yang tadi yoongi lemparkan padanya, kemudian terkekeh pelan.

"Yoongi hyung benar, aku tidak bisa seperti ini" gumam jungkook pelan.

Disisi lain kini Jimin membaringkan tubuhnya diatas kasur king size miliknya, menatap langit langit kamarnya. "Aku dan Jungkook, apakah aku salah?" jimin menghela nafasnya "aku tidak bisa merelakan wanita yang aku cintai begitu saja..." jimin memijat kepalanya yang terasa pening "apapun yang terjadi, aku akan mempertahankan eunbi" gumam jimin. Pria itu kini memejamkan matanya.

"Apa yang harus aku lakukan pada temannya eunbi?haruskah aku bersikap baik padanya?" Jimin menarik rambutnya kasar "Aish! Aku bahkan tak mengenalnya sama sekali"





___________________





Hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan untuk seorang jung eunha, setelah melakukan latihan dan beberapa rekaman untuk persiapan debutnya yang hanya tinggal menghitung hari. Gadis mungil itu sibuk dengan dirinya sendiri, ia bahkan menghabiskan waktu berjam jam didalam kamar mandi. Entah apa yang ia lakukan sampai memakan waktu selama itu.

Labyrinth Where stories live. Discover now